7. Look after [End]

7.4K 1.1K 217
                                    

Entah apa yang ada di pikiran seorang Jung Jaehyun. Pikirannya terus menjerit karena rindu yang dalam. Sudah hampir satu bulan setelah kecelakaan di Fiji terjadi. Meskipun kehidupannya sudah kembali normal seperti sebelum-sebelumnya, ia merasa ada lubang di dalam hatinya yang tak kunjung sembuh.

Makhluk cantik dengan perawakan setengah ikanlah yang membuat Jaehyun mabuk sedemikian lama. Sampai akhirnya rasa rindu pun tak pernah tersampaikan lagi. Apakah mungkin untuk kembali ke pulau itu dan bertemu dengan Taeyong-nya? Rasanya seperti mustahil. Bahkan Jaehyun masih tak percaya dengan keberadaan Taeyong kian lamat.

Belakangan ini Jaehyun sering mengunjungi Jangho sekedar melepas rindunya pada Taeyong. Meskipun rasanya hampa hanya bisa mendengar desiran ombak dan beberapa kali paus yang menjerit dengan semburan kecil terdengar jelas di telinga Jaehyun.

"Hei Jae, aku tak mengerti mengapa kau sangat berbeda setelah mengunjungi pulau itu." Johnny duduk disamping Jaehyun yang sedang termangu menatap langit-langit apartemennya.

"Itu hanya perasaanmu saja, aku baik-baik saja." Jaehyun menyangkal, menepis tangan Johnny yang secara reflek memegang dahinya untuk memastikan apakah Jaehyun demam atau tidak.

"Aku baik-baik saja, oke?" Kata Jaehyun melirik Johnny yang terlihat tak santai itu.

"Berhenti ke pantai Jangho. Kau membuang-buang waktumu, dan berkata hanya ingin melihat sunset? Kau bercanda?"

"Itu bukan urusanmu. Lagi pula aku hanya ingin melepas penat."

"Sejak kapan kau lebih suka pantai daripada club?" Johnny mencibir, mengatakannya cepat dan meninggalkan Jaehyun yang masih menyenderkan kepala di kursi empuknya.

Jaehyun hanya melirik sebentar, kemudian mengecek jam tangannya. Tatapannya lemah dengan pikiran yang masih melanglang buana mengenai Taeyong.

Jaehyun bangkit dari dudukannya. Menyambar kunci mobilnya, dan berteriak kepada Johnny. "Aku berangkat!" Serunya.

"Ya Tuhan Jung Jaehyun. Kau masih berniat ke Jangho? Kau ini keras kepala sekali, apasih yang kau cari?!"

Tapi Jaehyun tak menghiraukannya. Keluar apartemen dengan muka kusut sedikit frustasi. Ia masuk kedalam mobil dan langsung menginjak gas.

Cara menyetir Jaehyun sangat buruk hari itu. Bahkan ia seperti seseorang yang seenaknya sendiri menggunakan jalan raya. Tapi, untung saja jalanan hari itu agak sepi sehingga tak terlalu membahayakan bagi pengendara lain.

Rasa rindu memang sangat sukar untuk dihilangkan, jika tidak bertemu langsung. Entah mengapa Jaehyun seperti memiliki ikatan dengan laut sekarang. Ia sering kali menghabiskan waktunya hanya sekedar mendengarkan desiran ombak pantai. Aneh, tapi Jaehyun tetap melakukannya.

Jaehyun sebenarnya kesal dengan hiruk pikuk kota. Yang membuatnya terlihat lebih menyedihkan ketimbang waktu ia terdampar di Fiji.
-
-
-
-
-
Pantai Jangho sangat menawan dengan warna biru laut yang sangat menenangkan. Udara laut yang begitu kuat menyekap pernapasan Jaehyun untuk tetap menghirup oksigen yang sangat menyegarkan khas laut. Pepohonan dipinggir pantai menambah daya tarik bagi siapapun yang mengunjunginya. Meskipun jaraknya cukup jauh dari Seoul, Jaehyun selalu menyempatkan diri untuk mengunjunginya.

Dermaganya sepi. Jam menunjukkan pukul empat sore. Tak ada yang bisa Jaehyun lakukan selain termangu mantap lautan yang tenang itu.

"Tae..yong." Bisiknya.

Lambat ia rasakan. Tidak ada jawaban dari bisikannya. Jaehyun masih terdiam merasakan hembusan angin laut.

