Setahun sebelum sebelum nama 'Cross X' menggema, tidak ada yang dapat menangkap gerombolan Hasim. Polisi pun kewalahan mengatasi boss mafia bernama Hasim itu.
Untuk diperjelas, Hasim merupakan boss mafia yang berurusan dengan kasus narkotika dan pencurian. Ia mempunyai dua tangan kanan yang membantunya mengatasi masalah dalam dan luar negeri. Mereka adalah Johanson dan Jonathan, atau yang akrab dikenal sebagai The Jo Brothers. Soal kemampuan tak perlu ditanya. Mereka mempunyai tubuh layaknya pegulat profesional.
Beberapa bulan terakhir, Hasim dan gerombolannya mencoba untuk merekrut anggota baru di Jakarta. Berbagai macam sayembara dan tes dilakukan untuk menemukan orang-orang terbaik. Hingga suatu hari, ia bertemu dengan Mr. H.
"Sebuah kehormatan untuk bisa bertemu dengan anda," ucap Mr. H pada Hasim. Pria diawal 40-an itu memakai setelan hitam ala mafia. Topi dan kacamata hitam menutupi identitasnya.
"Ya ya. Apa dia yang akan melamar?" tanya Hasim menunjuk pemuda di sebelah pria itu.
"Bukan, bukan Pak Hasim. Ini keponakan saya Neo. Dialah yang akan membawakan anggota terbarumu," ucap Mr. H memperkenalkan pemuda di sebelahnya.
"Apa orang baru itu berkualitas?"
"Tentu saja."
"Dia mempunyai kemampuan?"
"Yang terbaik yang bisa ditemukan."
"Dan kesetiaannya?" pertanyaan terakhir mendapat tatapan tajam.
Mr. H hanya tersenyum dan menjawab, "Saya jamin anda tidak akan kecewa."
Di sebuah sma di Jakarta Selatan, Guntur, Azka, dan Putri terlihat pulang bersama.
"Put, tumben bapakmu gak jemput," tanya Azka.
"Bapak lagi patroli, walaupun tadinya pengen jemput. Tapi aku nolak, kan gak enak patroli sambil jemput anak," jelas Putri.
"Gun, Gun, hari ini ke rumah Putri yuk."
"Ngapain juga toh, Ka?" tanya Guntur.
"Enak saja main-main ke rumah orang. Bisa dihajar bapak, kalian main-main ke rumah cuma ada aku."
"Tapi kita kan teman, Put. Kita juga kenal sama bapak kamu," ucap Azka membela dirinya.
"Tetap saja bapak tidak memberi toleransi. Kalau mau mampir nanti saja kalau bapak sudah pulang."
"Pastilah gak dibolehin. Putri kan anak semata wayang," ledek Guntur.
Tawaan Guntur kemudian diikuti oleh sahabatnya, Azka. Tak lama Putri pun tidak bisa menahan tawa.
"Eh, aku ke toilet dulu ya. Jangan ninggalin loh," ucap Guntur.
"Iye iye, sana pergi nanti pipis di celana loh," Azka mengusir.
Setelah selesai dengan 'urusannya', Guntur melihat seorang pemuda sebayanya. Pemuda itu tampak sedang mencuci tangan di wastafel. Guntur merasakan kecurigaan, sehingga ia buru-buru keluar dari sana. Namun seorang pria berbadan besar menghalangi jalan keluar Guntur.
Pemuda yang tadi segera mengarungi kepala Guntur. Badannya ditahan oleh pria berbadan besar. Setelah dipukuli sampai pingsan, Guntur dimasukkan ke dalam mobil menuju suatu tempat.
"Oh, kau sudah bangun," ucap Neo.
"Dimana ini?" tanya Guntur lemas.
"Ini adalah awal dari kariermu."
Guntur sedang berada di suatu ruangan ini kosong. Ia menyentuh lukanya dan merintih.
"Kau akan mengikuti peraturan kalau kau ingin teman-teman dan keluargamu selamat," ancam Neo.
YOU ARE READING
X for Justice
ActionDimana ada terang disitu ada gelap. Kalau ada kebenaran maka kebohongan muncul. Saat penjahat berkeliaran, pahlawan tak jauh di dekatnya. Guntur hanyalah seorang pemuda biasa sebelum ia bertemu dengan bos mafia. Sekarang ia dihadapkan dengan dua ke...