Jisoo terdiam tanpa kata entah harus bahagia atau malah sedih, "Selamat, usia janinnya sudah 5 minggu." Ingatan Jisoo kembali saat ia bersama Minhyun melakukannya seharian lalu setelahnya ia melakukannya juga dengan Taehyung. Jantungnya berdesir, berdegub lebih kencang dari biasanya. Tubuhnya terasa kebas, ia membiarkan senyum palsu tumbuh diantara wajahnya disisi lain Taehyung dengan girang menggenggam tangan Jisoo.
Jisoo keluar dari kamar periksa dokter, tubuhnya terhuyung ke lantai dan membuatnya tak sadarkan diri. Kembali ke kehidupan Minhyun, pria yang baru berusia diawal dua puluh tahunan itu terjebek di situasi dimana ia merasakan sensasi yang sama saat ia bersama Jisoo. Padahal seorang yang sedang tidur di atas dadanya adalah Jennie.
Sepertinya Minhyun mulai mengikuti perkataan Jonghyun, ia hampir tidak bertemu dengan Jisoo sebulan terakhir. "Aku mulai menyukainya, bagaimana dengan hatiku yang lain haruskah aku menyukai keduanya?" Minhyun mulai bertanya-tanya dalam hatinya. Ia juga tidak mungkin bisa mengabaikan semua perasaannya pada Jennie lagi pula ia sudah terikat dengannya.
Minhyun menggeser tubuhnya pelan agat tidak membangunkan Jennie, ia memakai lagi piyamanya dan duduk di kursi santai di balkon. Ia membuka ponselnya banyak sekali sms dan telfon dari Jisoo 'Kau dimana?'
'Apa kau tidak merindukanku'
'ini sudah sebulan'
'Minhyun-ah.'
'Aku hamil'
Minhyun menaikan alisnya, sedikit terkejut dengan pesan terakhir Jisoo, jelas-jelas ia selalu menggunakan pengaman setiap kali ia melakukannya dengan Jisoo. Ia mengetuk-ketuk layar ponselnya namun tak jadi membalas pesan Jisoo dan membalikan ponselnya di atas meja. Menyeruput kopi yang sebentar lagi dingin.Jennie melihat Minhyun dari belakang, ia ingin memeluknya dari belakang menyentuh setiap inci punggung Minhyun. Namun kakinya sangat berat untuk beranjak.
Beberapa bulan berselang, Jennie sering ikut Minhyun melakukan kegiatannya di Jepang, dan luar kota. Bahkan ia sering sekali pergi bersama Minhyun untuk pulang ke Busan. Minhyun sudah tidak pernah lagi bertemu dengan Jisoo.
Jisoo menjalani masa-masa kehamilannya dengan ketakutan, ia merasa bukan ibu yang baik saat ia bahkan tidak tau siapa ayah bayinya. "Yeobo, makanlah sedikit nanti anak kita kelaparan." Taehyung menyendokan bubur panas yang baru saja ia buat.
"Aku mual."
"Sedikit saja."
"Aku mual."
"Ayolah sedikit saja, kasian bayinya."
'praang'
"Aku mual ! aku sudah bilang berkali-kali aku mual." Jisoo membuang mangkok berisi bubur yang dibawa Taehyung.
Taehyung sebenarnya mengetahui jika Jisoo bermain dengan lelaki lain di belakangnya, namun ia lebih baik diam daripada ia harus melepas Jisoo selamanya. Dan ia juga tau kalau laki-laki itu adalah teman SMA-nya dulu yang juga satu kelas dengannya.
'Hwang Minhyun' Taehyung membersihkan makanan yang tercecer di lantai, namun hati dan pikirannya tertuju pada sesosok pria yang dulu pernah menjadi temannya. Minhyun, Taehyung, Jonghyun dan Jungkook –mantan Jennie- adalah teman satu sekolah. Dari awal Taehyung sudah menyukai Jisoo, namun gadis itu malah jatuh ke pelukan Minhyun. Ia hanya bisa mendapatkan Jisoo pernikahan Minhyun.
Taehyung pergi ke dapur dengan amarah yang tak bisa ia tunjukan dihadapan Jisoo, ia membantik pecahan mangkok beserta kain yang ia gunakan untuk membersihkan tumpahannya ke dalam tempat sampah. "Aku tidak peduli itu anak siapa, yang jelas aku tidak akan melepas Jisoo." Taehyung mengepalkan tangannya "Termasuk untukmu Hwang Minhyun."
KAMU SEDANG MEMBACA
If It Was You
Fiksi PenggemarBeware : NC21+ Ada bagian yang di Private, Follow dulu sebelum baca. Mencintai orang yang seharusnya tak pernah terfikirkan itu adalah sebuah anugrah. Cinta segi empat yang menakup kehidupan Hwang Minhyun, Kim Jisoo, Kim Jennie dan Kim Taehyung men...