Chapter 2 : Revealed

4.9K 955 72
                                    

Irene dan pria asing tersebut berhenti di sebuah toko baju kawasan Gangnam. Mereka seakan tak peduli dengan langit yang mulai menggelap karena Sang cakrawala telah pulang meninggalkan dunia.

Seulgi, Jongin, dan Jungkook masih memperhatikan atensi pasangan tersebut dengan seksama melalui monitor Ipad. Tersirat rasa tak suka yang teramat dari air muka Jungkook.

Irene mengambil banyak jenis pakaian dengan variasi warna yang berbeda-beda, sementara Pria asing tersebut hanya membalas dengan senyuman dan anggukan. Irene bersorak gembira dan kembali mengambil pakaian dan gaun lainnya.

"Bogum-ah, ini saja cukup." Bogum --pria asing tadi-- mengangguk seraya berjalan menuju kasir di dampingi Irene yang sudah membawa tumpukan gaun dan pakaian di kedua tangannya.

"Irene berselingkuh...?" Seulgi berucap tak percaya sembari menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

Jongin menghembuskan napasnya. Posisi Jongin disini sebagai penengah, yang artinya Jongin itu netral. Tidak memihak pihak manapun.

"Dilihat dari kelakuannya sepertinya iya." Jawab Jongin pasrah.

Pipi Jungkook memerah karena menahan amarah yang sudah mendidih hingga ke ubun-ubun. Kedua tangannya terkepal di atas masing-masing lututnya. Giginya sadikit bergetar.

"Aku harus memberi tahu Tae hyung!" seru Jungkook penuh emosi.

Seulgi menepuk bahu kanan Jungkook pelan, berusaha menyalurkan kekuatan yang membuat pria manis itu sedikit bersabar.

"Kita lanjutkan besok. Kami akan mengantarmu pulang." Ujar Seulgi ramah.

Jungkook mengangguk dan berusaha menetralisir amarahnya.

oOo

Esok harinya pada pukul tiga sore waktu setempat, Jungkook bersama tim Say Break Up sudah berada di area parkir sebuah lapangan basket umum.

Menurut informasi dari Jungkook, Taehyung sedang latihan basket di lapangan tersebut. Ah, bahkan Irene sedang menemaninya, itu poin plus.

Taehyung berhenti sejenak bermain basket dan menepi ke tempat dimana Irene duduk.

"Sayang, ini minum untukmu," Irene menyodorkan sebotol air mineral untuk Taehyung.

Taehyung tersenyum seraya menerima pemberian Irene. "Terima kasih sayang, kau yang terbaik."

"Terbaik hidungmu!" seru Seulgi penuh amarah sembari memperhatikan adegan romantis tersebut lewat monitor ipad. Bahkan rasa-rasanya Seulgi sudah ingin mematahkan Ipad tersebut.

"Sayang, ayo berkeliling ke taman di sekitar sini. Aku bosan!" Irene memanyunkan bibirnya.

Taehyung menarik pelan hidung Irene. "Apapun untukmu, honey. Ayo."

Taehyung menarik dan mengenggam tangan Irene penuh perasaan sembari membawanya menuju taman yang tak jauh dari sana.

"Sehun-ah jangan sampai kehilangan jejak mereka." Perintah Jongin melalui walkie talkienya.

Taehyung dan Irene duduk berdua di sebuah kursi taman yang tak jauh dari kedai eskrim. Irene membersihkan peluh keringat Taehyung menggunakan sapu tangan berwarna biru langit di tangannya.

Taehyung menatap wajah Irene penuh cinta.

Jungkook tak kuat lagi menyembunyikan semuanya. "Biarkan aku menghampiri mereka dan mengatakan semuanya!" usul Jungkook dengan menatap Seulgi dan Jongin bergantian penuh harap.

"Tapi--"

"Kumohon..."

Jongin menghela napas pendek lalu membuka 'kan pintu mobil, mempersilahkan Jungkook melakukan usulnya.

"Berhati-hatilah." Ujar Jongin.

Jungkook mengembangkan senyumnya lalu mengangguk. "Pasti!"

Dengan tergesa-gesa penuh emosi, Jungkook keluar dari mobil tersebut sembari berjalan cepat. Tangannya terkepal hebat hingga memutih.

"Bae Irene! Kim Taehyung!"

Irene yang masih membersihkan peluh keringat Taehyung merasa terkejut dengan panggilan itu, bahkan dia hampir saja mencolok mata Taehyung jika saja Taehyung tak segera menghindar.

Irene menyengir kikuk dan menolehkan kepalanya ke asal panggilan.

Jungkook berjalan cepat menghampiri mereka berdua.

Taehyung yang melihat sahabat terbaiknya— Jungkook, tersenyum lebar dan segera berdiri dari duduknya.

Irene memandangnya tak suka.

"Hai, Kookie, kau--"

"Hyung, cepat putuskan hubunganmu dengan wanita pengkhianat ini!" seru Jungkook penuh amarah sambil menunjuk Irene dengan jari telunjuknya.

Taehyung yang semula tersenyum lebar langsung mendatarkan wajahnya saat kekasih tercintanya di hina oleh sahabat terbaiknya sendiri. Rahangnya mengeras menahan emosi.

"Siapa yang kau panggil 'Wanita Pengkhianat', Jungkook!" bentak Taehyung murka sembari membanting tangan Jungkook yang tadinya menunjuk tepat ke wajah Irene.

Jungkook menatap Taehyung penuh luka. "Hyung percaya padaku, kekasihmu itu berselingkuh di belakangmu!"

Irene yang merasa terpojokkan dengan tuduhan berdasarkan fakta tersebut segera berdiri dari duduknya dan menatap Jungkook sengit.

"Heh! Kau pikir aku semurah itu?!" Irene membentak Jungkook.

Jungkook menajamkan matanya saat melihat perlawanan Irene.

"Jujurlah, Irene-ssi! Kau memang murah!"

PLAK!

Jungkook menutup matanya rapat. Taehyung baru saja menampar pipi kirinya keras, teramat keras, hingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Bahkan rasa sakitnya sangat membekas hingga ke hatinya.

Sadar akan apa yang telah diperbuat, Taehyung menjauhkan tangannya dan menatap Jungkook penuh penyesalan.

"K-kook aku--"

"Kau akan tahu saatnya, hyung. Irene sama sekali bukan wanita baik-baik!" Jungkook berlalu begitu saja dari hadapan dua sejoli itu.

Taehyung dapat melihatnya dengan jelas. Tatapan penuh luka dan kekecewaan serta air mata yang tak pernah ingin dia lihat seumur hidup.

"Sayang, kau tak percaya kan kata-kata pria gila itu?! Kau--"

"Diamlah, Irene."

Irene bungkap mendengar nada bicara kekasihnya yang kelewat dingin dan datar.

"Ayo pulang." Taehyung berlalu meninggalkan Irene yang masih sangat kesal.

Irene berjalan mengikuti Taehyung dengan menghentak-hentakkan kakinya tanda kesal.




To Be Continued...

Regret | taekook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang