"Lo ngapain kesini?" tanya Alfrio kesal. Liora hanya tersenyum manis.
"Hai! Kamu yang namanya Aldra, 'kan?" tanya Liora pada Aldra yang memasang tampang o'on karena tak mengerti keadaan.
"Lo nyuekin gue?" tanya Alfrio kesal. Liora tersenyum manis pada Aldra dan Alfrio bergantian. Walaupun dibalas dengan tatapan sinis oleh cowok itu.
"Aldra, lo gak tau? Cowok yang lo ajak jalan ini sebenernya... pacar gue, loh!"
Alfrio tersentak mendengar ucapan Liora. "Maksud lo apa? Ngaku-ngaku pacar gue?" tanya Alfrio kesal. "Kan emang be-"
"Lo kan mantan Alfrio?" ucap Aldra membuat Liora membisu. Diam seribu bahasa. Cewek itu menatap Alfrio meminta penjelasan.
"Iya gue udah ceritain semua ke Aldra! Jadi yah sekalipun lo ngaku-ngaku jadi pacar gue... Itu gak ada gunanya."
Liora menggigit bibirnya kesal. "Kenapa... Kenapa lo begitu percaya sama dia yang baru lo kenal? Sedangkan gue? Gue udah kenal lama sama lo!" ucap Liora hampir menitikkan air mata. Entah itu pura-pura atau tulus.
"Karena gue yakin! Aldra gak bakal bikin gue kecewa. Dan yah lo pasti udah tau... Seseorang yang udah buat gue kecewa gak punya tempat lagi di hati gue. Lo tau kan? Kalo sampah udah dibuang... Gak bakal diambil lagi."
"Tapi gue punya alesan, Al... Lo harus den-"
"Sesuatu yang udah lalu itu pantes buat dilupain."
"Tapi, Al-"
"Gue gak punya waktu untuk ngederin alesan lo yang entah udah berapa kali lo jelasin itu. Ayo, Dra!"
Aldra mengangguk paham dan mengikuti Alfrio meninggalkan Liora dengan pipi basah karena air mata.
'Sialan!' batin Alfrio mengumpat. Dia sangat kesal. Tiba-tiba sebuah sentuhan membuat perasaannya menjadi sedikit tenang.
Aldra menggegam tangan Alfrio. Membuat cowok itu sedikit terkejut.
"Tenang... gue ada disini."
▫◽▫◽▫
"Kampret emang!" umpat Alfrio. Daritadi cowok itu hanya berjalan mondar-mandir tak tentu arah sambil mengatakan sesuatu yang hampir sama pengucapannya berulang kali. Bukan dia yang lelah tapi, cewek yang sedaritadi memperhatikan tingkahnya.
Cewek itu hanya bisa menghela nafas. Walaupun ia sudah membujuk nya untuk duduk telinga Alfrio seperti budeg. Tak mendengarkan sama sekali membuat Aldra hilang kesabaran.
"Rio! Duduk sini lo deh!" ucap Aldra sambil menepuk-nepuk tempat sebelahnya yang kosong.
Alfrio menoleh sebentar lalu kembali melanjutkan aktivitas nya yang tidak jelas. Entah apa yang ia kesal kan. Padahal ia hanya bertemu Liora. Cewek itu bahkan tidak membuat keributan lalu kenapa dia sampai sekesal ini?
"ALFRIO!" teriak Aldra. Membuat cowok di depannya menutup telinga rapat-rapat.
"Apaan?!"
"Duduk lo sini! Gue pusing ngeliat lo mondar-mandir gak jelas kek gitu."
Takut dirinya diamuk masa, cowok itu pun langsung menuruti kemauan Aldra.
"Lo kenapa sih? Padahal Liona itu cuma dateng dan... Dia gak ngelakuin hal yang aneh-aneh ke lo. Kenapa lo jadi... Gelisah dan takut?"
Alfrio menggigit bibirnya. Rasanya jika bisa dia akan membunuh rasa benci itu. Tapi, tidak bisa.
"Aall..." Aldra mengguncang-guncangkan tubuh Alfrio membuat cowok itu menatapnya lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret'
Подростковая литератураBertemu denganmu adalah sebuah kesalahan. Mencintaimu adalah sebuah luka. Membiarkan perasaan ini berlanjut adalah sebuah dosa. Jika saja rahasia itu tidak terungkap, maka kita pasti bisa berjalan lebih jauh, 'kan? Tapi, pada akhirnya kita disini. T...