Chapter 8

1.3K 55 0
                                    

Amara menatap bosan layar laptop ternyata pilihannya menonton drama korea tidak membuat mood nya membaik amara sendiri juga bingung terhadap dirinya sendiri suka badmood tanpa alasan.

Amara memilih menutup laptopnya dan mengambil ponsel di atas nakas membuka aplikasi instagram untuk menghilang kan badmood. Terlalu asik bermain instagram menonton video lucu,tutorial make up , dan kegiatan favoritnya stalking gadis itu tersenyum sendiri saat melihat foto alvaro yang muncul ah amara menggeleng kan kepalanya tersadar dari pikirannya.

Amara tidak menyadari mama nya ada didepan pintu kamarnya dengan setelan baju kantor dan tas jinjing di tangan kanan tersenyum menatap ke arahnya. Amara yang tadi berbaring mengubah posisi nya menjadi duduk memperhatikan wajah sang mama terlihat jelas kalau dia lelah. Amara tersenyum sinis ini pertemuan mereka setelah 2 bulan berlalu.

Amara memalingkan wajahnya jujur saja dia masih kesal dengan kedua orang tuanya yang hanya gila kerja tanpa memikirkan dirinya. Katakan saja dia egois tapi amara juga perlu perhatian, dengan kehadiran hanya sang mama dia yakin saat ini papa sedang sibuk dengan orang-orang berdasi dan berkas putih penuh kabut pikirnya.

Itu kenapa amara menolak dari awal permintaan papa untuk kuliah manajemen bisnis tercatat dari smp bahkan amara tidak pernah sekalipun menginjak kantor papanya. Mama dan papa memang mempunyai kantor yang berbeda, keluarga nya bukan broken home tapi amara merasa merasakan keluarganya seperti itu. Sendiri, kesepian dan haus akan perhatian.

Miris bukan?

"Mama kira amara udah tidur, ternyata belum mama pulang mau ngasih ini sama kamu, keliatannya cocok sama kamu"sandra melangkah masuk dan meletakkan tas kecil diatas meja rias amara.

Sandra menghela nafasnya melihat amara yang memunggungi nya,"mama tadi ganggu kamu ya?, maaf kalo gitu".merasa tidak ada respon sandra melanjutkan ucapannya,"kalo tidur jangan malam-malam ya sayang. Mama keluar dulu, good night sweetheart ". Sandra membalikkan badanya melangkah keluar kamar amara.

Sedangkan amara menarik nafas mencoba tidak mengeluarkan isakan tapi tetap saja air mata nya berjatuhan melewati pipi mulusnya. Amara menghapus kasar air matanya percuma saja dia menangis tetap tidak akan ada yang berubah. Amara mengubah posisi nya menjadi duduk meletakkan laptop dan bergerak mematikan lampu kamar. Menatap langit kamar sejenak ingin sekali dia mengucapkan satu kata tetapi rasanya sulit sekali keluar dari mulutnya sendiri.

"Ma,pa aku rindu"

****
Amara sudah berseragam sekolah berdiri di depan rumah melirik penampilan nya di depan cermin kecil yang selalu dia bawa, hidung yang sembab dan mata seperti panda membuat penampilan nya pagi ini tidak enak di lihat belum lagi moodnya yang belum berubah sejak tadi malam di tambah kaki yang menyusahkan nya dan sang mama yang pergi di pagi hari demi meeting . Amara berdecih lengkap sudah perpaduan dipagi senin, ia bangkit saat melihat satpam sudah memanggilkan taxi untuknya.

****
Lina menggigit jari nya menahan rasa gugup bercampur takut sudah hampir 20 menit ia dalam toilet padahal 5 menit lagi upaca dimulai. Pembicaraan nya dengan jack diparkiran tadi pagi membuatnya lebih memilih berdiam di dalam toilet daripada harus mengikuti upacara dan bertemu jack.

