Cuma pengen bilang, sedia payung sebelum hujan😁
...........
Prilly tidak bisa menyembunyikan ekpresi senangnya ketika angin laut menghempas rambut panjangnya kebelakang, serta pasir putih yang seperti memanjakan kaki telanjangnya. Ia tidak menyangka akan kepantai hari ini, sebab awalnya ia sudah memperhitungkan jika ia akan menghabiskan waktu akhir pekannya dirumah. Sampai akhirnya Alvin datang, lalu mengatakan niatnya datang kerumah karena ingin membawa Prilly kepantai. Bak gayung bersambut tanpa ragu Prillypun mengiyakan ajakan Alvin tersebut, dan disinilah mereka sekarang.
Alvin terkekeh berjalan sedikit jauh dibelakang Prilly, dengan kedua tangannya yang dimasukan kedalam saku. Ditambah senyuman menawan khasnya, mampu menarik perhatian gadis lain disekitar pantai. Mereka sesekali mencuri-curi pandang kearah Alvin tanpa pria itu gubrish, dia hanya berjalan mantap menyusul Prilly yang kini memejamkan mata menikmati suasana pantai.
"Lo tau gak kenapa hari ini gue ngajak lo kepantai?" Prilly membuka kedua matanya yang terpejam dengan perlahan mendengar seruan Alvin yang kini sudah berdiri disampingnya. Detik selanjutnya Prilly hanya menggelengkan kepala.
"Karena gue tau, pantai adalah tempat terbaik buat ngelepasin beban penat karena setiap hari waktu kita abis buat kerja." jawab Alvin tidak sepenuhnya berbohong, meskipun ada bagian yang tidak ia katakan. Kalau sebenarnya ia ingin menghabiskan waktu weekend-nya bersama Prilly.
Prilly mengangguk setuju, membiarkan keheningan tercipta diantara mereka berdua. Membiarkan suara deru ombak yang menjadi soundtracknya kali ini.
"Vin, lo pernah gak sih jatuh cinta sama orang yang salah?" gumam Prilly dengan pandangan menerawang lautan lepas diujung sana. Alvin menghela nafas untuk sejenak.
"Jatuh cinta itu gak salah, tapi lebih kearah gimana cara kita mencintai seseorang yang sering buat cinta itu salah." Prilly membasahi bibirnya yang terasa kering, sebelum melanjutkan obrolannya lagi.
"Lo pernah bertindak egois demi sesuatu yang namanya cinta?" Prilly menoleh bersamaan dengan Alvin yang juga menoleh padanya, pria itu mengulas senyum tipis.
"Jujur, selama ini gue gak pernah punya alasan buat egois sama orang yang gue sayang. Karena menurut gue entah dia mau suka sama siapa, atau sayang sama siapa itu hak dia. Gue cuma pengen liat dia bahagia meskipun bukan sama gue." selama ini Alvin memang selalu berkomitmen seperti itu, ia berprinsip jika cinta adalah hal dimana orang itu akan berkorban demi orang yang dicintainya bahagia. Terkadang manusia suka menutup mata dan menganggap jika cara sepicik apapun akan dianggap wajar karena mengatasnamakan cinta. Omong kosong!
Mulut Prilly langsung terkunci rapat, semua yang keluar dari mulut Alvin terasa menamparnya keras. Seketika ia sadar, mungkin selama ini perasaan Yaksa padanya dan perasaannya pada Yaksa hanyalah obsesi semata. Karena sejauh ini, tidak ada yang menunjukan jika cinta mereka benar-benar sejati meski kalimat itu cukup sering dilontarkan Yaksa padanya dulu.
Perasaan, sifat, dan prilaku seseorang akan selalu berubah seiring bertambahnya waktu. Yaksa yang kini ada dihadapannya bukanlah Yaksanya yang dulu, dan dirinya yang sekarang bukanlah Prilly yang dulu. Karena tanpa pria itu sadari dia sudah menggeser posisi Prilly dari hatinya dengan oranglain, orang yang masih memiliki hubungan darah yang sama dengan Prilly.
Yaaa...
Yaksa memberikan sebagian hatinya untuk Vanna, tanpa pria itu sadari. Atau mungkin ia memang sudah mencintai Vanna?
Dan Prilly? dia hanya bisa menunggu sang waktu akan menunjukan seseorang yang rela berkorban untuknya seperti apa yang Alvin katakan. Dalam hati ia bertekad akan membuang jauh-jauh nama Yaksa dalam hatinya. Yaaa, jauh-jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The SECRET Of The OLD
Romance[ Note! ada beberapa bagian yang diprivate, jadi harus follow dulu baru bisa dibuka. Terimakasih ] "Jagain kak Vanna buat gue ya, Li? dia cinta banget sama lo." - Ashprilly Zeinna Wousten- "Mungkin lo bakalan nganggep gue bajingan setelah ini, tapi...