2 minggu lebih telah berlalu..
Seluruh anak anak yang sebelumnya mereka asuh sudah bersama orang tua mereka. Melody tersenyum mengingat momen momen yang terangkap oleh indra pengelihatannya.Momen dimana Shania cemburu hingga memarahi Beby besar besaran membuat Anin jelas jelas menutup telinganya. Begitupula Andra juga tak tahan dengan amarah Shania. Hingga Andra mendorong Shania pergi.
Atau Momen Lidya dan Desy yang saling menjaga Vino membuat keduanya nampak lebih dewasa. Keributan keduanya pun berhenti semenjak kejadian itu. Namun akhir akhir ini mereka berulah lagi.
Melody berjalan keluar dari kamarnya. "Kak Melody" Melody menoleh dan tersenyum. "Kenapa Syel?"
"Kak Melody mau ke ruangan?" Melody menggeleng. "Hari ini gak ada berkas dulu buat aku, lagi diurus Ve"
"Mau sarapan?" Tawar Michelle. "Yuk" Melody mengangguk kemudian keduanya berjalan menuju kantin.
******
Suasana kantin hari ini lumayan ramai untuk waktu pagi seperti ini. Bahkan beberapa siswi yang terbiasa makan masakan mereka sendiri.
Termasuk gadis berpipi gembul itu bersama teman temannya. Anin memakan bakso langganannya disampingnya Gracia memakan lele yang ia beli di kantin itu pula. Shani, Desy, Okta dan Lidya juga makan sarapan mereka di kantin.
"Ci Des sama Kak Lidya jadi makin deket aja ya. Kayak sepasang kekasih" Ucap Anin membuat mereka yang berada di meja itu tertawa kecuali 2 orang yang disebutkan Anin.
"Gre, jitakin Anin" Pinta Desy yang hanya diangguki Gracia. "Heh Alay"
"Mereka makin kompak, jadi setuju sama Anin"
Desy dan Lidya mendengus kesal. Mata Lidya memandang ke arah lain hingga melihat Melody dan Michelle mendatangi meja mereka.
"Mel!!" Melody tersenyum dan duduk di samping Lidya. "Eh Lidya sama Desy kok makin deket ya? Apa perasaanku aja?"
Datangnya Melody justru membuat Lidya dan Desy makin cemberut. "Iya Kak tadi kita juga lagi ngomongin mereka"
"Okta kenapa manyun gitu?" Melody menunjuk Okta dengan dagunya. "Okta kan sayang banget sama inyong. Ya pasti dia cemburu lah emang kak Melo-" Desy langsung berhenti ketika melihat tatapan Melody padanya.
"Misyel ganggu Gracia makan ih!! Cici!! Misyel nakal!!" Shani terkekeh mendengar rengekan Gracia. "Ih Cici koks ketaws sich" Gracia menekuk kedua sudut bibirnya kebawah dan menatap kesal Shani.
"Aku jejer Kak Melody aja!" Gracia lalu bangkit dan memutari meja lalu duduk di samping Melody. "Kaks Mels"
"Cini cini sama Kaks Mels" Melody menirukan gaya bicara Gracia lalu memeluk Gracia. Gracia menjulurkan lidahnya ke Shani lalu memeluk Melody.
Shani justru terkekeh dengan itu sementara Lidya semakin cemberut. "Mel.." Rengek Lidya sambil menggoyang goyang bahu Melody.
"Apasih Lid, inget umur kali ah"
"Ih Mel.." Lidya yang ngambek lalu menatap kembali makananya, ia mengetuk ketuk sendok ke piringnya.
Tingkah mereka membuat yang lain terkekeh. "Gw sama Okta pamit duluan ya" Pamit Desy lalu meraih tangan Okta untuk pergi.
"Ci Des kan belum bayar" Ucap Gracia membuat mereka menggeleng. "Ci Desy mah udah di hafalin tukang ngutang tapi ntar sorean udah bayar"
Gracia mengangguk paham. "Ci kita kelas yuk"
"Aku gak diajak nih?"
"Sana Lid sama Anin kelas juga" Lidya mengangguk. "Yuk Nin"
Keduanya beranjak namun dengan inisiatif masing masing. Mereka mencium pipi pasangan mereka. "Bye" Ucap keduanya lalu berjalan pergi menyusul Gracia dan Shani yang lebih dulu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seishun Academy
Fanfiction[Sequel Seishun High School] Sistem sekolah yang baru terkadang memaksa kita untuk beradaptasi atau memaksa kita untuk menyerah dan keluar. -Anin