t i g a p u l u h d e l a p a n

229 14 4
                                    

"Hari ini aku gak pulang bareng ya, kerjain tugas sama Marthen tapi nggak tau dimana."

Luke hanya mengangguk, "Emang satu kelompok berdua aja?"

"Iya, sebentar doang kok."

Lagi-lagi Luke mengangguk "iya, hati-hati ya." Lalu pergi dan melambaikan tangannya.

Athela lagi-lagi menghela napasnya.

Ini Luke yang terlalu percaya pada Athela Atau........ entahlah,

Bahkan Luke sama sekali tidak cemburu.

▪ ▪ ▪

"Ada angin apa ya pak Ebo bikin kita jadi satu kelompok?" Athela menunjuk dagu dengan telunjuknya. Sedang berpikir cantik.

"Lo gak suka ya? Sekelempok sama gue?" Tanya Marthen.

"Eh bukan gitu!" Athela buru-buru menjawab."Tumben aja gitu, kan biasanya gue kalau nggak sama Deo, sama Liani.."

Marthen hanya mengangguk-ngangguk. "Nggak mau pesen makan?"

"Lo yang bayarin kan?" Mata Athela seakan berbinar.

Marthen terkekeh kecil lalu mengangguk Jadi itu alasan Athela diam saja dari tadi?

"Mbak," Athela mengangkat tangannya. "Saya mau nasi goreng kambing satu, terus minumnya jus jeruk dingin tapi gulanya sedikit aja, terus penutupnya es krim setengah green tea setengah taro , terus.."

Terus terus terus terus terus

Marthen menelan ludahnya susah payah.

• • • • •

24 september 2017

SchattenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang