Setelah berkata begitu, Taehyung langsung menidurkan tubuhnya di kasur dan menarik Wendy untuk tidur bersamanya.
"Eh?"
"Tidur, aku capek." kata Taehyung singkat.
Wendy akhirnya merileks kan badannya dan berusaha untuk tidur.
Tapi dia tidak bisa menghilangkan rasa penasarannya akan keanehan kekasihnya hari ini.
"Tae? Udah tidur?"
"Mmm."
"Aku pengen tanya."
"Apa?"
"Kamu sebenernya kenapa hari ini? Kenapa tadi..." belum selesai bertanya, Wendy dikejutkan oleh Taehyung yang tiba-tiba membalikkan tubuhnya keatas Wendy, membuat Wendy kaget sekaligus gugup.
"Kamu pengen tau?" tanya Taehyung sambil menatap Wendy tajam.
Wendy mengangguk gugup.
"Walaupun itu bakal nyakitin kamu?"
Deg. Jantung Wendy seperti berhenti saat Taehyung bertanya seperti itu.
Apa itu ada hubungannya dengannya?
Apa Wendy membuat Taehyung marah?
Wendy pun mengangguk pelan, ragu akan keputusannya.
"Aku nggak cinta sama kamu."
Deg.
Dunia Wendy seperti hancur detik itu juga. Tidak sadar bahwa air matanya sudah meluncur dengan deras.
Dia sadar kalau dia menangis saat Taehyung mengusap air matanya dengan tangan kasarnya.
"Kamu nggak bohong?" tanya Wendy berusaha menahan air matanya untuk terus keluar.
"Buat apa aku bohong?"
Wendy meraup oksigen sebanyak mungkin.
Setelah hatinya diterbangkan begitu tinggi, sekarang dihempaskan ketitik yang paling rendah.
"Terus kenapa kamu peluk aku tadi?"
"Setahun yang lalu, aku nyatain perasaan ke cewek yang aku sayang. Tapi dengan kejam dia nolak aku dan menyuruh aku untuk nembak sahabatnya.."
"..saking sayangnya, aku nurutin dia dan nembak cewek yang nggak aku sayang. Buat buktiin kalo aku sayang banget sama dia." lanjut Taehyung.
Wendy sudah tidak bisa menahan air matanya. Dia berusaha mendorong Taehyung, tapi kekuatannya tidak sebanding dengan Taehyung, ditambah dia sedang merasa lemah setelah mendengar perkataan Taehyung yang sangat menyesakkan.
"Siapa?" tanya Wendy.
Taehyung mengabaikan pertanyaan Wendy dan melanjutkan ceritanya, "Sejak itu, aku berusaha buka hati aku. Tapi tetep nggak bisa. Sedangkan cewek yang aku sayang maksa aku buat cinta sama cewek itu. Aku berusaha bertahan sama cewek yang nggak aku sayang, dan mempertahankan cewek yang aku sayang biar tetep ada disekitar aku. Apapun caranya." Wendy memilih menenggelamkam dirinya di kolam buaya daripada harus mendengarkan cerita Taehyung yang sangat menyakitkan.
Wendy menggigit bibirnya dan terus berusaha mendorong Taehyung hingga dia kelelahan.
"Cukup, Tae."
"Mau aku paksa sampe kapanpun, aku nggak bakal bisa cinta saka cewek itu dan ngelupain cewek yang aku sayang."
"Cukup..."
"Puncaknya adalah hari ini. Aku selalu berusaha menghindari cewek itu, tapi cewek yang aku sayang berusaha menggagalkan segalanya dengan kata-kata 'kalo kamu cinta sama aku'. Aku capek. Aku pengen luapin semuanya. Dan itu yang kamu liat tadi, adalah hasil dari segalanya."
Wendy benar-benar memilih mati daripada mendengarkan semua kalimat-kalimat dari mulut kekasihnya yang seakan-akan menusuknya dan membunuhnya perlahan.
"Cukup. Nggak perlu dilanjutin. Cukup... Cukup..." kata Wendy sesenggukkan sambil menutup telinganya.
Bibirnya berdarah karena digigit sedari tadi. Dadanya sesak, seperti seseorang menekannya dengan keras.
"Aku...mau pergi."
"Aku cinta banget sama dia, Wen. Banget."
"CUKUP!!!" teriak Wendy didepan wajah Taehyung.
Entah darimana tenaganya, akhirnya dia berhasil mendorong Taehyung.
Dia beranjak dari tempat tidur Taehyung dan berlari menuju pintu kamar sempoyongan.
Sebelum Wendy membuka pintu, Taehyung memegang lengan Wendy.
Seakan belum puas menyakiti Wendy, dia bertanya, "Kamu nggak mau tau siapa cewek itu? Kamu kenal banget."
"... Irene."
Wendy berusaha melepaskan cengkraman Taehyung yang semakin menyakiti lengannya. Hingga akhirnya lelah dan jatuh terduduk.
Menangis tanpa suara.
"Kita sama-sama sakit, Wen. Aku nggak bisa bahagia sama cewek yang aku sayang. Jangan bertindak seolah-olah kamu yang paling tersakiti disini."
Wendy kembali menggigit bibirnya yang sudah berdarah.
Dia lelah menangis, tetapi air matanya tidak bisa berhenti. Dia ingin berteriak. Hatinya begitu sakit.
Tiba-tiba Taehyung ikut bersimpuh dihadapannya dan menangis.
Wendy semakin tidak bisa menahan air matanya ketika melihat laki-laki yang menjadi pusat hidupnya ini menangis.
Karena gadis lain.
Wendy beranjak mendekati Taehyung, mengusap air matanya. Memeluk Taehyung penuh kasih sayang.
Berusaha meredam kesakitannya sendiri.
"Maaf. Maaf. Maafin aku." gumam Wendy sambil memeluk kepala Taehyung yang tertunduk.
Mengecup puncak kepala laki-laki itu pelan. Mengusap kepala dan punggungnya lembut.
Lebih baik dia yang sakit, dibandingkan melihat laki-laki dipelukannya ini kesakitan. Sungguh.
"Maafin aku... Aku nggak tau...kalo kamu selama ini menderita. Maafin aku. Aku egois... aku nggak pernah tanya perasaan kamu. Aku..." Wendy tidak sanggup lagi.
Mereka sama-sama menangis.
Mereka sama-sama menganggap jika luka Taehyunglah yang paling besar disini.
03.00
Wendy terbangun dari tidurnya dengan sakit kepala yang luar biasa.
Bagaimana tidak sakit kepala jika semalaman dia menangis seperti tidak ada hari esok.
Yang terakhir dia ingat adalah dia menuntun Taehyung untuk tidur dikasur, sedangkan dia tidur sambil terduduk dibawah kasur Taehyung dan menggunakan tangan untuk bantalnya.
Dia menangis mengingat percakapan mereka yang terakhir.
Dia benar-benah hancur. Dan tetap merasa bersalah pada Taehyung, menganggap Taehyunglah yang paling hancur disini.
Dia segera beranjak dari kamar Taehyung, takut membangunkan tidur nyenyak Taehyung dengan tangisannya.
Sebelum benar-benar pergi, dia mengecup dahi Taehyung penuh kasih sayang.
"Aku sayang kamu, Kim Taehyung-nya Wendy."
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Love | wenv✔️
FanfictionKenapa mencintai seseorang bisa begitu menyakitkan?