".....pada tingkat sebelumnya saya juga sudah pernah mengatakan bahwa nama lain dari tulang rawan adalah kartilago...."
Murid-murid kelas 11-4 dengan memperhatikan guru menerangkan dengan serius, tampak Stela duduk dengan rapi sembari memperhatikan guru dengan tak kalah serius nya.
"....kartilago atau tulang rawan ini terbagi lagi menjadi 3. Dalam sesi kali ini aku akan bertanya, kartilago apakah yang elastis?" guru menebarkan pandangannya hingga sudut kelas, tak ada satupun murid yang dapat menjawab pertanyaannya.
Stela menatap sekelilingnya dan tak mendapati satupun siswa yang mengangkat tangannya, ia lalu mengangkat tangannya tinggi.
"ya Stela, apa yang bisa kau jawab?" guru dengan senang menyambutnya.
"kartilago yang elastis itu terdapat pada kartilago hialin, biasanya terletak pada tulang iga dan tulang pada saluran pernapasan," jelasnya.
Guru tersenyum bangga. "ini jawaban tepat dan singkat yang aku inginkan, maka jelas tampak siapa yang selalu rajin mengulangi pelajaran dan tidak melupakannya," ujarnya.
Stela hanya tersipu.
Murid laki-laki yang duduk paling belakang tampak gelisah, mengangkat tangannya tinggi.
"guru.." sahutnya.
"ada apa Louis?"
"guru, tulang rawan yang elastis itu seharusnya adalah kartilago elastin. Menurut beberapa sumber yang aku baca, kartilago elastin akan tetap menjadi tulang rawan saat individu sudah dewasa, hal ini tampak jelas pada daun telinga dan hidung, jadi aku pikir tulang rawan yang benar-benar elastis itu ada pada kartilago elastin," jelasnya.
Murid-murid menatapnya kagum dan terheran-heran.
"sialan, apa tadi pagi dia sarapan buku biologi?" bisik Zach kepada Roy diseberang mejanya.
Roy terkekeh, "mungkin.."
Sementara Stela menatapnya tak kalah heran, bahkan merasa dipermalukan karena jawaban Louis terdengar lebih tepat dibanding jawabannya sendiri.
Guru yang sempat terdiam langsung angkat bicara. "aku sangat-sangat menghargai jawabanmu Louis, tapi aku pikir Stela juga tidak salah karena dia juga tidak melupakan pelajaran yang sudah lama aku ajarkan kepada kalian," jelasnya.
Louis mengernyit, tergambar dari wajahnya seolah seperti telah menerima perlakuan yang tidak adil.
"bagaimana bisa guru mengatakan seperti itu? Bukankah guru yang mengatakannya sendiri bahwa guru menginginkan sebuah jawaban yang tepat?"
Guru menghela napasnya pelan, "ilmuan pun sudah mengatakan tulang rawan hialin juga adalah tulang rawan yang elastis, aku tidak menyalahkan siapapun karena kalian berdua sudah menjawab pertanyaanku dengan baik dan tidak melupakan pelajaranku begitu saja" ujarnya tergesa-gesa.
"bagaimana bisa ia berkata seperti itu?" bisik Louis pada teman sebangkunya sambil mengernyit.
" baiklah, waktunya jam istirahat. Sampai jumpa pada jam berikutnya" Guru berlalu pergi seraya tersenyum tipis.
Stela masih melamun disela sela hiruk pikuk kelas.
Roy dan Zach menghampiri meja Louis.
"woi bro!! Gila kau, tadi itu benar-benar keren!" seru Roy sambil menepuk keras bahu Louis.
Louis meringis kesakitan. "sialan kau!"
"ya benar, tumben sekali kau bertingkah seperti murid jenius seperti tadi. Apa kau sedang kerasukan?" Zach terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teenager's Trouble
Teen FictionMenjadi seorang remaja bukanlah hal yang mudah. Terkadang kita ingin kembali ke masa kecil, tak mengenal tentang rasa sakit akibat cinta, persahabatan, ataupun keluarga. Menjadi seorang remaja sangatlah sulit, melakukan sesuatu yang salah yang diper...