"Halㅡ"
"Heh, kemarin gue pesen Caramel Machiato kok gak dikirim-kirim? Lo gimana, sih? Giliran gue gak mesen, lo nyinyir, gue pesen pun malah gak lo kirim! Bener-bener pelayanan yang gak memuaskan, nih!"
"Wah, Maaf atas pelayanan kami yang tidak memuaskan. Mungkin Anda bisa memberitahu kami siapa yang kemaㅡ"
"Tunggu, lo siapa, sih? Formal amat."
"Oh, saya Judy, salah satu karyawan Think Coffee."
"Cewek yang biasa nerima telpon mana?"
"Aah, dia sedang cuti hari ini. Ada keperluan keluarga katanya."
"Cutinya berapa lama?"
"Hanya hari ini."
"Ooh."
"Jadi dia yangㅡ"
"Eh, enggak-enggak, dia ngelayanin gue dengan baik, kok. Sori tadi gue cuma ngeprank."
" ... "
" ... "
"Anda mau pesan?"
"Gaia jomblo gak, sih?"
"Apa?"
"Gaia punya pacar gak?"
"Ah, Gaia, ya ... setau saya mah enggak."
"Hm, bener dugaan gue. Oke, gue pesen satu cup Caramel Macchiato, gak pake lama, dan ... awas aja kalau lo bilang-bilang ke Gaia tentang gue!"
"Aㅡ"
Tut tut tut.
"Alamatnya...?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Think Coffee
Short Story[DIALOGUE STORY] "Halo, dengan Think Coffee di sini. Ada yang bisa kami bantu?" "Masih gak berubah ternyata." "Halo, dengan Think Coffee di sini. Kalau tidak order tidak perlu menelpon." "Anjir." ㅡ Copyright, Nadhivah 2017.
