"Gimana Zen? Ada informasi tentang dia?" tanya Ferrel. Adik dari Ryan itu datang berkunjung.
Ryan mengambil dan menyeruput kopi nya.
Laki-laki itu menghela nafas panjang dan meletakkan cangkir berisi kopi tadi. "Belum, aku gak tau dimana dan gimana keadaan nya sekarang."
"Kamu harus cari dia secepatnya. Bisa bahaya kalo 'mereka' ketemu!"
Ryan mengangguk. Memang bahaya kalau 'mereka' sampai bertemu.▫◻▫◻▫
"Eh... Al, gue boleh nanya gak?" Alfrio menoleh dengan mulut penuh camilan. Padahal tujuan pertama mereka adalah perpustakaan tapi, malah berakhir di kantin.
"Nhanya apha?"
"Abisin dulu napa?" Alfrio mengangguk dan meneguk segelas lemon tea yang tadi ia pesan.
"Nanya apa?" Aldra menghela nafas dan menggeleng-geleng kan kepalanya saat menatap Alfrio. "Lo celemotan,"
Cewek itu mengambil tisue dan mengelap sekitar bibir Alfrio. "Ganteng tapi, jorok. Gimana sih lo?"
"Gak pa-pa yang penting ganteng."
"Dih. Ngaca napa?"
"Lah, tadi lo bilang gue ganteng. Gimana sih lo? "
"Berarti gue salah ngomong."
"Labil lo. Gue ganteng gini kok."
"Beneran gak punya kaca di rumah?"
"Lah emang gue ganteng. Gak percaya? Liat tuh... " Alfrio menunjuk segerombolan siswi yang sedang menatap ke arahnya. Alfrio tersenyum dan melambaikan tangan ke arah gerombolan siswi itu, seketika suasana menjadi ramai karena sorakan beberapa siswi.
"Dia ngelambai ke arah gue, OMG!"
"Ahelah baru juga di lambain, gue dong di senyumin."
"Gue yang di senyumin, bego."
"Apaan? Nyatanya daritadi Alfrio ngeliatin gue kok! Lo semua aja yang pada ge-er."
Aldra menutup telinga nya. Dia tidak suka keributan. Cewek itu menatap Alfrio yang sedang tersenyum penuh arti padanya.
"Liat kan? Fans gue banyak."
"Iya banyak, banyak bacotnya."
◻▫◻▫◻
"Jadi, 12x + (-8) - 2x = 0 hasilnya... "
Tok... Tok...
"Assalamu'alaikum... " semua siswa kelas XI-B menoleh ke asal suara dan menjawab salam bersamaan.
"Wa'alaikumsalam... " ucap semua siswa serentak. "Permisi bu... " beberapa siswa senior memasuki kelas XI-B. Aldra menatap salah satu dari senior-senior yang memasuki kelas nya. 'Ketua ekskul basket!' gumam Aldra.
"Anu bu... Maaf saya mengganggu, bu. Saya dan teman-teman saya disini ingin mem-promosikan sebuah ekskul."
"Oh... Boleh, nak. Silakan... "
"Perkenalkan nama saya Ervan, ketua ekskul basket. Saya disini mewakili teman-teman saya untuk mem-promosikan ekskul basket. Apa ada yang berminat?" jelas senior yang bernama Ervan tadi.
Selain ketua dari ekskul basket, Ervan juga populer di kalangan siswi SMA nya. Selain karena ketampanan nya, dia juga ramah kepada siapa pun. Baik yang di kenal maupun yang tidak ia kenali. Tidak heran banyak siswi yang jatuh hati kepadanya.
"Eh... Al ikut, yok?" Alfrio berbalik, menatap Aldra. "Al?"
Aldra tak menjawab ucapan Alfrio. Pandangan nya terfokus pada Ervan di depan. Sesekali Aldra tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret'
Teen FictionBertemu denganmu adalah sebuah kesalahan. Mencintaimu adalah sebuah luka. Membiarkan perasaan ini berlanjut adalah sebuah dosa. Jika saja rahasia itu tidak terungkap, maka kita pasti bisa berjalan lebih jauh, 'kan? Tapi, pada akhirnya kita disini. T...