Jimin baru saja menyalakan lampu kamarnya, ketika seseorang menarik tubuhnya untuk berbalik dan menabrakan punggungnya ke pintu.
"Dari mana kau?!"
Jimin takut melihat taehyung. Kenapa dia selalu saja marah padanya.
"Aku-"
"Kau pergi dengan mantan pacarmu itu kan?!"
"Aku hanya sebentar berada disana."
"Lalu kenapa jam segini kau baru pulang?!"
"A-a-aku membawa anak-anak dulu ke rumah ibu, hyung."
"Membawa mereka pulang, kau butuh waktu berjam-jam?!!"
"Ayah sakit, hyung. Jadi aku memasakan makanan untuk-"
"Disana ada banyak pembantu!! Kenapa kau lebih suka menghabiskan waktumu untuk cari perhatian pada ayah dan ibuku, sementara aku kelaparan di rumah!!"
"Tapi hyung kan tidak pernah memakan masakanku.."
Cicit jimin, dan itu membuat taehyung kembali membentaknya.
"Kalau si brengsek itu tidak memukuliku sampai seperti ini, aku bisa saja beli makanan di luar!! Tapi lihat wajahku ini!!!"
"H-h-hyung kan bisa menggunakan jasa deliver-"
"Kalau begitu kenapa aku harus repot-repot punya istri huh?!! Dasar kau tidak berguna!!"
Taehyung menarik tubuh jimin dan menghempaskannya ke ranjang mereka.
"Hiks.. Hiks.. Hyung.. Maaf.. Hiks.."
Taehyung mendekati tubuh jimin sambil melepaskan sabuk yang dipakainya.
"Bagaimana kalau kubuat kau tidak bisa berjalan, dengan begitu kau akan tetap berada di rumah."
"H-h-hyung ... Hiks.. Jangan.. Hiks.. Hiks.. Aku sedang ha-"
"Aku tahu itu!! Kau tidak perlu khawatir karena ini tidak akan menyakiti anakku sama sekali."
Kata taehyung, mulai menggulung sebagian kecil sabuk itu dikepalan tangannya. Dia menyisakan banyak sekali panjang dari sisa sabuknya untuk memberikan jimin pelajaran.
Sebenarnya taehyung tidak berniat untuk mencabuki jimin. Dia bahkan ingin meminta maaf atas apa yang dilakukannya tadi siang. Hanya saja, melihat jejak kemerahan disepanjang leher jimin, entah kenapa tiba-tiba saja membuat taehyung begitu marah.
Taehyung tidak tuli untuk mendengar ketukan di pintu kamarnya. Itu pasti namjoon dan hoseok. Mereka sudah jelas mendengar bagaimana jimin berteriak bersamaan dengan cambukan-cambukan yang dia berikan dibagian bawah tubuh jimin.
Dia tidak peduli mau seperti apapun jimin memohon ampun padanya untuk berhenti. Karena walaupun jimin sudah meringkuk kesakitan taehyung tidak menghentikan penganiayaan yang dilakukannya.
Barulah setelah suara seokjin terdengar, dia menjatuhkan sabuk itu. Dan membiarkan jimin berhenti beringsut di sudut ruangan.
Taehyung cemburu. Dia tidak ingin melihat jimin dekat dengan siapapun selain dirinya. Karena itu dia begitu tega mengejar kemana pun jimin menghindar ketika dia mencambukinya. Dari kasur, tempat dimana dia melepaskan celana jimin dengan kasar agar sabuknya bisa menyentuh langsung kulit istrinya itu.. Sampai ke sudut kamar dimana jimin meringkuk tak berdaya dengan lelehan air mata dan rasa sakit yang sudah tidak bisa ditahannya lagi.
"Dengar ini, jimin. Kau tidak boleh menemui siapapun tanpa seizinku. Mulai besok aku akan memperkerjakan banyak orang agar kau tidak punya kesempatan untuk berpaling dariku."
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Turun Ranjang
FanfictionPermintaan terakhir jisoo sebelum meninggal adalah sebuah pernikahan antara suaminya dengan adik kandungnya sendiri yang bernama Park Jimin. Taehyung yang sangat mencintai jisoo kesulitan dalam menerima jimin sebagai penggantinya sehingga seringkali...