Chap 19

696 52 11
                                    


"pagi ahjumma" sapa jongin dipagi hari ketika ia bertemu lee ahjumma di ruang makan.

"Kau sudah rapi rupannya" balas ahjumma tetap fokus menata hidangan dimeja makan.

"wahhh sepertinya sarapan pagi ini sangat lezat, aku sudah tidak sabar mencicipinya" seru jongin, ia segera duduk disalah satu bangku dan mulai sarapan sendirian seperti biasanya.

"selamat pagi tuan" sapa lee ahjumma pada seseorang ber jaz hitam.

"pagi..."

jongin menoleh, dan ternyata seseorang berjaz hitam itu adalah ayahnya. Kim Jong Min. Terlihat jelas dari cara jongin makan, ia mulai tak nafsu untuk mencicipinya.

Berbeda dengan suasana keluarga sesungguhnya, suasana sarapan pagi dirumah itu begitu sepi, tak ada topik pembicaraan yang mengundang tawa dari keduanya.

"kau sudah menentang perintahku dengan membatalkan pengunduran dirimu dari sekolah, maka kau harus beprilaku yang baik disana, jangan membuatku malu hanya karena tingkahmu yang seperti orang gila" ucap jongmin tanpa menatap jongin.

Bukan seperti ini yang jongin ingin dengar.

mendengar ucapan pedas ayahnya, jongin langsung berhenti makan, dan perlahan ia menatap jongmin.

"orang gila?" jongin terkekeh kecil "Anak mana yang tidak gila seperti ku setelah menyaksikan orang tuanya bertengkar saat mereka masih berumur lima tahun" ucap jongin, setelah itu ia bangkit dari duduknya hendak meninggalkan meja makan.

"Kau tenang saja, aku akan berusaha tidak menjadi gila disekolah itu" lanjut jongin sebelum langkah kakinya benar benar membawa ia keluar dari ruang makan.

"baguslah kalau kau mulai sadar" balas jongmin

"tapi, jika suatu saat nanti aku kembali gila, kau tak perlu menyuruhku belajar dirumah. kirimkan saja aku kerumah sakit jiwa agar kau tak melihat ku lagi" setelah itu jongin benar benar berjalan meninggalkan ruang makan menuju kamarnya dengan perut yang baru terisi sekitar 3 sendok nasi.
.

Sesampainya dikamar mewahnya, jongin berbaring dikasur, menatap langit langit kamarnya yang bercat biru dongker, dan mulai meratapi kenyataan yang menurutnya tak akan berakhir bahagia sepanjang hidupnya.

Mungkin kah seharusnya ia mati saja? sehingga tak merasakan hal yang menyakitkan seperti ini.

"huuuffff"

sudah banyak helaan nafas yang terdengar, jongin masih saja berbaring seperti tak berdaya. Pagi hari yang sangat menyedihkan. Berdebat dengan ayahnya membuat dirinya berakhir dengan perut yang terbilang masih kosong.

"yaishh aku lapar sekali" geram jongin memegangi perutnya.

saat dirinya sudah duduk, matanya tertuju kearah sebuah ponsel yang tergeletak di sampingnya. Dengan ide yang sudah direncanakan ia meraih ponsel tersebut dan mulai memainkan ponselnya.

To: Kyungsoo
'kyungsoo, nafsu sarapan ku pagi ini hilang, temani aku sarapan ya?, kau kutunggu ditaman'
send

itu lah yang terlintas dipikirannya, ia berniat mengajak kyungsoo untuk menemaninya sarapan diluar. walau sedikit ragu untuk mengajak yeoja itu keluar secara tiba tiba seperti ini , tapi setidaknya ia sudah berusaha. berusaha agar perutnya terisi.
.

"kau mau sarapan apa?" tanya jongin pada kyungsoo ketika sudah didepan meja pesanan.

"burger cheese dan strawberry milkshake" pesan minsoo pada pelayan dihadapannya.

"aku pesan spageti, jus mangga, sepertinya burger cheese terlihat enak" lanjut jongin memesan.

"pesannya banyak sekali" gumam kyungsoo dalam hati.

She is my sister!Do kyungsoo![kaisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang