-----------------------------------------------------
Mian, karena galau ini tidak hilang-hilang..
Doakan nilai remed(?) emak besar.. sebesar kepunyaaan(?) tae dan kuki.. atau minimal sebesar jibooty sadjah sudah tdjukup(?), *biar ff ini ada bahagianya walaupun cuma sedikit(?)
T_T
...Selamat menangis...
Eh
..... Selamat membaca .....
------------------------------------------------------
_Vmin_
Taehyung menampar jimin sebelum menghempaskannya ke lantai.
"Apa kubilang soal jangan pernah datang ke kantorku!!"
"Hiks.. Hiks.. Hyung.. Aku hanya ingin memberikan dokumenmu yang ketinggalan.. Hiks.. Hiks.."
"Apa kau tidak dengar itu?!! Kau tidak dengar apa yang pegaiwaku bicarakan tentangku eoh?!!"
"A-a-aku hiks.. Aku-arghh!!"
Taehyung menarik rambut jimin dan mengatakan persis seperti apa yang para karyawannya katakan.
"Enak sekali Tuan kim menikah dengan adik dari istrinya sendiri. Dia pasti merasa sudah berjasa karena telah memungut mereka berdua. Tapi sepertinya adiknya nyonya jisoo terpaksa melakukannya. Lihat saja badannya sekarang kurus kering setelah kakaknya meninggal."
"M-maafkan aku, hyung-argh sakit, hyung!!"
Taehyung menjedotkan kepala jimin ke meja kantornya lalu menendang dan memukul wajahnya.
Terus seperti itu sampai dia puas melakukannya. Dan menyuruh jimin untuk pergi meninggalkan ruangannya.
Jimin berlari dari sana dengan kaki terpincang-pincang. Tapi dia tetap berusaha menyembunyikan wajahnya di balik tudung hoodie yang dipakainya agar orang-orang tidak melihat bekas-bekas pukulan yang diberikan taehyung. Bagaimana pun jimin tidak ingin gosip buruk mengenai suaminya semakin bertambah parah.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Eomma, kenapa wajah eomma telluka?"
Tanya hoseok. Dia menjatuhkan boneka kudanya, saat jimin datang ke kamarnya dan namjoon.
Jimin tidak menjawab, dia hanya bisa menangis dan membawa hoseok kedalam pelukannya.
Kenapa taehyung harus memukulnya dibagian wajah. Padahal dia sudah memohon sambil memeluk-meluk kaki suaminya itu untuk tidak meninggalkan bekas luka apapun diwajahnya.
Sungguh, jimin hanya tidak ingin anak-anak melihatnya terluka. Selain karena mereka akan sedih, jimin juga selalu dilanda kebingungan untuk menjelaskan penyebab dari luka yang didapatkannya itu.
'Aku sudah tidak tahan lagi, noona.. Maafkan aku..'
Jimin melepaskan pelukannya, lalu pergi ke kamarnya untuk mengambil beberapa pakaian.
"Kenapa eomma memasukkan baju ke tas? Apa kita akan libulan?"
Tanya hoseok, rupanya dia mengikuti jimin ke kamar tadi.
"Eomma, kenapa tidak menjawab hosiki?"
Tanya hoseok sambil mencebikkan bibirnya dan membuat ekspresi yang sedih. Tapi jimin tetap tidak menghiraukan pertanyaan hoseok. Dia takut, jika dia membuka mulutnya, maka isakan akan kembali keluar dan berakhir dengan hoseok yang akan ikut menangis bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Turun Ranjang
FanficPermintaan terakhir jisoo sebelum meninggal adalah sebuah pernikahan antara suaminya dengan adik kandungnya sendiri yang bernama Park Jimin. Taehyung yang sangat mencintai jisoo kesulitan dalam menerima jimin sebagai penggantinya sehingga seringkali...