tak ada ending-nya

27 12 5
                                    

Bagaimana bisa?
Seorang pintar terkapar dijalan
Terinjak-injak oleh para bajingan

Bagaimana bisa?
Seorang bodoh menilai kenaifan
Bahkan saat sendirinya keluguan
Merasa dapat menyelesaikan segala urusan

Hidup itu adil,
Semua orang layak, setara dan sama
Sama-sama merasa tak adil olehnya
Kerusuhan, pertikaian, pembunuhan,
Penjarahan, pemerkosaan, sembilan delapan---
(Ini puisi tak ada ending-nya)

Indonesia, dari dulu sampai sekarang.

DAILY POEM (SAJAK HARIAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang