Seminggu telah berlalu, hari itu aku pulang larut malam seperti seminggu sebelumnya belum aku sampai dirumah hujan turun,karena ditas ku ada laptop jadi dengan terburu-buru aku berteduh didepan toko-toko yang sudah tutup.
Tak disangka hujan ini mempertemukan aku dengan dirinya. Dirinya yang seminggu lalu membuatku jatuh hati padanya dia berjalan ke arah ku, dengan rasa senang dan juga gugup aku memandanginya.
dia tersenyum dan berkata
“akhirnya saya ketemu juga sama kamu”dengan senyum yang gemetar aku membalas senyumnya.
“ini payung yang seminggu lalu kamu berikan ke saya, maaf yah saya mengembalikannya agak lama karna waktu itu saya lupa menanyakan nomer rumah mu jadi saya tidak bisa menemukan rumah kamu”
“iyah ga apa-apa ko, ga dikembalikan juga ga apa-apa” balas ku.
Sambil menunggu hujan rendah aku mengobrol dengannya
“kebetulan sekali yah kita bisa bertemu lagi di tempat yang sama”
lalu dia menjawab denga suara lembutnya “ah.. ini bukan kebetulan, memang setiap jam segini saya nugguin kamu pulang didepan toko ini tapi baru sekarang kita bertemu” “
"benarkah? Serius?" Dengan kaget aku bertanya,“iyah serius”
“wahhhh”
“ kenapa?” tanya dia penasaran.
“ah tidak, niatnya saya ingin membantu mu malah jadi merepotkan mu”
“tidak,ini tidak merepotkan saya sama sekali,tapi untung kita bertemu lagi dengan cepat kalo tidak setiap malam aku akan menunggu mu didepan toko ini”
“seharusnya kamu simpan saja payungnya”
dengan senyumnya lagi dia membalasnya.
aku sangat senang malam itu tak disangka laki-laki yang tidak bisa kulupakan sejak minggu lalu itu ada didepan ku.
sambil menyodorkan tangannya dia memeperkenalankan diri
“oh yah,, saya zafran nama kamu siapa? dari tadi kita mengobrol tapi belum kenalan”.Aku berusaha untuk tidak terlihat gemetar dan gugup lalu aku menggemkan tangannya untuk yang pertama kalinya
“zainaf pake f yang bukan p tapi biasanya dipanggilnya zain”Kali ini dengan sedikit tertawa dia membalasnya “ah...zainaf bukan zainap”.
Malam itu aku tak bisa mengontrol raut wajah ku karena terlalu senangnya bertemu dia. Sepertinya malam itu aku mendadak terkena diabetes karena senyum manisnya itu.
Setelah sekitar dua 15 menit kami mengobrol dan saling tukar nomor telpon aku kembali kerumah dengan senyum yang tidak bisa henti-hentinya aku tunjukkan, kadangkala aku tertawa kecil sendirian karena terlalu senangnya berkenalan dengan dia “zafran” .
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan malam itu
Romancesebuah pertemuan di bawah derasnya hujan malam itu,y ang membuat seorang gadis jatuh hati pada sosok laki-laki dingin, sedingin malam itu Zafran si laki-laki tampan yang dingin tiba-tiba merasa dirinya sudah jatuh hati kepada seorang perempuan berna...