Chapter 14

912 77 13
                                    

" Ceraikan aku "

Kata Jihyo tenang dan pantas mengangkat kaki nya keluar dari bilik itu diikuti oleh Irene .

" Jihyo.. Oppa tak salah ! " jerit Jimin yang melihat Jihyo berjalan pergi .

Jimin menoleh ke belakang dan memandang Sunny  .

" Ni semua kerja kau kan ? Kau ingat kau perangkap aku macam ni aku akan kahwin ngan kau ? Semua tu takkan berlaku . Sampai mati aku takkan kahwin ngan perempuan murah macam kau ! "

Jimin mengutip pakaiannya yang berada di lantai dan memakai nya .

" Kau jangan tunjuk muka kau depan aku lagi kalau tak aku bunuh kau "

Jimin terus melangkah keluar untuk mengejar Jihyo .

" Kau salah . Kau akan jadi milik aku suatu hari nanti . Kalau kau tak dapat jadi milik aku , sebelum kau bunuh aku , aku yang bunuh korang berdua dulu "

Dalam perjalanan Jihyo dan Irene pulang ke rumah , Jihyo tidak berhenti menangis . Airmata yang jernih sudah membasahi pipinya .

Irene yang sedang memandu berasa simpati terhadap Jihyo . Irene faham keadaan Jihyo sekarang .

Irene memberi signal ke kiri dan memberhentikan keretanya di tepi jalan .

Irene memusing badan nya mengadap Jihyo .

" Jihyo.. aku faham perasaan kau . Aku harap kau tabah "

Jihyo meletakkan kepala nya di bahu Irene . Irene pula memeluk bahu Jihyo .

" Kau nangis lah sepuas puas nya . Kau lepaskan semua . Aku ada kat sini dengan kau "

Jihyo melepaskan semua airmata nya . Hatinya sangat sakit dengan kejadian tadi . Kalau ikutkan hatinya , dia mahu saja membunuh diri . Orang yang sangat dia cintai , sayangi dan memberikan kepercayaan sepenuh nya , kini sudah menghancurkan hatinya .

" Tuhan , sangat berat dugaan kau beri pada aku "

" Jangan risau , aku selalu ada dengan kau . Sekarang ni kita balik rumah aku dulu . Kau boleh tinggal dengan aku "

Irene memulakan pemanduan dan menuju ke rumahnya . Jihyo pula menyandar di pintu kereta sambil mengenangkan kisah tadi dan setitik demi setitik airmatanya jatuh lagi .

Pada waktu malam .

Jimin masih teringat tentang kejadian pagi tadi . Dia risau tentang Jihyo yang masih tidak pulang ke rumah . Sudah beratus kali Jimin menghubungi Jihyo tapi satu panggilan pun Jihyo tidak jawab .

Hati Jimin gelisah . Dia tidak boleh duduk dengan senang selagi tak dapat tengok Jihyo depan depan . Tentang kejadian tadi , dia langsung tak tahu apa apa . Yang dia ingat cuma perkara semalam , dia keluar dengan Sunny . Sunny bagitahu yang dia mengandung Jimin .

Jimin capai telefon miliknya dan mendail nombor Jihyo lagi . Mana tahu kali ini Jihyo terbuka hati nak angkat panggilan Jimin .

Nombor yang anda dail tidak dapat dihubungi . Sila cuba sebentar lagi . Tutt ..

" Off pula . Jihyo tolong lah . Oppa rindu Jihyo sangat sangat "

Jimin hendak mencari Jihyo di rumah kawannya , Irene tapi Jimin tidak tahu alamat rumah Irene .

" Appa omma ? Ishh takkan lah . Masak aku nanti kalau appa omma tahu "

Rumah Irene .

" Jihyo , jomlah makan . Kau tak makan dari pagi tadi lagi . Nanti perut kau masuk angin "

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 06, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Painful Marriage [ SJH + PJM ] Where stories live. Discover now