3

679 132 31
                                    

"Halo, dengan Think Coffee di sini. Ada yang bisa kami bantu?"

"Tolong benerin genteng gue, dong."

"Hah?"

"Bercanda. Habisnya kalo lo nawarin bantuan, gue bakal jawab gitu."

"Gentengnya bocor, ya?"

"Iya. Harus pake pembalut."

" ... "

"Pembalut genteng maksud gue, bukan pembalut buat cewek."

"Emang ada gitu?"

"Sekali-kali jangan kerja di kafe, kerja noh di toko bangunan. Bakalan tau."

"Seumur hidup, saya baru denger ada pembalut genteng masa."

"Yaiyalah. Orang gue cuma ngarang."

"Dih."

"Lagi apa?"

"Kerja."

"Kok telponan sama gue?"

"Karenaㅡini kerjaan saya! Dan Anda kok gak mesen-mesen, sih? Orang Anda yang nelpon juga!"

"Wah, gue mencium adanya tanda seru dalam kalimat lo, nih. Sopan ya sama gue, gue ini pembeli, dan pembeli adalah raja. Layani gue sepuasnya, dong!"

"Apaan, orang Anda juga belum beli-beli!"

"Gue mau, nih, gue mau!"

"Ya, cepet, dong. Mau pesen apa?"

"Fried rice."

"Mulai, deh, mulai."

"Steak."

"Mas!"

"Anjir, gue dipanggil mas."

"Serius, nih, mau pesen apa? Kalau main-main terus saya bakal tutup telponnya."

"Lo mau gue aduin ke bos lo, nih?"

"Kemarin juga Anda bilang gitu, tapi saya belum dimarahin bos, tuh."

"Wah, nantangin."

"Mau pesen gak?"

"Gak, ah. Gak ada duit."

Tut tut tut.

"TERUS NGAPAIN NELPON THINK COFFEE!!?"

Think CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang