7| Misi Penyelamatan

4 0 0
                                    

"Ada apa?" tanya Guntur.

"Aku menemukan mereka," Guntur terlihat bingung mendengar ucapan Alex. "Aku menemukan orang-orang yang menculik adikku."

"Dimana?"

"Ada sebuah gedung teater yang terlantar. Mereka adakan pertemuan lagi disana," jelas Alex.

Guntur mengangguk dan mereka berlari menuju lokasi itu. Tetapi langkah Guntur terhenti.

"Tunggu!" sorak Guntur, membuat Alex berbalik padanya. "Teater lama itu ada dimana ya?" tanya Guntur mengingat-ingat kembali.

"Kamu tidak tahu?" tanya Alex bingung.

"Hmm... Kayaknya sih tahu. Tapi... Aku lupa," balas Guntur mengusap belakang lehernya.

"Sudahlah lihat aplikasi peta aja."

Setelah menemukan lokasi tujuan mereka, "Wah, rupanya jauh juga, Lex."

"Kita mau jalan ke sana?" tanya Alex ragu.

"Tunggu, aku ambil motor dulu," lalu Guntur kembali ke kamarnya untuk mengambil kunci motor dan perlengkapan Cross X.

"Mau kemana kamu, Tur?" pertanyaan ayahnya menghentikannya melewati pintu depan.

"Mau ajak Alex jalan-jalan," ucap Guntur menghadap ayahnya.

"Teman-temanmu baru saja pulang. Kamu gak mau salam ke ibu dulu?"

Guntur tidak berkata apa-apa. Hubungannya dengan sang ayah memang tidak terlalu baik, jadi ia langsung menghampiri ibunya. "Bu, aku pergi dulu sama Alex," ucap Guntur.

"Hati-hati di jalan, ya. Jangan pulang malam-malam."

"Iya, nanti aku kabarin."

Guntur lalu keluar melewati ayahnya. "Dah, Ayah," ucapannya lebih seperti bisikan. Tetapi masih dapat didengar Pak Hans.

Guntur mengendarai motornya dengan Alex menuju gedung terlantar itu. Alex dibuat kesal Guntur dengan segala persiapannya menjadi Cross X. Setelah siap, mereka membuat rencana untuk menyelamatkan adiknya Alex.

Hari sudah malam saat mereka menyusup masuk gedung itu. Pintu belakang dan depan dijaga, tidak banyak pilihan masuk mereka. Guntur menyuruh Alex berpura-pura menjadi salah satu penawar agar ia mendapat akses masuk. Sulit untuk membuat para penjaga percaya, tetapi mereka berhasil masuk.

Guntur tetap bersembunyi pada jarak yang aman, mengawasi Alex dalam penyamarannya. Alex tampak seperti pemuda tampan yang kaya dengan setelan putihnya. Saat Alex berjalan menuju kursi belakang, sebuah tangan menepuknya di pundak.

"Permisi," Alex membalikkan badannya untuk melihat sumber suara. "Apa saya pernah melihat anda sebelumnya?" mata Guntur terbelalak setelah ia melihat Hasim berbicara dengan Alex.

Alex sempat kehilangan kata namun ia membenarkan dirinya, "Saya yakin tidak. Anda pasti mengira saya dengan orang lain," Alex tidak dapat melupakan wajah orang yang sudah menculiknya dan adiknya begitu saja. "Alexander, tolong panggil saja Lex," ucapnya menjulurkan tangan.

Hasim menjabat tangannya, "Hasim. Silahkan nikmati pestanya." Dengan itu Hasim meninggalkannya di tengah kerumunan orang yang tak berhenti berdatangan.

Alex menemukan tempat duduk untuk dirinya. Memerhatikan sekeliling berjaga-jaga jika ia dapat melihat sekilas sosok adiknya. Guntur juga melakukan hal yang sama dari balik panggung. Walaupun tidak tahu rupa atau nama dari adik Alex tapi mencari seorang yang dikurung seharusnya tidak sulit.

-------------------------------

"Pssttt.."

Alex membalikkan kepalanya mencari sumber bunyi. "Apa maumu, X?"

X for JusticeWhere stories live. Discover now