Dua panggilan telpon dari enemy ia abaikan rasanya saat ini lina ingin pulang menenangkan pikiran nya ia tidak tau kalau rencana yang berjalan lancar ternyata ada yang mengetahui nya saat ia berhasil.

****

Penampilan amara yang berbeda menjadi perhatian teman sekelasnya tapi amara hanya acuh dan memilih duduk meletakkan tongkat yang ia pakai sementara di sisi tempat duduknya.

Begitu populer kah ia sampai gosip diri nya terjatuh akibat latihan cheers sudah ada di breaking news. Sekolah amara menggelengkan kepalanya ia berpikir seperti berada di tengah-tengah infotaiment .

****

Jack melemparkan kaleng soda ke arah alvaro yang langsung di tangkap.

"Lo serius sama amara?"

"Kenapa lo tiba-tiba nanya gitu?"sahut alvaro setelah meneguk minumannya

"Ya aneh aja lo mudah banget nolak karin dan sekarang lo sama dia"

Alvaro melirik jack sejenak.

Menurutnya untuk saat ini alvaro belum ada jawaban semua tentang amara.

Baru saja berdiri tiba-tiba karin datang dan langsung memeluknya lantas saja membuat jack terkejut dan ikut berdiri.

"Lo apa-apaan sih"alvaro mencoba melepaskan pelukan karin namun karin malah mempererat pelukannya.

"Aku kangen",karin mengeluarkan kalimat nya membuat alvaro jengah perempuan ini sepeti tidak mempunyai urat malu memeluk nya didepan umum.

"Lepasin gue sekarang atau gue dorong"kalimat alvaro terdengar tajam.

Saat melihat orang yang di harapkan melihat adegan ini sepertinya ia memulai acting-- nya sekarang.

"Aku juga sayang kamu"ucap karin sedikit keras dan tersenyum sinis ke arah amara yang saat ini sedang melihat ke arahnya.

Alvaro tidak menyadari itu karena posisi nya membelakangi amara.

Jack melirik karin ia tau perempuan ini sedang merencanakan sesuatu dan tidak salah lagi saat ia melihat amara muncul tepat dibelakang alvaro dengan jarak sedikit jauh.

Entah ada apa dengan hari ini sepertinya amara benar-benar merasa hari tersial . dia memalingkan wajahnya mencoba menetralkan degup jantung yang terasa berbeda.

Jack menatap alvaro melalui lirikan mata mengarah pada amara yang sudah berbalik dan berjalan pelan menggunakan tongkat-- nya.

Alvaro yang mengerti melepaskan pelukan karin dengan kasar dan berbalik arah ia membelalak kan mata nya melihat amara berjalan pelan alvaro sangat yakin amara tadi menyaksikan ulah karin yang memeluk dirinya.

Alvaro kembali menatap karin tajam,"lo apa-apan sih, hah!"

"Aku kan meluk kamu doang sayang"

Karin tersenyum penuh kemenangan rencana kedua nya berhasil.

"Ini peringatan terakhir gue, kalo lo peluk gue lagi gue nggak yakin bisa perlakuan lo kaya perempuan"desis alvaro tajam meninggalkan karin yang menatap takut ke arah alvaro yang di ikuti jack.

****

Amara mengubah langkah nya menuju taman belakang rasa lapar yang ia rasakan saat keluar kelas tadi hilang seketika saat melihat karin bersama alvaro.

Amara menghela nafas nya saat ada rasa mengganjal saat melihat karin memeluk alvaro. Cemburu kah ia? Yang benar saja amara bahkan dikatakan baru saja mengenai alvaro mana mungkin ia cemburu.

Tapi kata orang hati tak pernah bisa berbohong bukan? Amara merasakan saat ini hatinya ada rasa kecewa, yang tidak bisa di jelaskan.

Iya , kecewa






Hay 😉
happy eid adha mubarak
mohon maaf lahir & batin 🙏

Sorry typo bertebaran , jangan lupa vote and coment yah 😚
Sampai ketemu next chapter 😉

King And Queen ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang