Wish

5.3K 195 0
                                    

kharel melihat tangan pria melambai dari 10 meja di hadapan mereka, temannya, David. Kharel menghentikan perbincangan dan berkata ,

"Ladies bolehkah aku pergi menemui temanku sebentar, hm? "

"Tentu saja" jawab Evelyn, Georgiana tersenyum simpul seketika jantungnya berdebar kencang ketika melihat kedipan mata pria itu ,Evelyn tidak memperdulikan tindakan Kharel terhadap sahabatnya yang terlihat canggung.

Kharel berdiri dan berlalu meninggalkan meja . Evelyn terdiam, begitu jua Georgiana.Mereka tidak dapat mencerna apa yang telah terjadi malam ini

"Evelyn ", Georgiana membuka percakapan.

"Hm?"gumamnya

"Kau tidak melakukan apa-apa kan dengannya? "

"Siapa? " tanya evelyn sembari memalingkan wajahnya ke arah sahabatnya

"Lord of Saint-Denis? "

"Tidak" jawabnya sembari memalingkan wajahnya ke depan

"Kau berbohong! "

"Tidak, Georg"

Georgiana mendesah panjang dan berkata ," Jangan sampai kau melakukan itu. "

"Kau harus melupakannya segera atau tidak selamanya !" lanjutnya

Evelyn hanya terdiam menatap lurus ke depan.
"Evelyn, kau mengerti? " tanyanya
"Aku akan mencoba." jawabnya singkat

"Kau harus melakukannya jika tidak kau akan berkhianat kepada Caroline, itu akan menyakiti hatinya di dalam sana, dan jika kau tidak melakukannya kau akan bernasib sama seperti Caroline , Kau mengerti! " Serunya dengan nada tinggi

Ia sangat kesal ia tidak ingin sahabatnya terperangkap dalam jaring-jaring Louis .

Evelyn mendesah panjang dan berkata , "Aku mengerti,Georg"

"Mau minum Whiskey, Georg? "

Suara bariton menghentikan perbincangan mereka . Mereka memalingkan wajah secara bersamaan ke arah asal suara , evelyn tidak mengenalnya ,tetapi Georgiana mengenal dekat pria itu.

"Tentu!" jawabnya sembari bangkit dari kursinya dan menyambut tangan pria itu. Ia ingin menenangkan otaknya yang kacau di karenakan evelyn malam ini . Ia meminta izin pergi pada Evelyn, Evelyn mengangguk dan tersenyum kearah sepasang orang di depannya.

Evelyn menatap nanar ke arah meja serta beberapa gelas berjejer diatasnya . Ia memanggil pelayan dan memesan 3 gelas whiskey ,mungkin dengan mabuk ia bisa menghilangkan kekacauan di otaknya.

Beberapa menit pesanannya datang ,ia meneguk minuman itu segelas, dua gelas, dan..

"Hentikan Evelyn! Apa yang kau lakukan !" seru Louis yang datang tiba-tiba di hadapannya,  pria itu menarik gelas ditangan Evelyn. Ia melihat ke arah meja di hadapan wanita itu yang dipenuhi banyak gelas.

"Sudah berapa banyak kau minum, Hah? " tanyanya

Evelyn tidak menjawab, hanya rucauan tidak jelas yang keluar dari mulutnya, tubuhnya oleng, Louis secepat kilat menangkap tubuh wanita itu dan merangkulnya,membawanya keluar dari kerumunan orang.

"Kau harus menghirup udara segar, Sayang." gumamnya pelan

Louis membawanya keluar melalui pintu belangkang, tidak mungkin ia membawa wanita yang sedang mabuk itu lewat pintu depan. Apalagi wanita itu tuan Putri di istana ini, mungkin ia akan dikira penculik serta mendapatkan hukuman mati bila saja itu terjadi .

"Bawa aku ke.. mm... " Rucau Evelyn tidak jelas.

Louis tidak menghiraukan perkataan wanita itu ,ia merangkul wanita itu dan membanya ke tepian Sungai Thames  . Banyak orang disana,ia tetap berjalan menyusuri kerumunan orang tanpa perduli orang-orang melihatnya, mereka sampai di tepian sungai. Louis menghirup udara segar kota London malam itu, ia memandang Jembatan Menara London yang dihiasi lampu yang Indah , serta berbagai macam lampu menerangi gedung-gedung besar . Louis melihat wanita yang sedang menyenderkan kepala pada dadanya ,Evelyn. Rambut-rambut halus disekitar mata biru indah evelyn bergoyang di tiup angin malam ,evelyn mendongkak--menatap mata biru pria itu, Louis tersenyum. Bulir air mata mengalir di pipi evelyn.  Louis bingung dan mengusap lembut air mata itu.

The Scandal Royal Prince and Famous Model Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang