Chapter 7

1.3K 55 0
                                    

Amara berlari kecil ke arah lapangan basket membawa tas gendong ditangan kanan dan botol minum di tangan satunya. Dia bahkan meninggalkan lisa untuk memarkirkan mobil mereka amara merasa kesal dengan beberapa helai rambut yang menutup wajahnya dia merutuki dirinya sendiri bagaimana dia bisa tertidur dengan waktu yang singkat.

Saat didepan lapangan basket amara menghembuskan nafasnya melihat teman-teman yang lain baru pemanasan. Dia meletakkan tas dan air minum nya dibangku paling pojok sebelum menyusul yang lain amara memperhatikan sekitar terlihat anak basket sedang berlatih. Tiba-tiba saja dia melihat alvaro yang sedang memasuki lapangan tiba-tiba kejadian tadi siang terlintas di kepala nya seolah kaset rusak yang tidak bisa berhenti.

Amara menepuk kening nya sendiri,"kok gue jadi mikirin itu lagi sih, ya ampun amara sadar-sadar"

Dia meneruskan langkahnya menyusul anak cheers

"Sorry bel gue telat"amara menatap abel yang baru saja mengitruksikan gerakan

Abel tersenyum,"nggak papa santai aja, yuk mulai latihan"

Amara mulai mengikuti latihan memulai posisi nya diatas, amara memang mendapatkan posisi di atas. Cukup sulit memang karena amara harus menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh, amara memulai menaiki satu bahu temannya dan berdiri di posisi selanjutnya ada satu orang mendekat untuk membuat posisi amara lebih tinggi.

"1...2...3"teriak abel

Amara mulai menginjakkan kaki nya namun belum sampai dia menginjak amara merasa badannya melayang sedetik kemudian terhempas menindih kaki nya terjepit di antara badannya dan amara merasa kakinya kaku terasa sulit digerakkan.

"Amara"teriak anak cheers

Saat amara terjatuh tidak ada yang sadar bahwa di antara salah satu mereka tersenyum puas berjalan mundur dan meninggalkan lapangan, sedangkan di sisi lain jack yang duduk dipinggir lapangan menyaksikan semua yang terjadi karena saat ini dia sedang break .

Sontak teriakan anak cheers menjadi perhatian anak lainnya termasuk anak basket yang berhenti main dan ikut melihat amara.

"Ya ampun, kok bisa kaya gini sih ra?"lisa tiba-tiba menerebos masuk dan berjongkok di sebelah amara.

"Lurusin kaki lo ra"kata adel yang juga berjongkok di depab kaki amara sedangkan amara menahan napasnya untuk menahan diri tidak berteriak merasakan pergelangan kakinya begitu nyeri

"Bukannnya posisi nya tadi udah pas, kok bisa lo jatuh ya ra?"abel bertanya menatap anak cheers yang juga terlihat bingung

"Amara pas kok berdiri di bahu gue terus dia harusnya kaki dia ke sebelah terus malah jatuh"jelas ana.

Lisa menatap ana,"terus disebelah lo siapa?"

Ana tampak mengingat sekilas,"gue rasa kayanya dia anak baru deh soalnya gue nggak pernah lihat sebelumnya terus dia pake masker juga"

Telihat abel dan lisa merasa ada yang aneh terlebih lagi abel sampai tidak tahu kalau ada member baru tapi tidak memberi tahu dirinya

"Yuk ra gue bantu berdiri kita kerumah sakit"lisa membantu amara berdiri

"Gue nggak kuat lis, sakit banget!"amara merintih sambil memegang pergelangan kaki kanannya.

Tiba-tiba saja alvaro dan anak basket menerobos ikut melihat

"Jangan dipaksa, pergelangan kaki lo itu patah makanya lo nggak bisa berdiri"alvaro melangkah ke sebelah amara membawa gadis itu ke dalam gendongannya.

"Alvaro!"pekik amara terkejut dengan perlakuan alvaro yang tiba-tiba mengendong dirinya dan dia mengalungkan tangannya ke leher alvaro.

"Lo mau bawa gue kemana? Gue sama lisa aja ro, bawa gue kemobil gue aja"pinta amara tapi tampaknya alvaro tidak mendengarkan amara membawa gadis itu berlalu dari lapangan di ikuti lisa dan jack dibelakang.

Amara melirik alvaro yang tidak mengadahkan pandangannya dan terus membawa gadis ini kearah mobil nya.

Amara melirik lisa dan jack yang mengikutinya

"Amara biar gue aja yang bawa"kata alvaro berbalik menatap lisa,"sorry bro gue nggak bisa bareng lo"alvaro mengalihkan pandangan ke jack.

Jack mengangguk,"slow lo bawa dia aja dulu"

Alvaro berbalik dan menutup pintu mobil tapi ditahan amara,

"Lisa, mending lo bareng jack aja"amara melirik lisa dan jack bergantian

"Nggak usah, santai aja lagi gue bisa balik sama harris".

Alvaro mengangguk setuju,"boleh juga, bro lo pulang sama dia aja"dia melirik lisa.

Lisa mengangguk pelan,"yaudah lo pulang bareng gue aja, lo juga hati-hati bawa amara, ra gue tunggu dirumah"

Amara menangguk kemudian alvaro menutup pintu mobil berjalan ke arah kemudi dan menjalankan mobil nya.

*

Amara merasa kaki nya ngilu dan sakit di saat bersamaan saat di perban. Setelah diperiksa tadi perkataan alvaro benar kalau pergelangan kaki nya. Sebenarnya amara penasaran siapa orang di samping ana yang amara merasa dia sengaja menggeser badan membuat dirinya terjatuh.

"Apakah sudah selesai?"tanya alvaro pada suster yang memperbankan kaki amara.

"Sudah selesai, permisi"

"Terimakasih"ucap amara

Amara melirik alvaro yang berjalan ke arahnya

"Thanks ya ro"kata amara yang dibalas anggukan alvaro dan tersenyum ke arahnya. Amara merasa jantungnya berdetak lebih kencang tidak tahu kenapa akhir-akhir ini alvaro memperlakukan nya berbeda dan amara merasa mulai menyukai perlakuan alvaro.

Amara menggelengkan kepalanya pelan tersadar dengan apa yang baru dia pikirkan.

"Yuk pulang udah selesai kan?"

"Ah! Udah kok"

Amara menurunkan kaki kirinya sebagai penopang belum berdiri tegak tiba-tiba alvaro membawa nya lagi ke dalam gendongan.

"Gue bisa jalan sendiri, mending lo turunin gue aja deh"

Alvaro mengabaikan ucapan amara membawa nya keluar ruangan. Amara lebih memilih diam dan memperhatikan jalanan saat alvaro mengantarkan nya pulang tapi belum sampai rumah alvaro berhenti di sebuah cafe.

"Gue laper , kita makan dulu"alvaro membuka pintu mobil amara

"Nggak usah di gendong , lo bantu gue jalan aja"

Alvaro tampak menghela nafas bukannya tidak mau membantu amara tapi menggendong gadis ini sepertinya lebih cepat.

Amara berjalan sangat pelan dibantu alvaro memasuki cafe mereka sempat menjadi perhatian terlebih lagi melihat wajah tampan alvaro yang sedang membantu amara membuat perempuan di dalam cafe itu senyum-senyum sendiri.

Amara dan alvaro makan dalam diam amara terus memperhatikan lelaki didepan nya sepertinya alvaro memang lapar terlihat dari cara nya makan. Amara memalingkan wajah nya saat alvaro menatapnya.

Sesudah makan alvaro mengantarkan amara pulang sebelum itu mereka sempat berdebat karena alvaro ingin membawa amara pulang kerumah nya yang ditentang habis-habisan sebenarnya salah amara memang kenapa dia mengatakan bahwa dia sendirian dirumah dan amara beralasan lisa yang akan menemaninya dirumah dan akhirnya disetujui alvaro.




Sorry banget 🙏 baru update

Sorry kalo ngaada feelnya 😅
Ini ketik tanpa revisi jadi typo bertebaran 😅 jangan lupa vote and comment ye😚 sampai ketemu next part 😉

King And Queen ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang