12 Januari 2017
Saat Seishun masih berstatus Seishun High School.Di atas gedung berwarna kuning cerah tersebut seorang gadis tengah tersenyum menatap indahnya sinar mentari yang mulai meredup.
Air mata gadis itu mulai menutupi sebagian matanya. Begitupula awan hitam yang mulai menutupi indahnya langit senja.
Sementara itu di belakangnya, seorang gadis yang memiliki tinggi yang sama dengannya tengah berdiri di dekat pintu sambil menatap sendu gadis pujaannya.
Desy menatap Okta sebentar. "Okta" Ucap lirih Desy sambil berjalan mendekati Okta.
Okta yang tersadar lalu mengusap air matanya dan mendongakkan kepalanya.
Tetes demi tetes air hujan mulai berjatuhan. Desy yang sudah berdekatan dengan Okta langsung melingkarkan tangannya di perut Okta.
"Ci Dey ingkar janji"
Desy menggeleng dalam pelukannya. "Ini udah saatnya Otaa"
"Tapi-" Desy menempelkan jarinya di bibir Okta. "Asin" batin Okta.
"Jangan ujan ujan"
"Aku mau hujan hujan Ci, udah lama gak hujan hujan" Desy mengangguk. "Tapi duduk ya, petir kan suka nyamber yang tinggi"
"Ci Dey juga tinggi"
"Maka dari itu!" Okta terkekeh. Kemudian ia melirik Desy.
"Aku sayang Ci Dey"
"Aku sayang Otaa" Keduanya saling tersenyum.
Tangan Desy mulai menggenggam tangan Okta. "Okta"
"Ci Dey"
Desy tersenyum ke arah Okta. Ia langsung mempertipis jarak mereka.
Chu~
Ciuman lembut diiringi hujan yang membasahi dua insan yang saling mencintai itu.
******
Seorang gadis tengah menyandarkan tubuhnya pada sebuah kursi panjang yang berada di danau.
Hatinya tengah terasa sesak saat melihat kejadian yang baru saja menusuk hatinya sangat dalam.
FLASHBACK
17.30
Sisca tengah berjalan sendirian dengan membawa tasnya yang berisi berbagai barang yang akan ia baca di rooftop.Ia membuka sedikit pintu.
"Maka dari itu!" Seakan kenal dengan suara tersebut, Sisca mengintip sedikit.
Ia melihat Desy dengan Okta disana.
"Aku sayang Ci Dey""Aku sayang Otaa" Keduanya saling tersenyum.
Tangan Desy mulai menggenggam tangan Okta. "Okta"
"Ci Dey"
Desy tersenyum ke arah Okta. Ia langsung mempertipis jarak mereka.
Chu~
Sisca menutup mulutnya.
Ia berbalik, menyandarkan badannya di pintu. Hatinya terasa sesak bahkan rasa sesak ini sudah berada dalam puncaknya. Ia tahu, ia sadar, menyukai seseorang harus menerima segala resiko yang amat sangat menyakitkan seperti ini.Ia menghapus air matanya kemudian melangkah menuruni tangga. Ia meruntuki kebodohannya sudah menyukai Okta. Ia sadar bahwa hati Okta sudah sepenuhnya milik Desy.
FLASHBACK OFF
"Huffttt" Ia menghela nafas kasar. Rasa sesak ini masih terus ada di hatinya, entah apa yang harus ia lakukan untuk menghilangkan rasa sesak ini..
KAMU SEDANG MEMBACA
Seishun Academy
Fanfiction[Sequel Seishun High School] Sistem sekolah yang baru terkadang memaksa kita untuk beradaptasi atau memaksa kita untuk menyerah dan keluar. -Anin