1. Si Dingin Atau Si Panas?

194 27 1
                                    

Memilih itu memang mudah Tinggal tunjuk, Jadi.
Tapi kalau salah pilih nanti Kita harus siap menerinanya.
Begitu mudahnya hidup, bukan?

(Unknow)

"Tadi itu kenapa ya Mel? Kok pada liatin aku kaya gitu amat, aku tau kok mukaku ini cantiknya ngalahin Mimi peri" Cerocos Rain.

Sekarang Melody dan Rain sedang berjalan menuju Ruang musik. Rain baru pertama kali bertemu dengan Melody, menurut Rain selain cantik dan pintar, Melody juga enak diajak bicara makanya dari tadi Rain tidak canggung mengajak Melody bicara, walaupun Rain hanya ditanggapi dengan anggukan dan senyum manis dari gadis manis berkaca mata kuda itu. Lucu.

Bisa nambah temen, kacamatanya bagus sih. Batin Rain bersorak.

"Mel, ini masih jauh ngga sih?" Rain melangkah sambil memiringkan wajahnya kekanan, menatap Melody yang berjalan disamping kanannya.

"Udah deket, itu disamping UKS deket lapangan basket" Terang Melody. Jari telunjuk gadis itu terarah keruangan berwarna hijau yang tidak jauh dari mereka, masih harus melewati 3 ruangan.

"Melody...." Panggil Rain sambil memainkan jari-jari tangannya, gugup.

Melody memalingkan wajahnya kekiri menatap Rain yang sedang menunduk sambil menampilkan senyum manisnya "Iya, kenapa Rain?"

"Mmm... Melody.. Mau kan jadi temen aku?" Tatapan mereka bertemu, Rain terpaku akan bola mata hitam legam milik Melody.

Melody tertawa, Dia heran gadis secantik Rain bisa gugup hanya dengan mengatakan hal seperti itu. Tentu saja dengan senang hati Melody menerimanya, lagi pula Melody penasaran dengan Rain yang banyak mengatakan bahwa gadis Ceria berkucir kuda itu sedikit aneh.

"Melody ngga mau ya temenan sama aku? Aku aneh ya?" Rain menunduk dan mencibikan bibirnya.

"Bukan kah kita sudah berteman?"

Rain mendongak, memamerkan deretan giginya "Jadi, sekarang kita berteman?"

Melody mengangguk, senyumannya tak lepas dari wajah Melody.

"Oh iya, Melody punya.. Berapa Kacamata kaya gitu?"

"Mm.. Punya 3, kenapa?"

"Besok bawa ya, aku kayanya Cinlok deh sama kacamata kamu"

💧💧💧

"Aku kesel tau ngga sih? Daritadi sial mulu, Bella! Mending kamu hari ini jauh-jauh deh dari aku!" Rain mendudukan pantatnya dengan lesu ke bangku panjang kantin "Minimal radius 5 meter dari aku"

Bukannya marah, Bella makin mengencangkan tawanya. Sejak Rain kembali dari ruang musik, mood Rain mendadak jelek. Teman sekelasnya dengan terang-terangan menertawakannya.

"Bentar.. Rain.. Haha"

Rain memajukan bibirnya, matanya mengabsen penghuni kantin yang ramai seperti biasa disetiap jam istirahat. Sekali-kali Rain melototkan matanya pada setiap orang yang menatap aneh padanya.

"Apa salahnya juga sih kalo aku pilih Drum buat ngiringin nyanyianku, lagi pula kan aku jago main Drum" Rasanya Rain ingin mencakar muka Ibu Iren, Rain yakin kalau itu guru pea memang sengaja bikin dirinya mati muda.

Flashback on.

Rain kembali dari ruang musik dengan pelu dikeningnya. Rain menggebrak pintu kelasnya dengan keras.

BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang