Bab. 16

33K 1.8K 15
                                    

Rista memperhatikan pemandangan di depannya, ini bukan kali pertama lelaki itu berinteraksi dengan Syifa. Saat Weekend dimas memang selalu menghabiskan waktu bersama anaknya, dari memandikannya, menggantikan Pampers, menyuapi, mengajaknya bicara sampai tidur bersama Syifa. Sementara ia hanya bisa menonton dari jarak yang cukup aman, hingga Dimas tidak menyadari keberadaannya.

Namun Rista salah, Dimas selalu memperhatikan gerak-geriknya lewat ekor mata lelaki itu. Beberapa Minggu yang lalu, ia sempat memergoki istrinya yang diam-diam memotretnya dengan syifa. Dimas akan berpura-pura tidak melihat, ia juga tak tau apa yang ingin di lakukan Rista saat itu.

Minggu lalu Rista memang mengupload foto Dimas dan Syifa ke Instagram miliknya, berbagai komentar datang silih berganti termaksud komentar pedas dari orang-orang yang tidak menyukainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minggu lalu Rista memang mengupload foto Dimas dan Syifa ke Instagram miliknya, berbagai komentar datang silih berganti termaksud komentar pedas dari orang-orang yang tidak menyukainya. Komentar yang mengatakan dirinya hamil di luar nikah.

Gila saja memangnya mereka pernah melihat perutnya melendung?
Tentu saja Rista tidak ambil pusing akan hal seperti itu​, percuma saja mengatakan hal yang sebenarnya toh mereka bukan siapa-siapa.

Tring..

Rista terkejut saat terdengar suara notifikasi dari ponselnya, gadis itu membuka aplikasi Instagram yang ternyata ada sebuah pesan yang di kirim untuknya.

Mata Rista terbelalak saat melihat akun dengan nama Ridwan yang mengirimkannya pesan.

*****

Wanita itu berjalan memasuki lift, banyak lelaki mata keranjang menatapnya lapar dan memuja. Mereka bahkan tak segan untuk bersiul menggoda.

Ting..

Pintu lift terbuka di lantai teratas gedung perkantoran itu, lantai yang hanya bisa di masuki orang-orang berkepentingan saja.

"Selamat pagi Bu intan" sapa seorang wanita di lantai itu, wanita bernama intan itu bukan pertama kalinya datang ke kantor. Puluhan kali intan datang ke kantor, dan saat pertama wanita itu di usir. Pemilik ruangan bahkan menolak menemuinya, namun intan tetap memaksa dan akhirnya Di biarkan saja.

"Pagi, Dimas di ruangannya kan?" Tanya wanita itu tanpa basa-basi.

Wanita di lantai itu yang ternyata sekertarisnya mengangguk, dan ia bersiap untuk memberitahu atasannya itu melalui interkom.

"Tidak perlu" wanita berpenampilan seksi itu, membuka pintu ruangan tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

"Tidak perlu" wanita berpenampilan seksi itu, membuka pintu ruangan tanpa mengetuknya terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ada apa saras? Memangnya kau tidak bisa mengetuk pintu terlebih dulu." Tegur Dimas tanpa mengalihkan perhatiannya dari laptop.

"Sayang, ini aku." Ucap intan dengan nada menggoda.

"Kau! Mau apa kesini?" Geram lelaki itu, ia sebal menghadapi wanita tak tau malu di depannya.

Intan tak memperdulikan tatapan mengintimidasi Dimas, wanita itu justru perlahan berjalan mendekatinya.

"Aku ingin mengajakmu makan siang." Jawab wanita itu enteng.

"Aku sibuk, kau pergilah." Ketus Dimas yang kembali di acuhkan intan.

"Ayolah Brian, kau ingin jika aku mengatakan rahasia kita pada istrimu?" Intan tersenyum memperingati, dan bagai kerbau yang dicocok hidungnya, Dimas hanya bisa pasrah.

Sial wanita ini benar-benar ular

*****

Rista berusaha menghubungi nomor dimas, yang ternyata hanya di jawab suara operator.