Kemudian sesuatu yang cukup mengagetkan bagi Jaehyun untuk percaya. Jaehyun memperjelas bisikannya menjadi jeritan kecil ketika kepala dengan wajah yang familiar menawan itu menyembul kecil.

"T-Taeyong?!!"

Wajah yang sedikit menyembul itu tersenyum manis. Menggelayutkan ekornya dan mengibas beberapa kali.

"Jangan disini." Bisik Taeyong. Kemudian ia melenggang untuk pergi agak jauh dari dermaga. Taeyong takut jika ada manusia selain Jaehyun yang mengetahuinya.

"Hei Taeyong! Tunggu!" Kemudian Jaehyun berlari kecil mengikuti kemana berenangnya Taeyong.

Pantainya benar-benar sepi. Tak ada manusia sama sekali selain Jaehyun. Kemudian Taeyong berani menampakkan dirinya. Senyumnya melebar, meskipun hanya melihat Jaehyun dari arah yang cukup jauh. Ia tidak berani mendekat ke pesisir.

Tapi Jaehyun menerjang ombak pantainya. Berenang untuk menghampiri Taeyong yang masih menyembulkan kelapanya dari dalam air.

Jaehyun berenang cukup lama. Karena berat baju mempengaruhinya untuk berenang lebih cepat. Ketika sampai di depan Taeyong, Jaehyun menghambur memeluknya.

"Aku tau! Aku tau kau akan menemui ku setelah kau tanya kemana aku akan pergi! Aku tau!" Air berkecipak keras karena mereka berdua terombang-ambing diatas lautan. Jaehyun sudah tak peduli lagi dengan situasi saat ini. Ia benar-benar merindukan Taeyong.

"Taeyong kangen." Kata Taeyong mengeratkan pelukannya. Berpelukan dalam air juga menjadi salah satu pengalaman Taeyong yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. "Taeyong kangen Jaehyun." Ia memperjelas kalimatnya.

"Aku juga. Bagaimana? Ya ampun Taeyong maafkan aku, tapi aku sangat senang kau kemari!" Kemudian Jaehyun mencium Taeyong. Ciumannya cukup dalam untuk melepas rindu. Taeyong menerima perlakuan Jaehyun. Tersenyum disela-sela ciuman mereka.

"Taeyong- di bantu- banyak teman sampai- kemari. Dan kompas Jaehyun. Dan baju Jaehyun." Kata Taeyong menunjukkan kaos yang masih melekat pada tubuhnya. Jaehyun terkekeh.

"Jika saja-Taeyong-berenang-sendirian-untuk menemui Jaehyun, Taeyong mungkin-sudah mati ditengah perjalanan." Ucapnya terbata sambil melepas ciumannya.

Jaehyun mengusap rambut Taeyong, tersenyum saat Taeyong menjelaskan. "Aku mencintaimu." Ucap Jaehyun lembut kemudian memagut bibir Taeyong lagi.

"Taeyong juga. Taeyong cinta. Terimakasih karena Jaehyun mengajari Taeyong apa itu cinta."

Pagutannya singkat meskipun makna rindunya sangat dalam. Kemudian Jaehyun tersenyum, tidak melepaskan pelukannya. "Ikutlah denganku, tinggalah bersamaku Taeyong, meskipun aku hanya punya kamar mandi."

-
-
-
-
-
END

A/N : Maaf jika end nya gak sesuai ekspetasi :( emang saya rada bangsat kalo bikin kaya ginian. Oh iya ngomong-ngomong, sebenernya saya pengen nulis nc bagian dimana ty minta ajari jh. Bodo amatlah saya nulis nc juga buat asupan sendiri, kalo ada yang ga suka its okay, i still love you kok. Karena saya pengennya ini cerita rated nya tetep T+, untuk ngewanti-wanti mature nya, saya akan publish chap ena setelah part ini dan yha setelah itu cerita ini bener-bener abis. Tapi....saya private wkwk. Saya nyadar bener kalo di dua part terakhir ini plotnya kecepetan, kilat, sampai rasanya kalo dibaca lagi buat di edit ogah-ogahan. Menurut kalian gimana sih tulisan saya? Butuh kritik dan saran dari kalian unchh. Oke terimakasih semua muach!

edited : ada si draft ewitanya cuman yaudahlah jangan ntar wattpad saya kebanned lagi, ni mau ak share tpi tpi yaudahlah ntar klean ilfil bacanya jadi yaudah yang dulu sempet baca ya alhamdulilah yang engga ya udah lah ikhlas aja jangan lupa istigfar. makasi❤️

MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang