s e b e l a s

303 25 2
                                    

"Hujan, nggak mau bareng aja?" Luke menawarkan tumpangan pada Athela setelah kelas tambahan bahasa Jerman kedua berakhir. "Gue bawa mobil sih, kalau lo mau boleh."

"Em.." Athela berpikir sesaat. "Enggak deh, makasih."

"Serius? Udah sore loh ini, gak dicariin orang tua dirumah?" Ucap Luke, ia melirik jam tangan berwarna hitam yang melingkar ditangannya yang sudah menunjukan pukul lima sore.

"Lagian bahaya juga,"

"Yaudah deh.." Kata Athela pasrah, ia tidak mungkin menunggu sampai hujan berhenti juga, pasti akan lama jika ia perkirakan begitu melihat hujan yang sangat deras.

"Tunggu bentar ya, gue ambil mobil dulu." Tukas Luke, lalu berlari menembus hujan dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Setelah mobilnya sampai didepan Athela, Athela segera masuk dan merasakan hawa dingin AC menusuk kulitnya.

"Pake seatbelt nya dulu," Kata Luke, lalu memutar mobilnya agar bisa keluar sekolah.

"Ini gimana pakenya?" Ah, tidak. Luke lupa memberitahu caranya pada Athela karena mobilnya ini bukan mobil biasa, melainkan mobil sport yang biasanya digunakan untuk balap.

Luke mendekat, lalu menarik seatbelt di pojok kiri, membuat mereka kini bertatapan dengan jarak wajah yang sangat dekat.

Dan tanpa sadar jantung Athela berdegup kencang.

• • • • •

3 september 2017

SchattenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang