PELANCONG BUKIT POCI

59 21 13
                                    

(Tak kusangka aku si lelaki patah hati yang selalu diingkari, kembali dipersulit oleh hati yang melambung membayangkan wanita yang baru saja aku dekati.)

KALI INI SERIBU BUNGA TERTUJU UNTUKMU
WALAU DENGAN SANGSI DIHATI, MAMPU KUTAPAKI
KARENA HANYA SEDIKIT SENYUM DISELA PIPIMU
MAMPU NAFIRI KUTIUP MENGIRINGINYA

(Aku berfikir sejenak, menyeruput kopi hanya untuk menenangkan diri, lalu kembali dilingkari oleh tanya yang mendepak. Apakah ini benar-benar perasaan yang benar?)

LALU AKHIRNYA AKU BERPASRAH DIRI
MENGAKUI BAHWA AKU JATUH HATI
HINGGA KALA JINGGA SENJA KAU 'KAN KUNANTI
BERHARAP JAWAB MAMPU MENCUMBU EKSPEKTASI

(Kali ini aku menanti, ditempat awal kita bertemu, mungkinkah kita dapat kembali, berbalas ucap sekaligus mendecak kagum melihat senyum darimu? Aku yang sebelumnya membeli bunga, bunga itu mawar, satu-satunya untukmu. Aku menunggumu. Ayolah datang.)

DI BUKIT POCI AKU TUNGGU KAU
BERHARAP KEMBALI DAPAT MENATAP INDAH SENYUMMU
MELEBIHI PESISIR PAMBOANG





AAAHHH...

BODOHNYA AKU MENENGOK KEKANAN, TEPAT KEARAH GURATAN NAMA YANG TERUKIR DI BATANG POHON CINTA MAJENE

NAMA KAU DAN KEKASIHMU

TAK ELAK AKU BERSEDIH, MENUMPAH SERAPAH PADA KEBODOHANKU.
AKU SI LELAKI PATAH HATI
KEMBALI DIINGKARI OLEH EKSPEKTASIKU SENDIRI.

Pamboang, Majene 22917 00.00

DAILY POEM (SAJAK HARIAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang