Beam Pov
Aku langsung membuka mataku lebar-lebar akibat suara barusan. Napasku langsung terengah-engah, jantungku berdebar dengan keras dan bisa kurasakan wajahku berkeringat. Aku menelan ludahku takut saat mendengar suara tadi terngiang di kepalaku. Aku tidak tahu suara milik siapa itu dan apa maksudnya. Sungguh, aku tidak mengerti sama sekali. Tapi, kata-katanya yang terakhir membuat bulu kudukku langsung merinding.
Aku mulai mengerjap-ngerjapkan kedua mataku menyesuaikan cahaya ruangan tempatku kini terbaring. Dan aku terkejut ternyata saat ini aku tidak berada di kamar apartemen. Semua yang ada disini serba putih dan yang bisa kucium adalah aroma obat-obatan.
'Rumah sakit,' pikirku. Tapi kenapa aku bisa ada di rumah sakit? Sejak kapan aku masuk rumah sakit dan karena apa?
Aku merasakan tangan kananku terasa berat, aku mengalihkan pandanganku kekanan. Aku merasa sangat bersyukur dan lega, disamping kananku ada Forth tengah tertidur dengan tangan kananku dia jadikan tumpuan kepalanya. Lalu ku alihkan lagi pandanganku dan ternyata di sebuah kursi sofa tidak jauh dari tempat tidurku ada empat orang lainnya.
Phana dan Kit beserta kekasih mereka yang juga merupakan teman baikku Wayo dan Ming. Aku mengernyitkan dahiku bingung, kenapa mereka berada disini? Lalu pandanganku teralihkan pada tangan kiriku. Mataku langsung terbelalak melihat sebuah perban yang melilit di pergelangan tangan kiriku. Apa yang terjadi dengan tangan kiriku?
Aku mulai mengangkat tangan kiriku perlahan, namun setelahnya aku langsung mengerang kesakitan. Refleks saja, aku menarik tangan kananku dan langsung menggenggam erat tangan kiriku, tepat dibawah perban yang melilit ditangan kiriku. Erangan kesakitan dan gerakkan tubuhku barusan rupanya membuat kekasihku Forth terbangun dari tidurnya.
Saking sakitnya aku, Forth yang melihatku kesakitan langsung melepaskan genggaman tangan kananku pada tangan kiriku dan menahannya erat.
" jangan ditekan, kau malah akan membuatnya lebih sakit," ucapnya dengan nada khawatir. Forth mengecup bibirku dengan lembut, bermaksud membuatku tenang. Aku mengangguk dan tersenyum kecil padanya.
Bulu kudukku mulai merinding dan firasatku mulai tidak enak entah karena apa.
GREP
Mataku melebar saat pergelangan tangan kiriku digenggam erat oleh seseorang. Aku menatap tangan itu, tangan yang menggenggam pergelangan tangan kiriku. Aku menahan napas saat melihat sebuah tangan berkulit pucat dan busuklah yang menggenggam pergelangan tangan kiriku.
Aku mendongak takut-takut untuk melihat siapa orang itu. Tubuhku membeku dan mulai bergetar karena takut, dia... mahluk wanita mengerikan itulah yang tengah menggenggam pergelangan tangan kiriku sekarang. Mata putih pucat tanpa pupil miliknya yang sedikit tertutupi oleh helaian rambutnya, kini menatapku tajam dan bibirnya yang sobek dengan darah disekitarnya menyeringai padaku. Aku bergidik ngeri melihatnya, dia sangat menakutkan.
KRAK
Mataku membulat sempurna saat genggaman tangan wanita mengerikan itu menguat. Dia mencengkram pergelangan tangan kiriku yang terluka.
"AAKKHHH………….sakit……. hentikan sakit…. tanganku sakit…..," tangisku sambil sekuat tenaga menahan rasa perih dan panas yang menjalar dipergelangan tangan kiriku akibat cengkraman wanita itu. Tangan kiriku rasanya seperti terbakar dan perihnya terasa seperti dicabik-cabik benda tajam.
"Hihihihi... Hihihihi..." wanita mengerikan itu hanya tertawa, suara tawanya membuatku semakin takut.
"Tahan Ai’Beam, kau pasti kuat. Tahanlah, kumohon jangan menangis," ucap Forth dengan nada serak. Ku pikir Forth tidak tahu kenapa aku kesakitan seperti ini, kurasa dia tidak melihat wanita mengerikan itu yang makin mencengkram erat pergelangan tangan kiriku. Dan saat ini juga aku tahu, wanita yang tengah mencengkram tanganku adalah hantu atau mahluk halus. Tapi kenapa cengkramannya begitu terasa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Who You??
HorrorKalau aku tidak bisa memilikinya, kau juga tidak akan aku biarkan bersenang senang memilikinya, aku mencintainya, kau hanya PENGGANGGU!!