6| Masalah

2 0 0
                                    

"Lho, Tur. Kita ada tamu?" tanya Bu Halimah yang baru saja masuk dengan Pak Hans.

Guntur terkejut melihat kedua orang tuanya pulang lebih cepat. Ia melihat orang tuanya lalu menoleh ke Alex, tak dapat memikirkan apa-apa.

"Saya Alex," sapa Alex setelah Guntur diam saja. Ia menyodorkan tangan dan diterima oleh mereka berdua.

Senyum terbentuk di wajah Bu Halimah. "Kok gak bilang temanmu datang, Tur?"

Alex menyenggol lengan Guntur dan ia tersadar. "Ah iya. Ini Alex, temanku. Dia mau nginap sampai urusannya selesai," ucap Guntur terbata.

"Urusan apa?" tanya Pak Hans.

"Urusan sekolah, Pak. Saya baru mau pindah ke sini. Makanya harus selesaikan administrasi dari sekarang," jawab Alex.

"Oh begitu. Ya sudah, kamu boleh tinggal di sini sementara. Anggap aja rumah sendiri," ucap Bu Halimah.

Alex memberikan senyuman kepada orang tua Guntur. Lalu, Guntur menarik Alex kembali ke kamarnya.

"Tur, ini piringnya dicuci dulu dong," ucap Bu Halimah.

"Eh iya, Bu," jawab Guntur lalu berbalik pada Alex. "Tunggu di atas."

Alex masuk ke kamar Guntur sedangkan Guntur mencuci piring. Pak Hans pergi ke ruang kantor dalam rumahnya. Bu Halimah menata kembali tas-tas yang dibawa dan membersikan rumah. Setelah selesai cuci piring, Guntur berjalan ke kamarnya.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Alex saat Guntur memasuki kamar.

Guntur menghela nafas kemudian berbicara, "Pertama, aku kan membantumu mencari adikmu. Kedua, kau sementara akan tinggal di sini." ia berhenti sesaat lalu melanjutkan, "Jangan, dan maksudku JANGAN beritahu orang tuaku apapun."

Alex mengangguk setuju dan paham kalau dia harus merahasiakan hal ini.

"Tur, tadi ibu ketemu teman-temanmu di taman," ucap Bu Halimah membuka pintu kamar Guntur.

"Azka sama Putri, Bu?"

"Iya iya. Kamu samperin gih. Ajak juga itu si Alex, kasian dia gak ada teman."

"Eh... Gak usah lah, Bu. Alex pasti lelah, baru sampai pula," ucap Guntur panik.

"Benar. Saya rasa saya lebih baik ikut," perkataan Alex mengejutkan Guntur, yang hanya dibalas dengan senyuman.

"Apa yang kau rencanakan?" tanya Guntur mengintimidasi saat mereka berjalan menuju taman.

Alex menghela nafas dan menjawab, "Aku tidak mau duduk-duduk saja sedangkan adikku entah ada dimana."

Perjalanan dari rumah sampai taman tidaklah memakan waktu lebih dari lima belas menit jalan kaki. Tetapi waktu yang singkat itu terasa lama bagi Guntur dan Alex yang menentang satu sama lain.

"Gun!" panggil Azka yang sedang duduk di ayunan dengan Putri.

Guntur melambaikan tangan pada teman-temannya. Ia berlari ke arah mereka setelah melirik Alex dengan sinis. Alex pun tak ragu-ragu membalas tatapan itu.

"Eh, Gun, itu siapa? Temanmu?" tanya Putri menunjuk ke arah Alex.

"Itu-" perkataan Guntur dipotong oleh Alex yang berjalan melewatinya.

"Namaku Alex," ucapnya tersenyum dan meraih tangan Putri.

Kemudian Azka berdeham membuat perhatian Alex tertuju padanya. "Aku Azka, ini Putri," ucapnya menyambar tangan Alex yang sedang bersalaman dengan Putri.

"Kamu sekolah dimana?" tanya Putri.

"Ah, sebenarnya aku sedang cari sekolah, baru mau pindah rumah."

X for JusticeWhere stories live. Discover now