"Kak, hari ini rista ijin bertemu kak Ridwan untuk menyelesaikan masalah. Rista coba telpon kakak untuk pergi bersama, tapi nomer kakak tidak bisa di hubungi. Rista juga ijin membawa Syifa, karena bik sumi tidak di rumah, bibik ijin pulang cepat." Lalu Rista mengirim pesan itu, dan berharap suaminya tidak marah padanya.

Gadis itu menggendong Syifa dengan hati-hati, lalu pergi ke tempat mereka janji bertemu.

*****

Dimas dan intan memutuskan makan siang di restauran dekat kantor, lelaki itu sebenarnya merasa malas tapi wanita di depannya selalu bisa mengancamnya.

"Ouh bukankah itu istri dan anakmu? Sedang apa mereka di sini?" Dari kejauhan intan melihat sosok Rista, yang sedang menggendong seorang bayi.

Dimas mengikuti arah pandang intan, dan matanya menangkap sosok istri dan anaknya. Lelaki itu ingin menghampiri mereka, namun niatnya kembali di urungkan, saat melihat seorang lelaki menghampiri mereka dan mempersilahkan rista duduk.

Rahang Dimas mengetat, dengan mengepalkan tangan sampai buku jarinya memutih. Dimas hafal betul sosok lelaki itu, ia adalah Ridwan. Mantan kekasih istrinya.
Tidak! Bahkan mereka belum memutuskan hubungan, mereka masih berstatus sepasang kekasih.

Lelaki itu marah sekali dan merasa di khianati.

*****

Tiit..Tiitt..Titt

Rista tersenyum sumringah, tidak biasanya Dimas pulang cepat. Apa karena kerjaannya sedang tidak banyak.

"Kakak, udah pulang. Mau Rista buatkan jus?" Rista tersenyum secerah matahari, menyambut kedatangan suaminya. Namun Dimas justru membalasnya dengan tatapan tajam bercampur marah.

"Sudah puas kencannya?" Sindir lelaki itu saat Rista ingin berjalan ke arah dapur.

"Kencan?" Gadis itu membeo, ia sungguh tak mengerti arah pembicaraan Dimas.

"Lain kali jika ingin bertemu dengan kekasihmu, jangan pernah membawa Syifa. Dia anakku bukan anakmu." Tekan Dimas pedas.

"M-maksud kakak?" Tanya Rista antara bingung dan takut, karena Dimas mengeluarkan aura yang sangat menyeramkan.

"Biar ku perjelas, sedang apa kau tadi siang di restauran? apa kau lupa siapa dirimu sekarang? Apa kau tidak malu bertemu dengan lelaki lain di belakang suamimu?" Cecar Dimas emosi, sementara air mata Rista sudah tak terbendung lagi.

Ia tak terima Dimas menyalahkan dan menuduhnya, Rista bahkan sudah meminta ijin pada Dimas melalui pesan untuk bertemu Ridwan, lalu dimana letak kesalahannya?

Sebenarnya Dimas merasa tak tega, melihat Rista yang sudah menangis sesenggukan. Tapi ia sudah mengeraskan hati, untuk memberi Rista peringatan tentang statusnya saat ini.

"K-kakak salah paham, hiks.. s-sebenernya Rista sudah menelpon. Hikss..Tapi nomer ka-kak gak aktif, hiks..Ri-sta juga udah kirim pesan, hiks..Hiks.. k-kalo Rista ajak syifa buat ketemu kak rid-wan. Hikss..." Gadis itu berlari ke arah kamar tamu, ia merasa kecewa pada Dimas.

Sepeninggalan Rista, lelaki itu mengecek ponselnya, dan menyadari bahwa ponselnya sengaja ia matikan untuk menghindari intan. Begitu ponsel menyala, puluhan panggilan dari istrinya terlihat di layar beserta satu pesan panjang darinya.

Kau bodoh Dimas

_tbc_

Because Of You (Cerita lengkap di karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang