Votenya sih banyak yang yes tapi ada yang ngamuk 😭
*****
Setelah acara selesai, Shani dan Gracia memilih untuk menetap sebentar di Aula. Entah apa yang membuat keduanya berpikir untuk berada disini.
Keduanya tiduran sambil berbincang ringan. Gracia memeluk Shani, wajahnya ia tenggelamkan dalam leher Shani.
"Ci.. Bolehkah?"
Shani menggengam tangan Gracia, ia menatap kedua bola mata indah Gracia. "Malam ini.. Aku sepenuhnya untukmu"
Gracia tersenyum senang mendengarnya. "Yuk" Shani mengangguk dengan ajakan Gracia. Gracia berdiri lalu mengulurkan tangannya ke Shani, Shani menyambut tangan Gracia.
Gracia menarik tangan Shani. "Danau?" Tanya Gracia. Shani mengangguk tanda mengiyakan ajakan Gracia.
Keduanya berjalan berdampingan dengan tangan Gracia melingkar memeluk tangan kanan Shani. Kepalanya ia letakkan di bahu Shani.
Keduanya sangat asik mengobrol tanpa tau sekarang sudah menunjukkan sepuluh malam.
Helaan nafas keluar dari mulut Gracia saat keduanya duduk menatap indahnya danau dengan pantulan cahaya bulan serta kilauan beberapa bintang yang tak dapat dihitung.
"Ci.."
"Ya Gre?"
"Sekali lagi, makasih atas segalanya"
"Harusnya aku yang bilang gitu Gre, tanpa kamu mungkin aku gak bakalan jadi Shani yang saat ini. Kamu penyemangatku, kamu kayak kakak aku walaupun umur kamu lebih muda dari aku" Shani tersenyum. "Aku lebih butuh kamu daripada kamu butuh aku Gre, dulu sebelum kamu hadir di hidupku, aku gak tau harus kemana"
"Sekarang Cici mau kemana?"
"Sekarang aku makin gak tau kemana" Shani tertawa. "Cici serius donk!"
"Aku gak tau kemana karena semakin banyak jalan yang harus aku pilih tapi. Sekarang"
"Sekarang aku tau aku harus mengikuti si gadis ungu yang alay dan gemay" Lanjut Shani sambil mencubit pipi Gracia. "Ih apa sih Ci! Sakit tau!"
"Kamu tau gak?"
"Gak, Cici belajar sama siapa sih ngegombal gitu!"
"Loh dulu Ci Desy sama Sisca kan buka les private ngegombal tapi gagal karena muridnya cuma aku doank"
"Loh aku gak dapet selebaran"
"Cuma orang khusus aja Gre, yang cantik cantik kayak Cici gini"
Gracia memanyunkan bibirnya. "Cici secara langsung bilang aku jelek"
"Loh Cici gak bilang gitu. Kamu malah ngaku kalo jelek" Shani menjulurkan lidahnya mengejek Gracia.
"Au ah gelap Ci"
"Iyala-" Shani terdiam karena Gracia tiba tiba mencium tepat di bibirnya. Shani diam membeku, matanya tetap terbelalak kaget. Sementara itu Gracia tetap terpejam, ia melepaskan ciumannya dan menatap Shani lekat.
Dan untuk pertama kalinya, tatapan sendu Gracia dengan mudahnya membuatnya sangat sangat membeku. "Gre-" Jari telunjuk Gracia menghentikan kalimat Shani.
Gracia memeluk tubuh Shani, Shani tersentak. Entah kenapa jantungnya berdetak tak karuan dan rasanya pelukan Gracia kali ini sangat berbeda dari biasanya.
"Biarkan aku disini ci, jadilah milikku seutuhnya"
30 detik.
40 detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seishun Academy
Fanfic[Sequel Seishun High School] Sistem sekolah yang baru terkadang memaksa kita untuk beradaptasi atau memaksa kita untuk menyerah dan keluar. -Anin