6. Save

12.5K 1.8K 537
                                    

Jaehyun terdiam sesaat mencermati apa yang baru saja Taeyong katakan. Makhluk menawan itu masih berseri-seri menatap Jaehyun.

"U-uh soal kemarin, aku sungguh minta maaf." Kata Jaehyun.

"Mengapa Jaehyun minta maaf?"

Raut Taeyong berganti dengan raut bingung. Ia melepas pelukan dari lututnya dan merubah posisi dengan duduk tegak dengan kaki yang miring. Itu lebih baik daripada tadi, yang membuat Jaehyun makin tidak fokus dan lebih sering menatap bagian bawah Taeyong.

"Karena menciummu. Aku hanya membantu."

"Mengapa Jaehyun minta maaf. Seharusnya Taeyong yang minta maaf." Katanya lagi.

Taeyong memasang raut sedih, matanya membulat sambil menunduk dan takut untuk menatap Jaehyun.

Jaehyun tidak habis pikir mengapa makhluk menawan itu memasang raut yang membuatnya sulit mengendalikan diri. Apalagi setelah kata-kata yang ia ucapkan barusan.

"Sialan." Umpat Jaehyun lalu mendekat untuk mencium Taeyong. Tanpa persiapan lembut apapun, Jaehyun menempelkan bibirnya. Merasakan kelembutan bibir Taeyong yang ia cecap beberapa kali.

Respon Taeyong cukup baik, lebih baik malah. Ia sepertinya haus akan ciuman, membuka mulut begitu saja ketika Jaehyun masuk lebih dalam. Ketika Jaehyun mencoba untuk menjadi dominan dan menarik lidah Taeyong, Teyong memberikan timbal balik yang sama. Bahkan ia menggigit bibir bawah Jaehyun dan menariknya pelan.

Jaehyun mendesis karena perih. Tapi Taeyong tersenyum melihat respon Jaehyun.

"Kau ingin main kasar?" Tanya Jaehyun.

Taeyong menarik Jaehyun untuk terjatuh diatas pasir putih itu. Membiarkan Jaehyun berada diatas nya.

"Kau pernah bercinta sebelumnya?" Tanya Jaehyun lagi.

"Bercinta?"

"Iya, bercinta. Kau pernah?"

"Taeyong tidak tahu apa itu bercinta. Jaehyun mau mengajari Taeyong?"

Begitu polos dan menggemaskan. Jaehyun hanya terkekeh dan terbangun dari atas Taeyong.

Taeyong ikut tertawa ketika Jaehyun tertawa. "Menapa?" Tanya Taeyong disela tawanya.

"Bukan apa-apa." Jaehyun masih menahan tawanya. "Ngomong-ngomong mengapa tiba-tiba kau menginginkan ciuman?"

Taeyong kemudian ikut bangun, dibantu dengan uluran tangan Jaehyun. "Taeyong merasakan sesaat menggelitik yang aneh, tapi Taeyong suka."

Jaehyun menaikkan satu alisnya.
"Itu awal dari semuanya. Biasanya ketika kau mencintai seseorang dan kau ingin mengekspresikan cinta mu, kau merasakan hal itu."

Taeyong mencermati perkataan Jaehyun. Terdiam untuk menyerap kata-kata tersebut.

Jaehyun berdiri, menghampiri kayu-kayu yang telah ia tata tinggi dan beberapa semak belukar yang masih hijau. Seperti rencana awalnya, ia akan membakar kayu-kayu itu dan menimbulkan asap yang mungkin saja akan diterima siapapun yang bisa membantunya.

Taeyong disana. Duduk sendirian melihat Jaehyun bekerja keras menata kayu agak jauh dari tenda. Apalagi terik mentari yang semakin lama semakin panas membuat usaha yang dilakukan Jaehyun terasa dua kali lipat.

Sementara waktu yang ia punya terasa lebih cepat, Jaehyun kelelahan.
-
-
-
-
-
Sorenya Jaehyun mulai membakar kayu-kayu yang ia tata. Taeyong membantunya dengan mencarikan ikan laut untuk asupannya hari itu. Mereka menyantap berdua.

Hari-hari berikutnya pun sama. Jaehyun mulai frustasi dengan semuanya. Ponselnya tidak berguna. Kompasnya menjadi milik Taeyong sekarang -karena ia memberikannya pada Taeyong, padahal Taeyong mengembalikannya.

MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang