Tepat di saat mereka selesai menyiapkan semuanya, lelaki bernama Kun dan yang lain kembali ke rumah. Tentu pestanya berlangsung dengan sangat meriah di taman belakang dengan semua orang yang ikut bergabung dan tertawa bersama.
Tetapi tidak denganku, aku lebih memilih duduk sendiri di kursi dekat kolam renang dan melihat langit, sedikit jauh dari tempat mereka berada. Aku lebih menyukai ketenangan daripada keributan seperti tadi. .
.
.
.
.
.
.
.
"Kenapa kau di sini?" Ucap seseorang dari belakangku.
"Bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan disini, bukankah kau main-nya hari ini?" Tanyaku menatapnya.
Dia berjalan ke sebelahku, "Aku bosan berada di sana, lagipula tanpaku pestanya masih dapat berlangsung, bukan?"
"Apa aku boleh duduk di sini?" Tanyanya sambil menyodorkan sekaleng cola.
Aku meraih kaleng itu, "Untuk apa kau bertanya padaku? Ini rumahmu," ucapku kembali menatap langit malam.
Dia kemudian duduk di sebelahku dan ikut memandang langit, "Tapi mulai hari ini, tempat ini sudah menjadi rumahmu juga."
"Tapi kau sudah tinggal di sini lebih lama dariku."
Kami terjebak dalam keheningan, mungkin terlalu asik memandang langit yang dipenuhi bintang malam ini.
"Ngomong-ngomong, kau belum menjawab pertanyaanku tadi. Alasanmu berada di sini." Ucapnya menatapku.
"Aku....lebih suka sendirian."
"Ah,kalau begitu apa aku mengganggumu sekarang? Mianhae, kalau kau terganggu bilang saja, aku akan pindah tempat," ucapnya merasa bersalah.
Aku menoleh ke arahnya, "Sudah kubilang, kau tuan rumahnya. Kau tidak perlu memikirkanku."
"Tapi-"
"Sudahlah, selama suasana disini tetap tenang, aku tidak merasa terganggu."
Dia tersenyum menunjukkan lesung pipinya, "Aku Kun. Qian Kun," ucapnya mengulurkan tangan ke hadapanku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
