1. Lost

16K 1.9K 183
                                    

Jaehyun terbangun dari tidur lelahnya. Ia sulit mengingat apa yang terjadi pada dirinya beberapa saat yang lalu. Seingatnya rekan-rekan yang selalu membimbingnya mengatakan bahwa 'carilah pantai jika kau ingin selamat'. Hanya itu yang dapat Jaehyun ingat.

Kecelakaan yang mengakibatkannya tak sadarkan diri dan terpisah dari kelompoknya membuat Jaehyun depresi bukan main. Dia tak pernah sendiri di dalam hutan belantara. Dia tak pernah merasakan betapa kejam kesendirian tanpa ada seorang pun yang dapat ia mintai tolong.

Kaki kirinya lebam. Rasanya nyeri. Jaehyun mencoba mengingat ingat kembali. Yang ia ingat hanya ledakan besar, yang membuatnya jauh dari kata selamat.

Tidak ada serpihan ledakan di sampingnya. Seperti ia telah dibuang tanpa dihiraukan lagi.

Kompas yang ia genggam menjadi satu-satunya penunjuk arah baginya. Ia menuju ke utara. Menahan nyeri yang semakin menjadi pada kakinya.

Hutan itu begitu luas. Ada perasaan takut dan putus asa ketika Jaehyun berjalan menyusuri hutan. Jam dipergelangan tangannya masih berfungsi dengan baik. Ransel yang ia gendong begitu berat sampai ia sulit menopang tubuhnya sendiri.

Suara-suara hewan kecil dan hewan pengerat saut-sautan. Tekadnya begitu bulat menuju utara entah apa yang akan ia dapat nanti.

Jaehyun menemukan sungai. Airnya begitu jernih. Ia singgah sebentar untuk mengisi botol air minumnya yang mulai kosong. Sembari membasuh mukanya, ia melihat bayangannya sendiri melalui air. Begitu menyedihkan.

Kaos yang ia kenakan begitu kumal. Ada beberapa garis lumpur yang terbentuk pada kaos bertuliskan 'Kering' itu. Celana hitam selututnya masih terlihat bagus daripada wajahnya sendiri.

Sekedar membasuh muka, membuatnya termenung lama memikirkan apakah ia bisa pulang dengan selamat. Emosinya berkecamuk, antara semangat dan putus asa, tekad kuat dan frustasi, keinginan hidup atau mati.

Jam menunjukkan pukul 10 pagi. Apa yang biasa Jaehyun lakukan jam 10 pagi? Ia bahkan masih tak percaya apakah ini hanya mimpi belaka.

Ia membongkar isi ranselnya yang begitu berat. Ada dua botol minum, selimut tipis tapi cukup hangat, satu celana panjang berwarna coklat, dua t-shirt berwarna putih, sikat gigi dan sabun, dan masih banyak perlengkapan yang sangat membantu Jaehyun nantinya. Dan yang terpenting. Ada satu kotak makan berisi sandwich dengan satu kaleng susu ukuran kecil.

Jaehyun tak tau lagi apa yang harus ia lakukan melihat sandwich basi di kotak makannya. Satu-satunya yang menguarkan bau tak sedap hanyalah daging ham ditengah sandwich. Jaehyun membuangnya dan sudah masa bodoh dengan kesehatannya karena saat itu ia begitu lapar.

Satu kali tegukkan susu kaleng membuatnya cukup bersyukur kali itu. Dan ia membongkar ransel nya lagi.

Ada beberapa snack yang isinya sudah tidak ada alias hanya kemasannya saja di bagian depan ransel. Dan satu bungkus coklat m&m's masih utuh yang membuatnya bersyukur untuk kedua kalinya.

Pada bagian bawah ransel ada gulungan besi dan satu terpal. Jaehyun akan bertenda dipinggir pantai nanti. Setidaknya rencana inilah yang ia lakukan untuk bertahan hidup.

-
-
-
-
-

10 jam Jaehyun berjalan menyusuri hutan belantara. Ia menemukan beberapa beri yang bisa ia makan. Kotak makan bekas sandwich basi tadi ia gunakan untuk menampung beri nya. Ia juga menemukan apel hijau yang masih sangat kecil. Tapi pohonnya ranum. Jaehyun mengambil begitu banyak dan memasukkannya ke dalam ransel.

Matahari sudah tak tampak. Dan semangatnya berpendar melihat pasir yang injak berubah menjadi putih.

Jaehyun menemukan pantainya.

Malam itu Jaehyun sangat lapar. Rembulan menjadi cahaya penerang baginya. Jam masih menunjukkan pukul 9.00 malam. Tendanya sudah ia pasang rapi. Ranselnya kembali ia bongkar. Dibagian samping terdapat beberapa alat-alat yang ia butuhkan. Ada pematik, senter, pisau, bahkan kail kecil yang entah bagaimana bisa terpasang rapi dengan tali senar tergulung.

Jaehyun membuat api unggun dengan kayu seadanya. Ia begitu lapar. Beri-berian yang ia ambil tadi tidak cukup mengenyangkan baginya. Akhirnya Jaehyun menelusuri pinggir pantai.

Ia tak pernah membayangkan sesusah ini mencari makan. Ia selalu mendapatkan makanan yang bergizi dan sehat. Tapi lihatlah sekarang.

Tak terasa air mata Jaehyun merembes tak sopan, ia hanya ingin menangis. Tapi langkahnya masih bimbang tak mengerti bagaimana ia bisa keluar dari Fiji.

Jaehyun hanya ingin pulang.

Bebatuan dipinggir pantai yang terbentur ombak beberapa kali membuat Jaehyun penasaran. Ada suara kecipak besar. Senternya ia arahkan ke batu-batu besar. Dan ia hanya menemukan dua buah ikan yang masih bergerak-gerak mencari air dibalik batu itu.

Satu pertanyaan yang membuat Jaehyun bingung. Bagaimana bisa dua ikan berukuran sedang itu berada di pasir sedangkan air dan pasir pantainya bersekat batu yang begitu besar.

Tapi Jaehyun tidak peduli lagi. Ia mengambil dua ikan itu, membawanya ke api unggun untuk menjadikan santapan malamnya.

Mungkin Tuhan masih menyayanginya. Memberinya kekuatan semangat untuk tetap hidup.

Dan disanalah. Dibalik bongkahan batu besar itu. Seorang -bukan, seekor ikan dengan tubuh dari pinggang ke atas berbentuk manusia menggigit jenis ikan yang sama dengan yang Jaehyun bawa. Gigitannya semakin kencang ketika ikan yang ada diantara gigi-giginya meronta untuk lepas.

Seekor mermaid memperhatikan Jaehyun.
-
-
-
-
-

A/N: Yeay saya bikin cerita baru padahal yang sebelah belum selesai. Gpp lah ya, janji kok bakalan di selesain hehe. Saya gatel pengen bikin cerita tarjan ganteng sebenernya. Tapi entah kenapa bisa kepikiran bikin ini. Idenya mainstream sebenernya. Ide pasaran malah, tapi gak papa lah kali aja ada yang mau baca ya kan. Terimakasih semua muach~

MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang