"Mau kemana?"
Jimin tidak menjawab. Dia tetap memasukkan semua pakaiannya kedalam koper berukuran sedang.
"Ji-"
"Kau jangan khawatir, aku akan memberikan anak ini padamu nanti. Aku hanya tidak bisa tinggal disini lagi bersamamu."
'Kenapa dia tidak memanggilku hyung?'
"Jimin.. aku minta maaf kalau selama ini aku membuatmu terluka. Tapi, jimin.. Aku sebenarnya-"
Jimin tidak tahu bagaimana bisa dia tidak tersentuh sama sekali dengan permintaan maaf taehyung. Sepertinya dia sudah bulat untuk menyerah dalam belajar mencintai taehyung.
"Impianmu adalah memiliki empat orang anak bukan? Kalau aku tinggal disini yang ada anakmu yang keempat bisa ikut terbunuh juga."
"Kenapa kau berkata seperti itu?!"
"Kau pembunuh, hyung."
"Katakan siapa yang kubu-"
"Jungkook!! Kau membunuh jungkook!!!"
"Memangnya apa yang kulakukan sampai dia terbunuh?!!"
"Kalau aku tidak harus menikahimu, jungkook tidak akan mati seperti itu!!"
"Memangnya kau pikir aku mau menikah denganmu?!"
"Kalau kau tidak mau kenapa kau bilang iya pada kakakku, bajingan!!"
Taehyung menatap tidak percaya pada jimin.
"Apa?!! Kau akan memukulku eoh?? Ayo pukul!! Pukul aku!!!"
Jimin membawa kedua tangan taehyung ke pipinya. Menyuruhnya untuk melayangkan tamparan seperti biasanya. Tapi taehyung menghempaskan tangan jimin, dan memalingkan wajahnya.
"Kau harus tahu, jimin.. Aku begitu bahagia untuk bisa menikahimu. Aku membohongi diriku sendiri dan bersikap seolah-seolah aku tidak mau melakukannya didepan jisoo.."
Sekarang jimin yang tidak percaya pada apa yang didengarnya barusan.
"Kau gila, hyung."
"Kau boleh berfikir apa saja tentangku, jimin. Tapi aku berani bersumpah, cinta yang kumiliki padamu bukanlah perasaan cinta yang kuberikan pada adik perempuanku park jisoo. Hanya kaulah yang kucintai sebagai teman hidupku, kim jimin."
"Apa yang kau katakan ini?!! Beraninya kau mengkhianati kakakku saat dia sudah tidak ada di du-"
"Aku tidak pernah mencintainya!! Aku kagum padanya, hanya itu saja."
"Kalau kau hanya kagum lalu kenapa kau bisa memiliki begitu banyak anak dari kakakku!!"
"Dia sendiri yang memaksaku untuk menyetujuinya melakukan proses bayi tabung. Aku tidak pernah tidur dengannya barang sekali pun, jimin.. Kasur ini.."
Tunjuk taehyung pada ranjang mereka.
"Kasur ini hanya kutiduri bersamamu. Selama ini, jisoo lah yang tidur di kasur ini sendirian. Dan aku akan tertidur di sofa sana."
Kata taehyung sambil mengarahkan telunjuknya ke sofa dekat ranjang mereka.
"Kau bohong!!"
"Aku tidak berbohong.."
Jimin tahu itu. Dia tahu kalau taehyung berkata jujur padanya. Tapi dia hanya mencoba untuk meyakinkan hatinya, kalau semua itu tidak benar. Karena dia sangat sedih dan tidak bisa membayangkan bagaimana kakaknya melewati hari-harinya sebagai seorang istri untuk taehyung selama dia hidup di dunia ini. Kakaknya pasti sangat sakit hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Turun Ranjang
Fiksi PenggemarPermintaan terakhir jisoo sebelum meninggal adalah sebuah pernikahan antara suaminya dengan adik kandungnya sendiri yang bernama Park Jimin. Taehyung yang sangat mencintai jisoo kesulitan dalam menerima jimin sebagai penggantinya sehingga seringkali...