Preview…………..
Aku ingin Forth ada disini dan menenangkan diriku yang tengah ketakutan ini. Tapi itu mustahil, Forth sudah berangkat kerja dan aku tidak bisa menghubunginya karena smartphoneku kini berada dilantai akibat ulahku sendiri.
-
-
Aku menggigit bibir bawahku agar tidak bersuara saat langkah kaki tersebut perlahan menghilang dari pendengaranku. Aku terdiam sebentar dan mulai mengatur napasku yang memburu akibat kejadian barusan.
Hening...
Aku mulai bernapas dengan lega namun itu hanya sebentar saja. Langkah kaki itu kembali terdengar, namun hanya satu derap langkah kaki saja. Dan aku yakin, langkah kaki itu menuju kearah kasur tepatnya menuju kearahku. Jantungku mulai berbedar-debar keras karena takut, terlebih saat suara langkah kaki itu makin kencang terdengar yang dimana menandakkan bahwa jarakku dengan siapapun itu kian dekat.
Aku mulai menutup mulutku dengan kedua tangan, tidak berani mengeluarkan suara sedikitpun walau aku sekarang ingin berteriak karena takut dan panik. Aku juga berusaha mengontrol tubuhku agar tidak bergetar karena ketakutan. Rasa panik dan takut mulai terasa hinggap dihatiku saat langkah kaki itu berhenti dan aku yakin dia kini ada didepan kasurku.
SREET
Tubuhku membeku saat selimut yang aku pakai ditarik. Dengan refleks aku menahannya agar tubuhku tidak tersibak sepenuhnya oleh selimut. Tapi mahluk itu atau siapapun itu terus menarik selimutku hingga kami berdua pun saling tarik menarik. Aku mulai kembali menangis dalam diam karena dilanda rasa takut yang amat sangat.
Karena takutnya, aku menarik selimut terlalu keras hingga membuat mahluk yang beradu denganku mungkin tertarik dan menindih tubuhku. Bisa kurasakan betapa dingin tubuh yang menindihku dan bisa kucium aroma busuk yang mulai masuk kedalam indra penciumanku.
"HWAAA!" aku bangkit dan terkejut setengah mati saat tidak mendapati siapapun di kamarku. Aku mulai terisak pelan, apa sebenarnya tadi itu? Halusinasiku atau apa? Jika halusinasi, kenapa terasa begitu nyata?
"P’Forth... aku takut... P’Forth..." isakku dan kemudian aku menatap smartphoneku yang masih tergeletak di lantai.
Aku menelan ludahku takut dan mulai memperhatikan sekitarku. Tidak ada tanda kehadiran akan sesuatu menurutku. Dengan sedikit berani, aku turun dari kasur untuk mengambil smartphone tersebut. Kedua bola mataku masih memperhatikan keadaan sekitarku dan bersyukur saat aku mengambil smartphone itu tidak terjadi apa-apa.
Aku menutup kedua mataku saat smartphone milikku mulai kunyalakan. Kemudian kubuka pelan satu mataku dan kembali aku bernapas lega karena smartphoneku normal seperti biasanya tanpa ada gambar bersosok mengerikan lagi. Ditengah isakkanku, aku mulai membuka menu messages dan terkejut pesanku pada Phana dan Wayo tidak terkirim. Aku mencoba yang lainnya, yaitu dengan menelepon kekasihku Forth.
Aku mulai mencari nomor teleponnya dengan terburu-terburu dan langsung menekan tombol call. Kudekatkan smartphone milikku pada telingaku. Kedua bola mataku masih memandang kesegala arah diruangan kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who You??
HorrorKalau aku tidak bisa memilikinya, kau juga tidak akan aku biarkan bersenang senang memilikinya, aku mencintainya, kau hanya PENGGANGGU!!