Part 5 - Save him

769 91 10
                                    

0

0

Paul mengambil salah satu kertas tersebut dengan satu tangannya, dimana tangan lainnya memegang kotak tersebut agar tidak terlepas. 

"Ini kertas penolak bala," terangnya sambil memperlihatkan kertas kuning itu pada Forth, Phana dan juga Wayo.

"Aku akan menempelkannya di dinding, pintu, dan juga jendela. Hal itu, akan membuat arwah May tidak bisa masuk kedalam ruangan kamar ini. Meski begitu, ada kemungkinan dia bisa masuk, walau pun tidak bisa dengan mudah masuk begitu saja," jelas Paul yang membuat ketiga laki laki yang mendengarnya mengangguk mengerti.

"Lalu cermin ini," 

Paul menyerahkan kotak itu pada Phana, memintanya untuk memegang kotak itu saat dia mengambil cermin besar berbentuk segi lima tersebut. 

"Ini cermin arwah," ucap Paul, yang membuat ketiga laki laki lain menaikkan alisnya bingung.

"Gunanya, untuk menolak arwah dan membuat mereka kesakitan atau lemah. Caranya adalah, kau harus mengarahkan cermin ini pada arwah tersebut dan hal itu akan membuat sang arwah kabur untuk beberapa saat," lanjut Paul, membuat Forth dan yang lain berdecak kagum. Tidak menyangka Paul memiliki benda-benda aneh tersebut.

"Namun, ada suatu cara yang harus dilakukan agar cermin ini bisa digunakan,"

"Caranya?" tanya Forth. Paul menggigit jempol kirinya hingga berdarah, membuat tiga laki laki lain tersentak kaget melihat apa yang Paul lakukan barusan. Paul kemudian membuat tanda Yin dan Yang pada telapak tangan kanannya dengan menggunakan darah dari jempol yang dia gigit tadi. Dan Paul pun, menempelkan telapak tangannya itu pada cermin.

Disaat Paul melepas telapak tangannya, darah yang membentuk Yin dan Yang itu diserap oleh sang cermin. Membuat tiga laki laki yang melihatnya hanya bisa terbengong menyaksikan hal yang tak bisa ditalar oleh akal sehat tersebut.

"Kau harus membuat Yin dan Yang ditelapak tangan kananmu dengan darah darimu, lalu tempelkan pada cermin. Dan kau hanya bisa menggunakannya sekali saja. Jadi, jika kau ingin membuat cermin ini bisa digunakan lagi, kau harus melakukannya lagi, melakukan hal tadi yang kulakukan secara terus menerus," terang Paul, membuat Forth, Phana, dan Wayo memasang wajah ngeri dan juga takut dengan penggunaan cermin tersebut.

"Aish! Jangan penakut seperti itu, kita harus menyelamatkan Beam secepatnya. Terutama kau Forth," Paul menatap Forth tajam. "Jangan jadi penakut, hadapi arwah May dan lindungilah Beam," Forth mengangguk paham.

"Untuk sekarang, kita pasang dahulu kertas-kertas penolak bala ini sebelum Auguts datang," kata Paul yang diangguki oleh mereka bertiga.

"Tapi Paul," cegah Forth. Paul mengalihkan pandangannya pada Forth dan memasang raut wajah ada-apa padanya.

"Kau bilang kau ingin menemukan sebuah benda di kuil. tapi kau sendiri bahkan tidak tahu benda apa itu," terang Forth dengan nada ragu. Wayo dan Phana pun mengangguk mengiyakan ucapan Forth.

"Memang benar, benda itu aku tidak tahu bagaimana rupanya. Tapi aku yakin, benda itu akan datang padaku. Karena seperti yang nenek katakan, benda itu akan datang bagi siapapun yang membutuhkannya," jelas Paul dan Forth pun hanya bisa mengangguk mengerti.

"Baiklah, aku mengerti dan aku percayakan semuanya padamu Paul," ucap Forth. Paul tersenyum kecil dan mulai memasang kertas penolak bala itu bersama dengan Phana dan Wayo. Sedangkan Forth masih tetap setia disamping Beam, memperhatikan Paul, Phana, dan Wayo yang mulai memasang kertas-kertas tersebut.

Disaat kertas-kertas itu tertempel ditempatnya, bel pintu apartemen berbunyi. Paul melirik jam dinding yang menunjukkan pukul enam sore.

'Itu pasti August,' pikir Paul yang kemudian berjalan menuju pintu dan bersiap membuka pintunya. Tetapi, Paul terdiam sebentar, memastikan apa itu August atau bukan. Paul masih takut jika itu adalah arwah May yang menyamar atau masuk kedalam tubuh August.

Who You??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang