Cahaya Bulan

575 71 4
                                    

Disclaimer : Masahahi Kishimoto

Main pairing : Sasuke x Naruto, slight the other chara

Genre : Fantasy

Rate : T

Warning : Cerita ini mengandung unsur Yaoi, Boyslove, etc






"Hubungan ini tidak akan berakhir bahagia, kheh?"


Gaara tertawa miris, iris jade miliknya menatap nanar punggung tangannya yang kini memar. Berkali-kali pemuda bersurai marun ituu memukul meja kamarnya penuh emosi saat kata-kata Naruto beberapa saat lalu kembali terulang di benaknya.


"Aku justru tidak bisa bahagia tanpamu" Bisiknya sarat akan nada putus asa.


.

.

.

.

Naruto melangkah tanpa tujuan, mengikuti jalan setapak yang landai dikaki bukit. Tidak ada lampu sepanjang jalan yang dilaluinya, tapi bulan yang nyaris purnama membuatnya bisa melihat ke sekeliling dengan cukup jelas. Langkah kakinya baru terhenti saat mencapai danau yang permukaan airnya nampak berkilau-kilau karena cahaya bulan. Angin danau yang dingin tak ia hiraukan. Ia membutuhkan suasana ini untuk menenangkan hatinya.


"Kau kembali kemari?"


Naruto menoleh secepat kilat, nyaris tak percaya apa yang dilihat oleh kedua netra birunya. Uchiha Sasuke berdiri di belakangnya, hanya terpaut jarak tujuh langkah dari tempat ia berdiri, berbalut kemeja putih dan celana bahan hitam, persis seperti saat mereka pertama bertemu tempo hari. Dan sama tampannya, aku si pirang dalam hati.


"Kenapa kau menanyakan hal itu?  Apa aku tidak boleh berada disini?" Dengus pemuda pirang itu, tapi sedetik kemudian ia  tersenyum tipis saat pemilik manik malam itu bergabung dan berdiri disampingnya.


Keheningan dari pemuda berkulit porselen itu membuat Naruto menoleh kesamping dan membuatnya bertemu pandang dengan sepasang oniks tajam yang tengah menatapnya lekat. Sasuke hanya diam menatapnya sejak tadi.


"Ada yang aneh dengan wajahku?" Tanya Naruto bingung terutama saat pemuda yang mengaku sebagai Uchiha Sasuke itu hanya menggeleng dan mengulas senyum teramat tipis diwajah rupawannya.


"Ikutlah denganku, disini terlalu dingin untukmu," Tawaran itu diikuti uluran tangan seputih porselen yang segera disambut Naruto. Aneh, tapi ia merasa sangat nyaman berada di dekat Sasuke.


"Aku baru sadar, kastil ini terlalu besar untuk kau tinggali seorang diri bukan?" Naruto mengitari aula tempat Sasuke membawanya, meski sangat luas, kastil tua yang sebagian besar dindingnya dihiasi lukisan itu begitu  sunyi.


"Sasuke, apa kau sungguh tinggal sendiri disini?" Rasa dingin seakan memenuhi paru-paru Naruto saat pertanyaannya dijawab anggukan samar pemuda raven. Kesepian adalah hal yang mendominasi kehidupan pemuda pirang itu selama ini.

Silver WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang