Ch 1 - Kepergian

11.4K 949 154
                                    

"Oppa, aku tidak bisa merasakan tubuhku lagi."

"Jangan berkata seperti itu, jisoo. Kau akan baik-baik saja. Aku akan menuntut rumah sakit atas apa yang terjadi padamu."

Kata taehyung sedih.

"Aku bahkan tidak bisa menyusui anak kita untuk satu kali saja.."

"Jisoo.. Dokter bilang kau tidak boleh terlalu banyak bicara, nanti kau kelela-"

"Tolong rawatlah anak-anak bersama jimin."

"Kau ini bicara apa.. Huks.. Jangan membicarakan hal-hal yang buruk.."

"Ini tidak buruk, oppa. Aku ingin kau menikahi adikku."

"Tidak, jisoo."

"Oppa, kumohon. Aku takkan pernah tenang untuk meninggalkan kalian tanpa kau yang berjanji untuk bersumpah sehidup semati dengan jiminie."

"Tapi, jisoo.."

Taehyung melirik jimin yang ada disebelahnya dengan tatapan tidak suka. Hanya jika jisoo tidak pernah mendonorkan satu ginjalnya untuk jimin maka dia mungkin akan baik-baik saja sekarang ini.

Tapi, tatapan jisoo pada jimin sangat berbeda. Dia menatap adiknya dengan sendu.

'Maafkan noona, jimin. Noona begitu egois untuk menginginkanmu hidup bersama dengan keluarga noona. Padahal noona tahu kalau kau akan menerima lamaran Jungkook minggu lalu.. Tapi.. Sungguh jimin.. Maafkan noona yang tidak peduli akan kebahagianmu.. Noona hanya tidak ingin kakak iparmu itu bersanding dengan orang lain..'

Kata jisoo dalam hati. Sebelum kemudian malaikat pencabut nyawa datang kepadanya tepat setelah taehyung mengatakan..

"Baiklah, aku akan menikahi jimin untukmu."

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Kau senang kan?"

"Hyung, aku-"

"Pergi kau dari kamarku."

"Tapi, hyung. Aku belum-"

"Pergi!!!"

Jimin takut mendengar bentakkan taehyung padanya. Karena itu dengan tuxedo putihnya, dia mulai beranjak pergi dari kamar itu.

'Jungkook.. Maafkan aku...'

Kata jimin yang menangis dibalik pintu kamar pengantinnya.

Masih jelas dalam ingatannya bagaimana tatapan jungkook waktu dia duduk di salah kursi tamu yang diundang di gereja tadi.

'Kuharap kau akan menemukan orang yang bisa membuatmu selalu bahagia. Lebih dari itu, semoga dia disukai oleh ayah dan ibumu.'

Doa jimin. Dia sangat sedih menerima banyak kenyataan pahit dalam hidupnya. Sebab bukan hanya melepaskan jungkook. Tapi juga karena menikah dengan orang yang jelas-jelas begitu membenci dirinya.

Sejak kecil jimin dan kakaknya sudah hidup di panti asuhan karena kedua orang tuanya menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat.

Jimin kecil begitu lucu sehingga ada banyak keluarga yang sangat ingin mengadopsinya. Tapi kakaknya selalu berteriak-teriak dan mencegah jimin pergi dari sisinya.

[End] Turun RanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang