Pagi ini seperti biasa upacara dilaksanakan dengan penuh khidmat. Pagi itu upacara di akhiri dengan doa menurut kepercayaan masing-masing.
Guru dari kesiswaan mengawasi setiap barisan siswa, berjaga-jaga jika ada siswa yang bermain dan bercanda saat upacara. Matanya menatap tajam ke arah seluruh siswa yang sedang khusuk berdoa. Tatapannya berhenti pada barisan kedua paling belakang, tatapannya makin terlihat tajam dan sinis dan segera mendatangi barisan tersebut.
Lacey meletakkan tangannya kedalam saku sambil mengunyah permen karet, tak lupa earphone yang kini sedang menempel di kedua telinganya, tingkahnya seperti tidak peduli ketika doa sedang dilantunkan.
"hei kau!" guru kesiswaan itu menegurnya ketika tepat berada disampingnya.
Lacey sama sekali tidak menggubris dan tetap menatap kedepan sambil terus mengunyah permen karetnya, membuat guru berusaha menahan emosinya.
"heii!!!" guru meninggikan suaranya.
Lacey mengernyit ketika mendengar sesuatu dibalik earphone yang terpasang di telinganya. Lacey menoleh dan menatap aneh kearah guru. "hah?" ucapnya seperti tidak tau menau.
"Apa yang kau lakukan? Jangan main-main dengan ku, nak. Segera lepas earphone mu dan ikuti doa yang sedang dikumandangkan!" guru berusaha menahan emosinya yang memuncak ketika melihat perilaku murid yang sama sekali tidak memiliki sopan santun, guru segera pergi meninggalkannya, tatapannya masih sama tajamnya.
Lacey memutar bola matanya, menarik kabel earphone dan segera meletakkannya kedalam saku dengan malas. Dari kejauhan guru kesiswaan masih memperhatikannya sembari menggeleng pelan.
....
Rachel berdiri didepan gerbang sekolah sembari menelepon ibunya.
"....tidak apa-apa bu, ada banyak tugas yang harus aku kerjakan bersama temanku..."
Sementara ibunya yang hendak menuju ke sekolah untuk menjemputnya harus mengurungkan niatnya dengan berat.
"hmmm, baiklah jangan lupa makan siang dan makan malam. Cuci tangan dan kaki mu sebelum tidur. Oh iya, jangan tidur larut malam.." ujar ibunya penuh kekhawatiran.
"baiklah ibu, aku tidak akan lama. Aku sayang ibu!" Rachel tersenyum dibalik ponselnya.
"aku juga menyayangimu, jaga dirimu baik-baik," ujar ibunya diseberang telepon.
"iya bu"
Sementara ibunya kini sudah berbalik arah menuju jalan pulang kerumah.
Rachel menatap kearah sosok laki-laki berseragam beda dari seragam sekolahnya, ia langsung berasumsi laki-laki itu mungkin adalah Mark, namun sepenuhnya ia tidak yakin. Rachel mengetik sesuatu kepada Mark di ponselnya.
APA KAU SEDANG BERDIRI DIDEPAN SEKOLAHKU?
Rachel
Laki-laki yang dimaksud tadi langsung menerima pesan dan segera mengecek ponselnya. Ya dia Mark, tersenyum kecil ketika menerima pesan Rachel.
YA, DAN AKU SUDAH MELIHATMU
Mark
Rachel menatap ponselnya sembari tersenyum, lalu menatap kaerah Mark sambil tersenyum lebar. Mark menghampirinya di sela-sela keramaian para siswa yang baru saja pulang sekolah.
"Rachel!" sapanya dengan pasti.
"Mark.." Rachel bergumam pelan. Matanya tak berhenti untuk terus menatap Mark.
"bagaimana? Jadi jalan jalannya?" Mark masih tersenyum kearahnya.
Rachel mengangguk pelan, lidahnya terasa kelu hanya dengan menatap wajah rupawan Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teenager's Trouble
Teen FictionMenjadi seorang remaja bukanlah hal yang mudah. Terkadang kita ingin kembali ke masa kecil, tak mengenal tentang rasa sakit akibat cinta, persahabatan, ataupun keluarga. Menjadi seorang remaja sangatlah sulit, melakukan sesuatu yang salah yang diper...