3. Tosca itu Setan!

156 19 3
                                    

Jangan mudah penasaran akan hal yang abu-abu, sebab jika kamu mengetahuinya namun berbeda seperti apa yang kamu ekspetasikan, itu seperti berambisi memecahkan balon yang besar namun kosong, sia-sia bukan?

(Unknow)

"Kok ngga jadi abu sih?" Celetuk Bagas saat melihat Bara -Sahabatnya- menyiramkan air mineral dingin kekepalanya.

Barusan tim basket sekolah sedang mengadakan tanding mingguan . Seperti yang dikatakan Pak Diki -Pelatih Basket- bahwa diwajibkan setiap minggunya Tim mengadakan pertandingan melawan tim basket perkelas yang sudah dijadwalkan, itung-itung latihan, itu yang sering dikatakan Pak Diki.

Bara hanya melirik sekilas Bagas tanpa ada minat mengatakan sesuatu untuk membalas bayolan Bagas. Namun bagi Bagas suatu keberuntungan meski hanya ditanggapi dengan lirikan, daripada dapet respon Tosca tajam, itu Mengerikan.

Bara berlalu meninggalkan Bagas yang tengah mengobrol dengan teman satu Timnya.

"Woy, Jurig! Mau kemana lu?" Tanya Bagas yang sadar jika Bara baru saja meninggalkannya.

Seakan tahu respon yang akan didapat, Bagas membiarkan saja kemana Bara pergi. Toh nanti juga balik sendiri, Bara kan Boomerang. Pikir Bagas.

💧💧💧

Bara mengepalkan telapak tangannya, sudah cukup Dia menahan emosi selama ini, dan Bara sekarang tidak akan diam lagi. Bara melangkahkan kakinya melalui koridor yang sepi diujung jam istirahat padahal 3 menit yang lalu koridor itu ramai akan pekikan dan sorak soray.

Bara melangkah tatapannya terkunci diujung koridor pada seseorang yang tengah duduk sambil membaca sebuah buku, Bara terlalu kalap akan emosinya hingga dia tidak perhatikan disekitarnya, termasuk seorang gadis berkucir kuda yang sedang mencibikkan bibirnya menggumamkan sesuatu.


"Hei... Tunggu" Gadis kucir kuda itu mengejar Bara, berusaha menyamakan langkah kakinya "Kamu siapa?"

Bara melirik sekilas gadis kucir kuda tersebut tanpa menghentikan langkahnya. Bara tidak ingin diganggu, Bara takut kalap dan menjadikan orang tidak bersalah menjadi pelampiasannya.

"Eh, maksudku kamu tau yang namanya Bara?" Tanya gadis itu hati-hati.

Bara tidak merespon membuat gadis itu gemas sendiri jadinya.

"Bodo amatlah"

Gadis itu segera menghalang langkah Bara, setelah berhasil, Gadis itu segera mengarahkan hp ditangannya -yang menurut Bara sebelumnya sudah Gadis itu nyalakan aplikasi kameranya- kedepan wajah Bara.

Cekrek

Cekrek

Dug

Peristiwa itu terjadi terlalu cepat dan tanpa sadar Bara menabrak bahu kanan gadis itu. Bara melangkah kembali tanpa ada rasa bersalah.

Gadis itu meringis mengusap bahu kanannya.

Gadis itu kembali mengejar Bara, menarik tangan kekar Bara lalu berdiri disampingnya, agak merapatkan tubuhnya tapi ada jeda 5 cm diantaranya. Mengarahkan hp kedepan dengan senyum 3 jari diwajahnya.

"Say Cheese.... "

Cekrek

"Wah, kok aku cantik banget ya?" Girang Gadis itu menatap layar hpnya.

Bara hanya menatap tajam sekilas Gadis itu, Bara merasa aneh pada dirinya karena hanya dengan menatap sekilas mata teduh gadis itu 15% emosinya luntur. Entahlah Bara sekarang malas berfikir apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya yang jelas sekarang Bara ingin sekali menuntaskan masalahnya.

BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang