5| Cemas

7 0 0
                                    

GUNTUR POV

"Tadi katanya mau beli gula sekalian nganter," kata Azka.

"Oh iya gula. Aduh lupa. Makasih ya, Ka, udah ingetin. Bye!" ucapku setelah mengantar Azka ke rumahnya.

Hmm... Tampaknya Azka sudah curiga. Bisa bahaya nanti kalau dia terlibat. Feelingku gak enak.

NORMAL POV

Guntur mengendarai motornya menuju salah satu restoran cepat saji. Ia diam di parkiran dan duduk di motornya. Dikeluarkannya hp dan memasang earset. Ia memutar radio, tapi hanya statis yang terdengar.

"Apa dia akan keluar lagi malam ini?" tanya Guntur pada dirinya sendiri.

Cukup lama ia diam di tempat itu. Terkadang jalan-jalan berkeliling atau mencari makanan.

"Hei! Apa yang kau lakukan disitu?" tanya seorang polisi yang menghampiri Guntur.

Guntur segera tersadar dari lamunannya ketika sorot senter mengenai wajahnya.

"Ah... Kau teman anaknya komandan ya?" tanya polisi itu.

"Iya, Pak. Saya temannya Putri," jawab Guntur.

"Kamu ngapain disini malam-malam? Sudah larut loh."

"Eh, iya Pak. Tadi habis antar teman," balas Guntur.

"Sebaiknya kamu pulang sekarang. Jalanan sedang tidak aman, banyak penjahat berkeliaran malam hari," jelas oknum muda itu.

"Kalau begitu saya pulang sekarang. Mari," pamit Guntur.

Saat Guntur sudah menaiki motornya dan beranjak pergi, ia mendengar suara dari radio.

'Club O2 tawaran untuk penawar tertinggi."

"Hati-hati di jalan," ucap polisi itu.

Guntur menghiraukan ucapan polisi itu. Ia fokus pada radio yang ia dengar sampai hanya terdengar suara statis. Guntur mengendarai motornya menuju lokasi yang ia dengar di radio.

"Yang benar saja. Apa yang mereka tawarkan kali ini?" umpat Guntur pada dirinya sendiri.

Guntur menyusup masuk ke dalam club tersebut. Ia melihat jalan masuk melalui pintu belakang. Tak lama kemudian, seorang penjaga keluar dari pintu itu untuk mengecek situasi. Butuh kartu identitas untuk dapat membuka pintu itu. Sehingga sebelum pintu tertutup, Guntur melesat masuk sebelum penjaga itu sempat berbalik.

Ia mengamati sekelilingnya sebelum ia menyelinap masuk lebih dalam. Tidak mengambil resiko membongkar identitasnya, Guntur segera memakai kostum Cross X lalu bersembunyi dimana ia dapat melihat kejadian dengan jelas.

"Terjual seharga sepuluh juta rupiah kepada pria berbaju kuning di barisan depan!" terdengar suara dari panggung.

Cross mengamati, "Sepuluh juta? Hanya untuk boneka mainan? Jelas orang-orang ini sudah kehilangan akal."

"Selanjutnya! Apa yang menurutmu lebih baik daripada sepasang selimut yang seragam!" ucap moderator. "Dibuka dengan harga satu juta rupiah!"

"Dua juta!" ucap seorang penawar.

"Dua juta lima ratus!" balas yang lain.

"Lima juta dari penawar di telepon!" pekik seorang yang lain.

"Apa mereka benar-benar gila?! Kau tidak bisa menghamburkan uangmu semudah itu," protes Cross dari tempat persembunyiannya. "Sudahlah aku pulang saja. Setidaknya mereka tidak melakukan sesuatu yang ilegal."

X for JusticeWhere stories live. Discover now