Chapter 11

1.2K 48 0
                                    

Btw ini update ditengah kesibukan. Hm



Amara mengikuti langkah alvaro memasuki rumah megah bergaya amerika-klasik dengan warna seluruhan putih membuat rumah terasa barat. Langkah nya menyusuri keramik putih bersih dengan ruang tamu yang lumayan besar alvaro berkata ia ingin amara bertemu mama-nya.

Mau tidak mau amara tetap mengikuti alvaro dengan dandanan sederhana drees merah maroon tanpa lengan dan rambut yang dibiarkan tergerai amara memperhatikan penampilan nya di kaca saat mereka melintasi tangga dan menuju ruang makan.

No bad batin amara bersuara menutupi kegugupan nya mereka baru saja dikatakan pacaran tapi alvaro sudah mengajaknya bertemu sang mama. Saat masuk ruang makan amara melihat wanita cantik sedang mempersiapkan makanan diatas meja dengan gaun sederhana dan rambutnya yang tergelung ke atas sangat cantik menurutnya untuk wanita seusia itu.

Wanita tersebut mengalihkan pandangan nya ke arah mereka berdua meletakkan cangkir terakhir dan melangkah mendekati alvaro lalu memeluknya.

Sofia tersenyum senang saat melihat amara beralih dari alvaro ia melangkah ke arah amara lalu memeluk perempuan itu.

"Selamat datang sayang"ucap sofia saat pelukan mereka terlepas

Amara hanya memangguk kan kepalanya kemudian tersenyum,"Yaudah kalo gitu ayo kita makan mommy udah masakin makanan kesukaan kamu"sofia melirik alvaro sekilas saat mengucapkan kata itu.

Menuntun alvaro dan amara lalu duduk di kursi sofia sangat bersemangat saat mengambil kan makanan untuk alvaro dan beralih ke amara sebelum perempuan itu mengeluarkan suara nya.

"Amara ambil sendiri aja tan, ke balik aturan nya amara yang ambi ini buat tante"amara mengarahkan tangannya mengambil piring sofia dan menangambilkan makanan di atas meja lalu beralih ke piringnya.

Amara tidak sadar ulah nya barusan membuat ibu dan anak memperhatikan nya sambil tersenyum penuh arti,

"Makasih ya sayang"ucap sofia lalu memasukkan seafood ke dalam mulutnya melirik alvaro sekilas yang sedang memperhatikan amara makam.

"Gimana enak nggak masakan mommy ?"sofia bertanya dengan antusias pasal nya ia memasak semua ini khusus.

Amara menoleh kemudian mengangguk,"enak kok tan, amara suka"

Dan amara nggak tahu kapan terakhir coba masakan mama ,

"Enak kok mom i like it"sahut alvaro lalu teringat sesuatu," where daddy?"

"Sedang di milan dan rencana nya mommy mau nyusul minggu depan"

"Really?"

"Yes son , your dad need mommy"

Amara hanya mampu tersenyum saat melihat alvaro bersama mamanya memang sangat berbeda dengan ketika ia disekolah terkesan cuek dan tidak peduli.

Amara merasa suhu badannya mulai panas pasti efek dari seafood yang ia makan, amara lupa kalau ia akan deman setelah memakan seafood ia alergi seafood . Astaga!

Bego banget si ra, gitu aja lupa!

Setelah makan sofia mengajak amara ke area kolam yang bersebelahan dengan taman dan membiarkan alvaro membersihkan dirinya terlebih dahulu.

"Tante suka mawar?"tanya amara saat mereka sudah di taman dan begitu banyak bunga mawar

"Favorit buat tante, kalo kamu?"

"Suka juga"

Sofia terkekeh pelan saat menyadari kegugupan amara saat berdekatan denganya ia bangkit dari kursi santai dan menarik tangan amara pelan ke arah bunga-bunga mawar itu berada.

"Mamah kamu suka bunga nggak?"

Amara terdiam cukup lama lalu menggeleng kan kepalanya

"Pasti mamah kamu orang yang super sibuk?"

"Terlau sibuk"sahut amara

Sofia sedikit kaget dengan jawaban amara ia yakin hubungan amara dengan mamanya tidaklah baik dapat terlihat dari caranya menjawab sama seperti alvaro dengan suaminya.

Sofia mengusap lengan gadis itu menatap nya lalu tersenyum lembut, amara sangat rindu keluarga mama-papa tapi..
Sofia menarik lembut amara dalam pelukan nya mengelus rambut halus gadis itu ia dapat merasakan amara menangis dalam pelukan nya

"What wrong sweetheart?"

"Miss mommy"sahut amara pelan nyaris tanpa suara

Sofia terus menenangkan amara dan menahan untuk tidak bertanya sekarang saat ini tugasnya hanya memberikan pelukan.

Terasa tenang sofia melepaskan pelukan nya dan mengajak gadis itu kembali duduk namun sebuah panggilan dari ponselnya sofia terpaksa meninggalkan amara sendiri.

Amara terdiam cukup lama sampai suara alvaro terdengar di telinganya.

"Pulang sekarang?"

Amara mengangguk dan mengikuti alvaro ke ruang utama,"astaga gue lupa kunci mobil dikamar tunggu bentar"alvaro berbalik dan berlari kecil menaiki tangga menuju kamar nya.

Amara merasa seluruh badannya panas dan menjalar ke kepala ia memijat keningnya untuk mengurangi rasa sakit yang kian terasa,ia merasa kakinya seperti jelly tidak mampu menopang badannya sendiri amara mencoba berpegangan namun nihil ia hampir terjatuh kalau saja tidak ada tangan yang memeluk pinggang rampingnya.

"Ets lo kenapa ra?"tanya nya sambil menuntun amara yang setengah sadar ke arah sofa, alvaro yang menuruni tangga melihat kejadian itu membuatnya membara terlebih lagi saat memengang pinggang gadis itu.

"Ada apa?"tanpa basa basi alvaro menarik amara ke dalam dekapanya.

"Gue nggak tau pas gue masuk di udah mau jatuh"jelas jack

Alvaro beralih menarik wajah amara agar melihatnya gadis itu tampak pucat pasi nafas nya tercekat dan badannya terasa sangat panas,

"Hey! You okay?"

Amara mencoba membuka matanya ia dengar itu suara alvaro tapi rasanya sangat berat membuka mata dan berbicara yang ia rasakan saat ini seluruh badan nya panas dan semua gelap.

Alvaro berlari secepat kilat menuju mobil melewati mommy nya yang berteriak bertanya ada apa namun ia menggubrisnya yang terpenting saat ini adalah amara.

*****

Alvaro menatap amara yang terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan infus disebelah tangan kanan nya hampir saja alvaro ingin membawa amara keluar rumah sakit saat perawat rumah sakit kesulitan menusukkan jarum ke tangan amara alhasil ada beberapa bekas biru di punggung tangan gadis itu.

Alvaro menarik kursi didepan tempat tidur amara sejajar dengan wajah amara, menarik tangannya yang terlihat membiru dan membawa punggung tangan itu ke bibirnya kemudian mengecup nya.

"Lo bisa nggak jangan bikin gue khawatir",bisik alvaro menatap lekat amara kemudian mengelus lembut rambut gadis itu.




Hm
Sorry for typo
Jangan lupa vote
See you next !

King And Queen ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang