Chapter 9

1.3K 56 0
                                    

"Ra mau ya ya ya"

"Enggak, enggak, enggak",amara menggelengkan pun ia tidak mau menuruti rengekan lisa.

"Jahat banget si ! Ayolah ra cuman nonton doang kok, please"

"Haduh lo sendiri aja kenapa sih?", amara mendengus jengah

Lisa mencibir,"mana asik nonton sendiri, nggak seru"

Amara memutar bola matanya kesal,"yaudah lo nggak usah nonton aja sekalian, ribet amat"

"Lo hari ini kenapa ngeselin banget si ra, pms?"

"Bodo!"

"Amara!",teriakan lisa membuat beberapa orang disekitar mereka menyumbangkan perhatiannya.

"Iya udah iya",amara mencibir menatapa kesal kearah lisa.

"Ah! Makasih amara, lo emang sahabat gue yang baik",lisa merangkul bahu amara.

Amara mendengus,"lo baik kalo ada maunya doang, katanya gue perlu cari sahabat baru deh!"seru amara yang dihadiahi tepukan lisa dibahunya.

"Enak aja"

******

"Ra buruan dong",lisa berteriak didepan pintu kelas memanggil amara

Amara merasa hari ini lisa berbeda, tidak biasanya lisa seantusias ini ingin menonton pertandingan basket. Biasanya lisa hanya menemani ia lahitan cheers tapi kali ini berbeda.

"Ra, ya tuhan malah ngelamun, ayo ah ntar kita nggak dapet tempat duduk, gue kan mau duduk di depan",lisa terus bicara sambil menggendong tangan amara menuju lapangan basket.

Entah kebetulan atau sudah disediakan lisa menarik amara duduk dibangku paling depan yang hanya tersisa 2. Lisa mengembangkan senyumnya saat melihat seseorang yang ingin ia lihat masuk ke tengah lapangan pandangan mereka saling bertemu dan melemparkan senyum.

Amara tidak menyadari itu karena terlalu asik memainkan ponselnya.

Tiba-tiba saja ponselnya direbut lisa dan dimasukkan ke dalam sakunya.

"Balikin lis, lo apaan sih"

Lisa menatap tajam,"kita itu lagi nonton basket ra masa iya lo malah asik mainin handpone lo doang dari tadi"

"Yaudah si, galak banget dari tadi"

Amara mengikuti kemauan lisa untuk menonton pertandingan basket. Namun ada yang berbeda saat ia memperhatikan pemain basketnya.

Ia mengerutkan kening nya tumben sekali alvaro tidak ikut bermain. Memang akhir-akhir ini amara lebih sering diam saat bersama alvaro. Mengingat kejadian waktu itu membuat dadanya sesak. Amara tersentak saat ada orang yang menepuk bahunya dari belakang.

"Lagi cari gue didepan ya?"

Amara membulatkan matanya,"astaga! Lo ngapain disini?"

"Mau nemenin lo nonton"

"Eh?"

Alvaro menukar duduknya disebelah amara, menatap lekat wajah gadis didepan nya ini yang masih terlihat terkejut dengan keberadaannya.

"Mikirin apaan sih?"alvaro menyentil hidung amara

"Lo--"

Ucapan nya terpotong saat lisa tiba-tiba menyenggol bahunya.

"Ahhh! Amara lihat deh sekolah kita menang , yes " lisa melambai kan lambaikan tangannya diatas dan belum menyadari kehadiran alvaro diantara mereka.

King And Queen ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang