Chapter One

195 13 0
                                    

"Oppa~ Bangun dong! Anterin ke sekolaahh!"

Lelaki tan itu tidak menghiraukan panggilan adik bungsunya. Dengan posisi tubuh terlentang ia menutup wajahnya dengan bantal. Ini hari Sabtu dan artinya tidak ada kelas di kampus. Yang artinya lagi ia bisa bermalas-malasan sampai siang nanti.

"Yak!" Buk!

"Aw!" rintih lelaki tan itu.

Matanya menatap gadis remaja berpakaian seragam SMP yang kini tengah berdiri di hadapannya menatapnya kesal.

"Aku bilang, antarkan aku ke sekolah. Kau sudah lupa pesan eomma semalam, hah?!" bentak gadis itu.

"Yak, Kim Mingyu!" teriak gadis itu lagi pada kakak laki-lakinya yang tidak beranjak dari posisi awal.

"Tidak sopan. Bisakah kau sopan sedikit pada kakakmu ini, Kim Minseo?"

Laki-laki tan bernama Mingyu itu kini sudah duduk di kasurnya, hendak bersiap mandi. Ia berjalan dengan sedikit terhuyung, melewati Minseo, adiknya, yang masih menatapnya kesal.

"Bagus. Mandi yang cepat dan dalam 10 menit aku akan menemuimu di mobil". Lalu gadis itu pergi keluar dari kamarnya

"Dasar", umpat Mingyu kesal.

ʕ•ﻌ•ʔ

"Ada urusan apa sampai-sampai hari Sabtu pun kau harus ke sekolah?"

Minseo menatap kakaknya dengan tatapan bingung. Kedua alisnya mengerut, heran.

"Kau benar-benar sedang mabuk, ya? Atau kau masih tertidur?" tanyanya sembari menyentuh dahi kakaknya itu.

Mingyu lebih heran lagi. "Apa maksudmu?"

"Semalam sebelum eomma dan appa berangkat ke New York, aku sudah bilang kalau hari ini aku ada persiapan untuk pentas seni di sekolah. Eomma memintamu untuk mengantarku ke sekolah. Dan kau mengiyakan," jelas Minseo. "Kau kenapa? Semalam kau tampak sehat?"

Mingyu terhenyak. Semalam yang ia ingat adalah ia pulang dari bar bersama Seungcheol dan Soonyoung. Setelah sebelumnya ia putus dari Tzuyu.

Ah, pikirannya pasti sedang kacau.

"Maaf" jawabnya. "Aku pasti sedang banyak pikiran. Maafkan aku."

Minseo menghela napas. Ia mengerti. Semalam kakaknya pulang dalam keadaan mabuk setelah makan malam. Kakaknya menggumam tidak jelas. Yang bisa Minseo tangkap adalah Mingyu dan Tzuyu putus hubungan.

"Aku maafkan."

Lalu hening. Minseo sibuk dengan ponselnya dan Mingyu sibuk mengawasi jalanan. Ia larut dalam pikirannya.

"Aku tahu ini berat. Maafkan aku"

"Tapi kau bahkan sudah berjanji"

"Maaf, Gyu. Aku tidak bisa melawan kehendak orang tua"

"Kau bahkan tidak berkata tidak pada kedua orang tuamu"

Mingyu menjadi kalut. Ia tidak bisa berpikir. Di depan gadis yang disayanginya ini, ia hanya bisa diam dan mendengarkan. Ia bingung.

"Aku harap kau juga bahagia. Kau pasti akan menemukan yang lebih baik dariku. Pasti"

Tzuyu mengusap air mata Mingyu yang entah kenapa mengalir dengan sendirinya.

HappierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang