Bagaimana bisa?
Seorang pintar terkapar dijalan
Terinjak-injak oleh para bajinganBagaimana bisa?
Seorang bodoh menilai kenaifan
Bahkan saat sendirinya keluguan
Merasa dapat menyelesaikan segala urusanHidup itu adil,
Semua orang layak, setara dan sama
Sama-sama merasa tak adil olehnya
Kerusuhan, pertikaian, pembunuhan,
Penjarahan, pemerkosaan, sembilan delapan---
(Ini puisi tak ada ending-nya)Indonesia, dari dulu sampai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAILY POEM (SAJAK HARIAN)
Poetryada kala dimana cinta terpendam yang gusar, tak elak untuk diabaikan namun tak bisa pula diungkapkan. itulah rindu. rangkaian kata yang kuukir menjadi bait-bait puisi, menjadikanku penyajak pecandu rindu. a day, a poem. selamat membaca. maaf pula j...