Seperti biasa Riley turun dari tangga lalu melesat kearah dapur, matanya tertuju kearah ibunya yang kini menatapnya tajam. Ia tertunduk, perlahan duduk didepan meja makan.
"ibu sudah selalu bilang padamu untuk bangun lebih pagi. Sekarang lihat jam berapa, cepat habiskan sarapanmu!" sahut ibunya seraya menuju kearah ruang tamu.
Riley hanya terdiam sambil menghela napas panjang, lalu meraih sepotong roti di hadapannya.
...
"....aku sangat senang sekali hari ini!" seru Rachel sembari memainkan ponselnya.
"kau, sepertinya kau hanya menyukai hari Kamis saja" sahut temannya yang berambut kucir kuda dengan malas.
"Sastra Inggris lagi," decih temannya yang berambut pirang keemasan.
Sementara tak jauh dari mereka bertiga sebuah mobil sedan putih melaju kearah gerbang dan berhenti disana. Riley keluar dari mobil tak lupa memberi salam hormat kepada ibunya.
"ibu akan menjemputmu tepat waktu," sahut ibunya sebelum menghilang di tikungan jalan.
Rachel dan teman temannya yang melihatnya langsung menghampirinya seperti biasa.
"woiiii!!!" Rachel mengejutkannya.
Riley bukannya terkejut, ia hanya menatap malas sembari masuk ke gedung sekolah. Rachel dan teman temannya bingung seketika.
"Apa yang salah dengannya?" sahut si rambut pirang disusul dengan gelengan pelan dari Rachel.
...
Christ, sahabat terdekat Kara yang sedikit kewanitaan itu berjalan di koridor seorang diri sambil meminum es susu pink yang selalu menjadi kesukaannya.
Tiba-tiba ia mendapati Bass sedang duduk di lobi bersama dua orang perempuan, mereka tampak akrab. Christ mencoba mengatur napasnya, serasa ingin berteriak. Ia langsung merogoh sakunya dan cepat-cepat mengambil ponselnya.
SIAL! AKU MELIHAT BASS!!! TOLONG HATIKU!!!
Christ
Disis lain Kara tersenyum ketus saat menoleh kearah ponsel di mejanya.
Christ menarik napasnya panjang sambil sesekali bertingkah aneh, pesan dari Kara masuk ke ponsel miliknya.
BERTINGKAHLAH SEDIKIT KE-LELAKI-AN!
Kara
Christ mengangguk pelan, lalu melesat kearah dimana Bass berada. Dengan sengaja ia menumpahkan minumannya ke meja Bass dan teman-temannya.
"Astaga!!! Maaf maaf aku tidak sengaja" Christ mulai berakting.
Bass menatapnya sedikit sinis, bangkit dan menghadap kearah Christ.
"mengapa kau menjatuhkan minumanmu?" ketus Bass, suaranya terdengar sinis.
Christ membulatkan matanya ketika menatap sepasang mata yang menatapnya tajam.
"aku tidak sengaja," ujarnya pelan.
Bass berdecih. "tidak sengaja atau ini sudah direncanakan?"
Christ terperanjat, jantungnya berdegup kencang. Bass tersenyum kemenangan.
....
Kara mengacak rambutnya frustasi.
"hoiii sialan!!! Mengapa sulit sekali?" teriaknya sambil melipat kedua tangannya dibawah dada.
"aku benar-benar tidak tau harus menjawab apa. Tatapannya hampir membuatku mati ditempat" ujar Christ panik.
Kara menopang kepalanya seolah berpikir. "aku rasa dia tidak akan tertarik jika itu bukan wanita"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teenager's Trouble
Teen FictionMenjadi seorang remaja bukanlah hal yang mudah. Terkadang kita ingin kembali ke masa kecil, tak mengenal tentang rasa sakit akibat cinta, persahabatan, ataupun keluarga. Menjadi seorang remaja sangatlah sulit, melakukan sesuatu yang salah yang diper...