Taeyong duduk di pinggir abu bekas api unggun. Melepas kain yang terbalut menutupi kemaluannya. Ia lebih nyaman telanjang. Meskipun harus menutup-nutupi miliknya sendiri. Sedangkan Jaehyun mengenakan kaosnya yang lain.
Ketika Jaehyun memasukkan kepalanya ke lubang leher kaos, ia melihat Taeyong sedang memampangkan kaos yang ia berikan untuknya tadi.
"Kau bisa menggunakannya untuk menutupi milikmu." Kata Jaehyun mengambil sesuatu dari tenda.
Taeyong meringsut, membiarkan tubuhnya telanjang begitu saja. Ia tidak menghiraukannya sama sekali.
"Kupikir kau seorang wanita tadi, tapi melihat kau memiliki sesuatu yang sama sepertiku, ternyata aku salah." Jaehyun mengambil selimut tipis miliknya.
"Kemarikan kaosnya," Jaehyun meminta kaos itu dari Taeyong. Tapi Taeyong menggeleng kencang.
"Aku akan memasangkannya untukmu."
Taeyong menggeleng lagi. Mukanya tetap datar.
"Kau tidak bisa telanjang seperti itu didepanku."
Helaan napas Jaehyun begitu berat. Kemudian tetap meminta kaosnya dari Taeyong. Perlahan Taeyong memberikan kaos bertuliskan 'Kering' itu pada Jaehyun. Kemudian Jaehyun membantunya untuk memasangkannya pada tubuh Taeyong.
Kaos itu cukup besar untuk badan Taeyong. Sehingga menutupinya sampai bagian setengah paha. Bahunya terekspos sebelah karena kaos yang kedodoran.
"Kau merman?" Tanya Jaehyun. "Kupikir itu semua mitos."
Taeyong berbinar melihat Jaehyun mengatakan merman. "J-Ja-ehyun tau bangsa Taeyong?" Senyumannya terlukis jelas.
"Benar kau merman kan?" Tanya Jaehyun kembali.
"Bu-bukan. Taeyong mermaid. Betina. Tapi laki-laki."
Jaehyun tertawa sejenak mendengar penjelasan Taeyong. "Tidak ada laki-laki yang betina Taeyong. Tidak ada."
"Ada! Taeyong. Betina, tapi laki-laki. Taeyong tidak berbohong."
"Ada yang seperti itu dalam bangsa duyung?"
"Tidak. Hanya Taeyong."
Perpotongan leher Taeyong memunculkan garis hitam lagi. Membuat Jaehyun bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada leher makhluk yang baru saja ia temui itu.
"Aku masih tak mengerti. Bagaimana kau bisa berbicara bahasa manusia?" Jaehyun menyelimuti Taeyong dengan selimut tipisnya. Pikir Jaehyun mungkin karena kedinginan garis hitam itu muncul.
Taeyong tersenyum memandangi Jaehyun. Pandangannya tidak terlepas dari Jaehyun. "Seorang pelaut mengajari Taeyong. Maksudnya, mengajariku. Taeyong boleh menggunakan kata aku?"
"Tentu saja."
Taeyong tersenyum girang melihat respon Jaehyun. "Aku..aku belajar pada seorang pelaut. Dia sangat baik. Tidak pernah menyakitiku. Tidak pernah menyeretku." Tiba-tiba ekspresi Taeyong berubah menjadi sedih. Jaehyun tak mengerti perubahan mood yang terjadi pada Taeyong begitu signifikan.
"Maafkan aku, aku tak bermaksud. Aku tak akan menyakitimu lagi. Aku janji." Jaehyun menggosok pergelangan Taeyong perlahan. Membuat Taeyong mendesis marah seperti pertama kali ia melawan Jaehyun.
Ibu jari Jaehyun memperlembut sentuhannya. Mencoba untuk berbaur dengan makhluk yang mood nya benar-benar berantakan itu.
"Janji." Jaehyun tersenyum menampakkan lesung pipinya.
Taeyong membulatkan matanya. Perlahan senyumannya terlukis indah. Mengeratkan selimut yang membungkus badannya. "Aku sangat suka pada Jaehyun. Senyum itu." Taeyong menyentuh salah satu lesung Jaehyun. Membuat Jaehyun merasa aneh dengan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid
FanfictionMermaid; A Jaeyong Fanfiction by shaphireavox Terdampar di pulau Fiji hanya seorang diri menjadikan Jaehyun kebingungan setengah mati. Yang ia tahu, rekannya pernah mengatakan bahwa pantai bisa membawamu pulang. Diujung hidupnya yang serba melelahka...