Chapter 5

18K 993 6
                                    

"Dan sepertinya aku ingin segera membunuhmu pria sinting!" Gia menghempaskan tangan Sean dari pinggang nya. Pria sinting ini selalu bertingkah seenaknya dalam menyentuh nya. Tingkah nya yang seperti playboy ini makin membuat Gia muak untuk meladeninya.

"Tenang sayang." Sean makin tersenyum sinting, dia mundur beberapa langkah sambil mengangkat tangan nya mengalah. "Lebih baik sekarang kau membersihkan dirimu yang terlihat ... kacau mungkin."

Gia mendengus lalu tersenyum miring pada Sean. Mungkin akan terasa menyenangkan jika bisa merobek-robek senyum itu lalu memajang di sebuah toples kaca.

"Oh aku sangat berterimakasih pada seseorang yang membuat pagi hariku yang indah menjadi sangat kacau." Dia dengan sengaja menyindir Sean tapi tampaknya pria itu memiliki topeng yang cukup tebal sampai-sampai tidak peduli dengan nada sarkas yang Gia tunjukan padanya.

"Kalau itu sama-sama." Ucap Sean sambil melangkah meninggalkan Gia dibelakang nya.

Kesal, Gia melemparkan pisau kearah Sean tapi dengan sigap Sean menangkap pisau itu dan mematahkan nya dalam genggaman nya. Dia merasa sangat diolok-olok hanya karena melihat seringai dari pria itu karana serangan nya yang dapat dipathakan dengan mudah.

"Lemparan yang bagus, mungkin sedikit lagi akan menancap dikepalaku jika aku tidak dapat membaca gerakanmu." Ujar Sean kagum namun senyum meremehkan itu masih terukir diwajahnya. "Kau bisa membunuhku nanti setelah kau mandi."

Grrr, kekesalan Gia semakin memuncak karena Sean, Gia meraih pria yang berada dibelakang nya lalu segera membunuh nya dengan sadis.

"Ayo sayang kau akan menghabiskan bodyguard ku jika terus membantai mereka seperti itu." Sean menatap prihatin pada kelima bawahan nya yang mati secara mengenaskan tanpa sempat melawan.

Gia menatap Sean dengan hasrat membunuh yang makin menjadi-jadi. "Aku bukan sayangmu Sean Arthur akan kupenggal kepalamu nanti." Teriak Gia frustasi.

"Ya ya, kau bisa memenggal ku suatu saat jika kau bisa." Balas Sean sambil terkekeh geli.

.....

Sekarang Gia duduk disebuah meja makan panjang yang mampu menampung 10 orang dengan Sean yang duduk berhadapan dengan nya. Tidak ada orang lain selain mereka di meja makan itu dan para maid berdiri membelakangi dinding menatap lantai dengan tatapan kosong.

Sean mengamati pakaian yang dikenakan oleh Gia. Gaun hitam sepanjang lutut dengan mawar hitam di pinggang nya. "Kau terlihat cantik dengan gaun itu." Komentar nya.

Setelah mengatakan itu Sean mendapat lemparan pisau daging yang menancap dipiringnya atau lebih tepat nya meja karena piring itu telah terbelah dua.

"Tolong ingat kan aku untuk memotong lidah manismu itu Sean." Desis Gia sambil mengelap pisau lain yang baru diberikan oleh seorang pelayan.

"Oh aku sangat menantikan itu manis." Balas Sean geli.

Gia memutar bola mata nya malas lebih memilih menatap hidangan di piring nya dibandingkan harus melihat wajah pria ini lebih lama. Terkadang ada saat nya dia bertanya-tanya mengapa dia ditakdirkan untuk bertemu dengan orang-orang menyebalkan disekitarnya.

Sean masih duduk diam menatap Gia yang akan meminum cairan merah dari gelas ramping itu dan mengangkat alis saat Gia tidak jadi meminum nya. Gadis itu malah menggoyangkan gelas nya sedikit untuk melihat reaksi Sean.

Dia menghela napas tampak sangat bosan dengan segala macam bentuk trik yang dilakukan oleh Sean. Gia memanggil seorang pelayan.

"Kau yang berdiri di situ kemarilah."

Maid itu mendekat dengan takut-takut pada Gia, "Ya nona..?" ucapnya saat sampai di dekat Gia.

Gia menyerahkan gelas ramping itu. Tersenyum manis tanpa perasangka apapun membuat maid itu memberanikan diri untuk melangkah maju dan meraih gelas yang tadi Gia berikan.

Mr. Mafia And Mrs. PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang