"Demi Tuhan" decak Mingyu.
"Kalian belum juga pulang?" tambahnya lagi melihat kedua sahabatnya masih berdiam di rumahnya.
Seungcheol yang saat ini berkutat dengan laptop Mingyu dan Soonyoung yang tidur tengkurap di kasur Mingyu. Mingyu menggelengkan kepala melihat keduanya.
"Beri aku satu jam lagi. Aku masih memproses kejadian tadi"
Itu Soonyoung. Ia tampak sangat lesu sepulang menjemput Minseo. Sejak dua jam ia tiba di rumah Mingyu Soonyoung tidak mengubah posisi tidurnya. Dan Mingyu tidak tahu kenapa sampai Minseo bercerita padanya saat ia turun ke dapur untuk mengambil minuman.
"Ck. Kau ini. Bahkan orang itu lebih kecil dari badanmu. Kenapa kau takut?" tanya Mingyu lagi.
"Matanya..." lanjut Soonyoung "...mengerikan" sambil bergidik. Soonyoung mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang. Ia menatap Mingyu yang kini kembali duduk di mejanya dan menggambar. Soonyoung mengerutkan kening.
"Kau kenapa?" tanya Soonyoung. "Tidak biasanya kau menggambar. Sudah sekian lama sejak kau kembali menggambar. Kau ada masalah?"
Mingyu diam saja. Ia baru sadar. Ia kenapa sebenarnya?
Mingyu punya kebiasaan menggambar ketika sedang ada masalah. Sejak kecil ia suka menggambar. Namun sejak kecelakaan, Mingyu berhenti dari hobinya itu. Ia hanya menggambar disaat ia merasa kesal atau frustasi. Dan hasilnya menakjubkan ketimbang saat ia sedang senang.
Dan ia menggambar lagi. Saat ini. Kenapa?
"Efek putus, mungkin" jawab Mingyu sekenanya.
Dan Soonyoung hanya ber-ooh ria.
"Kami menginap disini, ya?" ujar Seungcheol tiba-tiba. Mingyu mendelik. "Apa?" tanyanya.
Seungcheol tersenyum. Lalu menunjukkan layar laptop yang ada di pangkuannya.
"Koneksi internet disini sangat sangat baik. Dan aku harus streaming MV Pristin. Kau tahu, lagu mereka sangat bagus."
"Terserah. Tapi janji kau harus membayar 10 won untuk biaya wifi setiap 5 menit". Seungcheol mengiya-iyakan saja. Asalkan bisa menonton music video milik idolanya itu, apapun akan ia berikan.
ʕ•ﻌ•ʔ
"Dimana laki-laki yang bernama Kim Mingyu itu?" tanya Jun.Manik Wonwoo menatap sekeliling. "Aku tidak tahu. Kurasa dia tidak disini" sahutnya cepat.
Jun ikut mencari ke sekeliling. "Kau bilang senyumnya menawan? Tinggi dan kulitnya sedikit coklat. Bukan begitu?"
Wonwoo mengangguk. Matanya menatap buku yang ada di tangannya. Tapi sesekali ia memperhatikan sekeliling. Siapa tahu pria tan itu lewat? Tidak ada yang tahu kan.
"Kau masih ingin disini, kan? Aku ada kelas 5 menit lagi. Aku harus pergi" pamit Jun sembari membereskan laptop miliknya. Wonwoo menanggapi itu dengan mengangguk.
"Aktifkan kamera handphone mu. Siapa tahu dia datang? Kau bisa langsung memotretnya. Jangan rindu padaku, okee~"
Wonwoo tersenyum menatap punggung sahabatnya yang menjauh itu. Jun gila, batin Wonwoo. Mengaktifkan kamera handphone? Heol, bahkan mungkin saja Kim Mingyu itu tidak kemari.
Tapi yang namanya Jeon Wonwoo, ia tidak akan melewatkan kesempatan sedikitpun. Diturutinya saran sahabatnya itu.
Dan benar saja. Sesaat kemudian orang yang dimaksud masuk ke perpustakaan. Wonwoo kaget. Ia gugup, tapi matanya tidak bisa lepas dari sosok tinggi yang baru saja datang itu. Lalu matanya mengerjap dan Wonwoo bergumam sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Happier
FanfictionAku suka lihat kamu bahagia. Entah itu sama aku, atau sama dia. Karna bahagiamu, bahagiaku :) Kim Mingyu X Jeon Wonwoo .and another cast. -a story by naye-