0.1

2.2K 242 8
                                    

HAPPY READING

"Halo, sayang?"

"Hm?"

"Udah makan?"

"Udah."

"Yah, padahal aku mau ajak makan diluar."

"..."

"Tae? Kamu sibuk?"

"Hm."

"Okay, I'll call you later."

"Hm."

"Love..." tut tut tut.

Selalu seperti itu. Entah sudah berapa lama Taehyung bersikap dingin pada Wendy, kekasihnya sendiri.

Mungkin sejak awal mereka berpacaran.

Wendy mencintai Taehyung, dan Wendy pikir Taehyung juga mencintainya. Kalau tidak, untuk apa Taehyung mengajak Wendy berpacaran setahun yang lalu?

Tapi Taehyung selalu memberikan respon dingin kepada Wendy.

"Nggak jadi?" tanya Seulgi, teman sekaligus rekan kerja Wendy di butik pakaiannya.

Wendy menoleh dan tersenyum kecil, berusaha menyembunyikan kekecewaannya untuk kesekian kalinya.

"Kayaknya Tae sibuk banget. Mungkin ntar malem gue masak aja buat dia."

Seulgi menggeleng-geleng tidak habis pikir dengan sahabatnya yang bisa sesabar itu.

"Lo cinta banget ya sama si Taehyung? Dari awal pacaran kita semua udah liat betapa dia cuek sama lo, tapi lo tetep bisa senyum kaya gitu. Lo nggak capek, Wen? Kita semua sahabat lo aja liatnya capek."

"Mau gimana lagi, Seul. Gue cinta sama dia. Walaupun gue nggak tau dia cinta sama gue apa nggak. Tapi gue selalu mikir buat apa dia nembak gue waktu itu kalo dia nggak suka sama gue? Mungkin itu cara dia mencintai gue?" jawab Wendy tidak yakin. Tapi berusaha untuk tetap yakin.

"Terserah lo deh, ini hidup lo. Tapi kalo lo butuh cerita, you know you can count on us, okay?"

Wendy tersenyum dan memeluk Seulgi. Dia bersyukur memiliki sahabat seperti Seulgi dan yang lainnya, yang selalu bisa diandalkan dalam setiap masalah.

"Gimana persiapan acara pertunangan lo?" tanya Wendy mengalihkan pembicaraan yang membuatnya sakit.

Seulgi tersenyum malu mendengar pertanyaan Wendy.

"Udah banyak yang siap kok. Tinggal tunggu gaun gue jadi aja."

"Aduh akhirnya dilamar juga ya lo. Padahal dulu pas dideketin Jimin lo sok-sok-an nggak sudi, akhirnya jatuh juga kan."

"Itu kan dulu, Wen. Jangan dibahas lagi ah, gue malu."

"Hahaha..."

I found a love, for me...🎶

Ketawa mereka terhenti karena handphone Seulgi yang berbunyi.

"Hmm, dari ayang Jimin tuh. Angkat dulu." kata Wendy setelah melihat caller id di layar handphone Seulgi.

Seulgi tersenyum malu dan segera mengangkat panggilan dari calon tunangannya.

Wendy pun segera beranjak dari sana untuk memberikan privacy kepada sahabatnya.

Melihat hubungan Seulgi dan Jimin terkadang membuat Wendy iri.

Kenapa Taehyung tidak bisa seperti Jimin yang selalu membuat Seulgi tersenyum dan tertawa bahagia?

Wendy menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, membuang jauh-jauh pikiran negatifnya.

Tiba-tiba bahunya ditepuk.

"Wen? Lo nggak apa-apa?" Seulgi bertanya bingung melihat sahabatnya geleng-geleng kepala.

"Hah? Oh, nggak apa-apa kok."

"Gue keluar dulu ya? Jimin pengen gue ke kantornya." pamit Seulgi.

"Oke, bye!"

Sepeninggal Seulgi, Wendy langsung terduduk lemas.

Teringat kembali pada kekasihnya. Rasa iri pada hubungan Seulgi-Jimin menyeruak kembali, membuatnya sedih.

Taehyung bahkan selalu memberi alasan pada Wendy agar tidak ke kantornya. Entah kenapa.

Tiba-tiba dia teringat pada sahabatnya yang bekerja di kantor Taehyung.

Wendy pun mengeluarkan handphone nya dan mendial nomor seseorang.

tbc.

Painful Love | wenv✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang